Mataram (ANTARA) - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Barat diprediksi akan menggeser dominasi calon petahana DPD periode 2014-2019.

Dua wajah baru itu, yakni H Ahmad Sukisman Azmy dan Evi Apita Maya. Keduanya, dari sejumlah tabulasi suara para calon DPD RI selalu berada peringkat pertama dan kedua. Sementara, pada peringkat ketiga dan keempat masih saling berebut antara calon petahana, di antaranya Baiq Diyah Ratu Ganefi, Prof Farouk Muhammad dengan tiga pendatang baru lainnya, yakni H Irzani, Lalu Gede Syamsul Mujahidin dan mantan Ketua PGRI NTB H Ali Rahim.

Sedangkan, dua calon petahana lainnya, di antaranya, H Lalu Suhami Ismy dan Hj Robiatul Adawiyah, justru memiliki tren suara yang stagnan dengan selisih cukup jauh dari tujuh calon lainnya di atasnya.

"Dari data tabulasi yang kami miliki mencapai sekitar 60 persen hingga Minggu (28/4) malam, suara Ibu Evi Apita Maya sudah menembus angka 213 ribu. Itu artinya, persaingan calon DPD RI hanya menjadi milik calon kami dengan pak Ahmad Sukisman Azmy," ujar Liaison Officer (LO) atau pengubung kandidat calon DPD RI Evi Apita Maya, Marwan di Mataram, Selasa.

Ia menyebutkan, data yang sudah masuk ditabulasi perhitungan merupakan data yang bersumber dari form DA-1 yang tersebar di semua kecamatan di wilayah Pulau Lombok dan Sumbawa. Menurut Marwan, khusus Pulau Sumbawa tercatat data yang sudah mendekati angka 80 persen adalah di dua
kabupaten. Yakni, Dompu dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

"Data yang masuk, raihan suara kita di KSB berkisar 10 ribu, sementara di Dompu mencapai 21 ribu," ucapnya.

Marwan mengaku, kendati pleno rekapitulasi di Pulau Lombok belum rampung seluruhnya. Namun pihaknya telah memiliki gambaran raihan suara Evi Apita Maya dari form DA-1 yang dikumpulkan para saksi. Diantaranya, Kabupaten Lombok Barat mencapai sekitar 40 ribu, Lombok Timur dari 20 kecamatan yang ada sebagai gambaran data yang sudah di peroleh dari 12 kecamatan angkanya sudah menembus 40 ribu.

Selanjutnya, Kota Mataram angkanya sudah mencapai 17 ribu, Lombok Tengah belum semua kecamatan masuk tapi dari satu kecamatan data suara yang masuk mencapai 11 ribu, KLU mencapai suara 19 ribu.

"Sementara, Kabupaten Sumbawa belum full data masuk angka suara yang sudah diperoleh mencapai 30 ribu. Begitupun Kabupaten Bima angka sementara sudah mencapai 34 ribu dan Kota Bima angkanya baru sekitar 6 ribu suara," jelasnya.

Marwan menjelaskan, perlu mengklarifikasi data itu karena hingga kini banyak calon DPD RI yang mengklaim diri mereka unggul di berbagai media sosial selama ini. Padahal, informasi itu tidak benar alias simpang siur. Sebab, basis data yang mereka karena sejauh ini, masih sangat tidak berdasar.

"Kalau kami jelas, data perolehan suara kita by DA-1 yang diperoleh para saksi yang kita tempatkan di semua lokasi pleno rekapitulasi baik di kecamatan dan desa di semua wilayah NTB yang kita bagi dalam dua tim besar kewilayahan, yakni tim rekapitulasi Pulau Lombok dan Sumbawa," tegasnya.

Sementara itu, Evi Apita Maya mengaku, keberhasilannya mendulang suara signifikan pada pemilu 2019 kali ini, karena pihaknya telah membentuk tim kerja sejak setahun lalu. Di mana, tim yang dibentuk kebanyakan merupakan para generasi millenial yang direkrut khusus yang terpantau bekerja solid
dan masive di wilayahnya masing-masing.

"Memang kita jarang melakukan publikasi ke media terkait gerakan kita selama ini. Itu strategi, karena kita fokus pada gerakan menghimpun suara generasi millenial melalui diskusi rutin yang kita lakukan di kedai-kedai kopi yang biasanya menjadi tongkrongan para anak muda di NTB," ujarnya.