Jakarta (ANTARA) -
Laporan Keungan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2018 menyatakan bahwa XL Axiata sukses mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4 persen dibandingkan 2017.

“Pencapaian ini merupakan prestasi tersendiri karena operator lain merasakan dampak yang lebih berat dari penurunan kinerja layanan warisan masa lalu tersebut,” kata Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini kepada pers usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT XL Axiata Tbk di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa pertumbuhan XL Axiata didorong dari pendapatan layanan data yang meningkat 13 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 (YoY).

Peningkatan tersebut memperbesar kontribusi pendapatan layanan data pada total pendapatan perusahaan hingga 80 persen pada 2018, yaitu meningkat dari 69 persen di tahun sebelumnya.

Menurut Dian, peningkatan pendapatan dari data yang sangat pesat tersebut tidak hanya lebih tinggi dari perolehan industri, melainkan juga mampu menutup dampak negatif dari penurunan pendapatan layanan voice dan SMS.

Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa pencapaian kinerja yang positif tersebut bahkan melampaui pencapaian secara rata-rata industri telekomunikasi di Indonesia yang mengalami penurunan.

“Tahun lalu (2018), industri telekomunikasi di negara kita tumbuh secara negatif yaitu minus 7,5 persen dan EBITDA minus sekitar 16,3 persen. Tapi disini XL justru bisa mencapai 0,4 persen dengan EBITDA 2,3 persen,” jelasnya.

Hingga tutup tahun 2018, EBITDA mengalami peningkatan sebesar dua persen YoY dengan margin naik satu ppt menjadi 37 persen.

“Capaian ini terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya,” ujar Dian.

Baca juga: XL Axiata catat kenaikan trafik layanan saat Pemilu 2019
Baca juga: XL perkirakan layanan data Lebaran 2019 meningkat 30 persen
Baca juga: XL pastikan kesiapan jaringan untuk Lebaran 2019