Pertemuan puncak Balkan desak dialog Serbia-Kosovo
30 April 2019 09:26 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat berbicara kepada para wartawan di sela-sela pertemuan para pemimpin negara-negara Balkan Barat di Kantor Kanselir di Berlin, Jerman, Kamis, 29/4/2019. (REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE)
Berlin, Jerman (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (29/4) mendesak Serbia dan Kosovo agar melanjutkan pembicaraan di tengah peningkatan ketegangan antara kedua negara Balkan tersebut.
Bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Macron mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan Balkan Barat, yang diprakarsai Prancis dan Jerman, akan membahas ketegangan Serbia-Kosovo, kestabilan di wilayah tersebut dan perspektif Uni Eropa mengenai semua negara itu.
"Kami ingin melihat dialog antara Serbia dan Kosovo dilanjutkan. Kami tak memiliki keinginan untuk mendikte penyelesaian apa pun buat Beograd dan Pristina," kata Macron. "Kami ingin melihat semua pilihan yang mungkin dan berusaha mengadakan pembahasan yang tak terlalu emosional."
Dialog yang difasilitasi Uni Eropa antara Serbia dan Kosovo telah dibekukan sejak November, setelah Beograd memprotes keputusan Pristina untuk menaikkan tarif atas semua barang dari Serbia.
Kanselir Jerman kembali menegaskan dukungan bagi perspektif Uni Eropa atas negara Balkan Barat.
"Demi kepentingan kita, demi kepentingan Eropa, untuk melihat perkembangan di wilayah ini," kata Merkel.
Merkel dan Macron menjadi tuan rumah para pemimpin negara Balkan Barat di Berlin, Jerman, untuk pertemuan puncak informal guna membahas kelanjutan dialog Serbia-Kosovo, masalah keamanan dan kerja sama ekonomi di wilayah tersebut.
Mereka mengundang Kroasia dan Slovenia, yang adalah anggota Uni Eropa, serta enam negara lain Balkan --Albania, Bosnia dan Herzegovina, Macedonia Utara, Kosovo, Serbia dan Montenegro. Keenam negara itu ingin bergabung dengan Uni Eropa tapi menghadapi bermacam penghalang politik dan ekonomi.
Gagasan Prancis-Jerman tersebut diluncurkan di tengah peningkatan kecaman sehubungan dengan pengaruh China di Balkan dan proyek ambisius negara itu, New Silk Road.
Kalangan politisi Prancis dan Jerman telah menyampaikan keraguan mengenai peningkatan kerja sama politik dan ekonomi antara negara Balkan Barat dan negara-negara utama di kawasan, seperti Rusia dan Turki, dalam beberapa tahun belakangan ini.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Balkan Barat belum siap bergabung dengan Uni Eropa
Baca juga: Macron dan Merkel siap ubah perjanjian UE bila perlu
Bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Macron mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan Balkan Barat, yang diprakarsai Prancis dan Jerman, akan membahas ketegangan Serbia-Kosovo, kestabilan di wilayah tersebut dan perspektif Uni Eropa mengenai semua negara itu.
"Kami ingin melihat dialog antara Serbia dan Kosovo dilanjutkan. Kami tak memiliki keinginan untuk mendikte penyelesaian apa pun buat Beograd dan Pristina," kata Macron. "Kami ingin melihat semua pilihan yang mungkin dan berusaha mengadakan pembahasan yang tak terlalu emosional."
Dialog yang difasilitasi Uni Eropa antara Serbia dan Kosovo telah dibekukan sejak November, setelah Beograd memprotes keputusan Pristina untuk menaikkan tarif atas semua barang dari Serbia.
Kanselir Jerman kembali menegaskan dukungan bagi perspektif Uni Eropa atas negara Balkan Barat.
"Demi kepentingan kita, demi kepentingan Eropa, untuk melihat perkembangan di wilayah ini," kata Merkel.
Merkel dan Macron menjadi tuan rumah para pemimpin negara Balkan Barat di Berlin, Jerman, untuk pertemuan puncak informal guna membahas kelanjutan dialog Serbia-Kosovo, masalah keamanan dan kerja sama ekonomi di wilayah tersebut.
Mereka mengundang Kroasia dan Slovenia, yang adalah anggota Uni Eropa, serta enam negara lain Balkan --Albania, Bosnia dan Herzegovina, Macedonia Utara, Kosovo, Serbia dan Montenegro. Keenam negara itu ingin bergabung dengan Uni Eropa tapi menghadapi bermacam penghalang politik dan ekonomi.
Gagasan Prancis-Jerman tersebut diluncurkan di tengah peningkatan kecaman sehubungan dengan pengaruh China di Balkan dan proyek ambisius negara itu, New Silk Road.
Kalangan politisi Prancis dan Jerman telah menyampaikan keraguan mengenai peningkatan kerja sama politik dan ekonomi antara negara Balkan Barat dan negara-negara utama di kawasan, seperti Rusia dan Turki, dalam beberapa tahun belakangan ini.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Balkan Barat belum siap bergabung dengan Uni Eropa
Baca juga: Macron dan Merkel siap ubah perjanjian UE bila perlu
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: