Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menurunkan 2.500 personel untuk mengawal pengamanan peringatan Hari Buruh atau "May Day" pada Rabu, 1 Mei 2019.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Selasa, mengatakan, sebanyak 2.500 personel itu merupakan gabungan dari lima polres, yakni Polrestabes Surabaya, Polresta Sidoarjo, Polres Pasuruan, Polres Mojokerto dan Polres Mojokerto Kota.

"Masing-masing Polres menurunkan sekitar 200 pengawalan. Ada lima polres, berarti ada 1.000 personel. Untuk Polrestabes Surabaya mengerahkan 1.000 personel dan Polda Jatim hanya 500 personel karena hanya membantu," ujarnya.

Barung menjelaskan, pengawalan akan dilakukan anggota polisi dari masing-masing polres hingga sampai di depan Gedung Negara Grahadi atau Tugu Pahlawan Surabaya.

Jika massa buruh dari Sidoarjo, kata dia, maka anggota dari Polresta Sidoarjo akan mengawal sampai ke Grahadi di Jalan Gubernur Suryo Surabaya.

Setelah massa sampai di Tugu Pahlawan, Polrestabes Surabaya juga akan menyambut dengan melakukan pengamanan di jalan, lalu bersama-sama melakukan pengamanan di Grahadi.

"Tetapi otoritas pengamanan di Grahadi tetap diberikan pada Polrestabes Surabaya. Nah, Polda Jatim mengkoordinir dua polres ini karena buruh datangnya dari sejumlah daerah," ucapnya.

Pengamanan, tak hanya dilakukan di Surabaya, tapi juga di daerah asal buruh, seperti jika buruh melakukan aksi demonstrasi di Mojokerto maka merupakan kewenangan dari Polres setempat untuk melakukan pengamanan.

Barung mengungkapkan, sesuai kesepakatan yang dibuat oleh federasi buruh di Jakarta bahwa peringatan Hari Buruh akan diselenggarakan di tempat "indoor", namun pihaknya akan tetap mengamankan aksi jika dilakukan di tempat terbuka.

"Kalaupun buruh berkegiatan di luar, entah itu di Tugu Pahlawan, di Grahadi atau di lapangan pasti akan kami beri pengamanan. Kami berharap saat buruh tiba di Grahadi atau di Tugu Pahlawan bisa berlangsung dengan aman dan tertib," katanya.

Ia juga berharap peringatan Hari Buruh tak hanya diisi dengan aksi demontrasi atau orasi tapi dilakukan kegiatan kesenian karena penyampaian aspirasi ke Gubernur Jatim bisa dilakukan dengan berbagai sarana.

"Apalagi sekarang informasi dan teknologi sudah canggih, jadi tinggal buat pernyataan dibuat video kemudian dikirim ke ibu Khofifah kan selesai,apalagi Bu Gubernur 'welcome' dengan sarana semacam itu," katanya.