Laporan dari Tiongkok
ITB-Tshinghua segera wujudkan Taman Teknologi Pulau Penyu
29 April 2019 09:46 WIB
Rektor Institut Teknologi Bandung Prof Kadarsah DEA (dua kiri) berjabat tangan dengan Wakil Rektor Tsinghua University Prof Yang Bin seusai penandatangan nota kerja sama bidang pendidikan dan penelitian diapit Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan (kanan) dan Menristekdikti M Nasir di Beijing, China, Jumat (26/4/2019). (M. Irfan Ilmie)
Beijing (ANTARA) - Institut Teknologi Bandung bersama dengan Tsinghua University segera mewujudkan taman teknologi di Pulau Penyu, Bali, setelah keduanya menandatangani nota kesepahaman di Beijing akhir pekan lalu.
"Kami perkirakan pembangunannya selesai dalam waktu dua tahun ke depan," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir kepada Antara di Beijing, Minggu (28/4).
Kerja sama tersebut juga melibatkan PT Kura-Kura Bali selaku pengelola pulau yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Badung itu.
"Nanti di situ akan dibangun semacam 'digital hub'. Kalau di Jakarta sudah ada di BSD. Cuman di Pulau Penyu itu ada keterlibatan perguruan tinggi," terangnya.
Ia mengemukakan bahwa ITB nantinya akan menjadi tuan rumah untuk mitranya di Indonesia, sedangkan Tsinghua University sebagai kampus terbaik di China akan mencarikan partner di luar negeri.
Tsinghua telah berhasil membangun taman teknologi di beberapa tempat di China. Bahkan Apple juga telah menjadi mitranya.
Menurut Menristekdikti suasana Pulau Penyu yang jauh dari keramaian akan sangat kondusif sebagai tempat penelitian dan pengembangan inovasi.
"Tentu, kentungannya nanti dapat meningkatkan skil anak-anak kita dalam bidang teknologi informasi. Nanti ada 'tenant' yang memanfaatkan teknologi yang dihasilkan dari riset tersebut," katanya.
Ia mendapatkan informasi bahwa Apple dan Google telah bersedia menjadi "tenant". Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan rintisan dalam negeri siap melakukan program inkubasi di atas lahan seluas 500 hektare tersebut.
Nasir menyatakan bahwa kawasan tersebut juga terbuka untuk beberapa perguruan tinggi lainnya, baik di dalam maupun luar negeri, seperti RMIT University, Melbourne Uninversity (keduanya dari Australia), Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
"Tujuan kami menjembatani pihak swasta dan akademisi itu untuk meningkatkan SDM kita dalam mendatangkan investasi dari perusahaan asing," kata menteri berlatar belakang santri itu.
Sebelumnya Rektor ITB Kadarsah Suryadi menandatangani MoU bersama Wakil Rektor Tsinghua Uninversity Yang Bin di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Forum Sabuk Jalan (BRF) II di Beijing pada 24-28 April 2019.
Penandatanganan kerja sama dua lembaga pendidikan dari Indonesia dan China itu disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Kami perkirakan pembangunannya selesai dalam waktu dua tahun ke depan," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir kepada Antara di Beijing, Minggu (28/4).
Kerja sama tersebut juga melibatkan PT Kura-Kura Bali selaku pengelola pulau yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Badung itu.
"Nanti di situ akan dibangun semacam 'digital hub'. Kalau di Jakarta sudah ada di BSD. Cuman di Pulau Penyu itu ada keterlibatan perguruan tinggi," terangnya.
Ia mengemukakan bahwa ITB nantinya akan menjadi tuan rumah untuk mitranya di Indonesia, sedangkan Tsinghua University sebagai kampus terbaik di China akan mencarikan partner di luar negeri.
Tsinghua telah berhasil membangun taman teknologi di beberapa tempat di China. Bahkan Apple juga telah menjadi mitranya.
Menurut Menristekdikti suasana Pulau Penyu yang jauh dari keramaian akan sangat kondusif sebagai tempat penelitian dan pengembangan inovasi.
"Tentu, kentungannya nanti dapat meningkatkan skil anak-anak kita dalam bidang teknologi informasi. Nanti ada 'tenant' yang memanfaatkan teknologi yang dihasilkan dari riset tersebut," katanya.
Ia mendapatkan informasi bahwa Apple dan Google telah bersedia menjadi "tenant". Demikian pula dengan perusahaan-perusahaan rintisan dalam negeri siap melakukan program inkubasi di atas lahan seluas 500 hektare tersebut.
Nasir menyatakan bahwa kawasan tersebut juga terbuka untuk beberapa perguruan tinggi lainnya, baik di dalam maupun luar negeri, seperti RMIT University, Melbourne Uninversity (keduanya dari Australia), Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
"Tujuan kami menjembatani pihak swasta dan akademisi itu untuk meningkatkan SDM kita dalam mendatangkan investasi dari perusahaan asing," kata menteri berlatar belakang santri itu.
Sebelumnya Rektor ITB Kadarsah Suryadi menandatangani MoU bersama Wakil Rektor Tsinghua Uninversity Yang Bin di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Forum Sabuk Jalan (BRF) II di Beijing pada 24-28 April 2019.
Penandatanganan kerja sama dua lembaga pendidikan dari Indonesia dan China itu disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: