Konsulat RI di Tawau antisipasi pernikahan dini anak TKI
28 April 2019 12:48 WIB
WNI TERIMA AKTA PERKAWINAN DAN KELAHIRAN Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) antre mendapatkan akta perkawinan, akta kelahiran, dan nomor induk kependudukan (NIK) di Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Sabah, Malaysia, Kamis (29/11/2018). Kegiatan Pencatatan dan Penerbitan Akta Perkawinan dan Akta Kelahiran diperuntukkan bagi WNI beragama Kristen dan Katolik yang belum memiliki ketiga identitas tersebut. ANTARA Foto/Firma Agustina/kye. (ANTARA FOTO/FIRMA AGUSTINA)
Tawau (ANTARA) - Konsulat RI Tawau Negeri Sabah Malaysia terus berupaya meningkatkan kesadaran bagi warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di wilayah kerjanya tentang pentingnya kebutuhan pendidikan bagi anak-anaknya dan menghindari pernikahan dini.
"Banyak WNI menikahkan anak-anaknya dalam usia muda karena faktor pemahaman soal pendidikan yang masih kurang dan pengaruh lingkungannya," kata Konsul RI Tawau, Sulistijo Djati Ismoyo melalui Konsul Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KRI Tawau, Firma Agustina, Minggu.
Dikatakan, perhatian Pemerintah terhadap kaum perempuan saat ini sudah baik.
Di mana kebutuhan pendidikan tidak dibedakan lagi dengan pria sehingga seyogyanya anak-anak perempuan terus berkarya dan meningkatkan kualitas dirinya.
Sehubungan dengan kondisi pemerintah Indonesia yang terus berupaya menyeleraskan persentasi perempuan dan pria sama maka KRI Tawau mendorong TKI agar memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya.
Firma mengungkapkan, pernikahan dini bagi anak-anak TKI di Negeri Sabah disebabkan kurangnya akses pendidikan ditambah kesadaran yang rendah.
Oleh karena itu, dia terus berupaya meningkatkan pemahaman kepada TKI agar menyekolahkan anak-anaknya melalui sekolah anak TKI atau community learning center (CLC) terdekat.
Ia mengaku seringkali mendapatkan informasi adanya TKI yang menikahkan anak-anaknya pada usia muda. Kondisi ini sangat memprihatinkan anak perempuan yang tidak melanjutkan sekolah karena desakan orangtuanya untuk nikah.
Salah satu langkah yang ditempuh KRI Tawau agar anak-anak TKI melanjutkan pendidikan melalui bantuan beasiswa tingkat SMA yang berprestasi.
Selain itu dengan menggelar perlombaan bidang akademik dan bakat sebagai ajang menunjukkan potensi bagi anak-anak TKI tanpa pandang gender.
"Upaya penanggulangan kami adalah perlombaan bidang akademik dan bakat untuk menunjukkan potensi anak-anak TKI tanpa pandang gender," ujar Firma.
Langkah lain adalah mengsosialisasikan dan melakukan pendekatan kepada orangtua (TKI) tentang pentingnya pendidikan tanpa pandang jenis kelamin serta program beasiswa pemerintah dan Sabah Bridge bagi anak-anak yang berprestasi dan membutuhkan.
Perjuangan Pemerintah untuk mendorong anak-anak TKI perempuan mendapat hak pendidikan yang sama akan terus dilakukan, kata Firma, karena yakin perempuan memiliki potensi dan kemampuan yang tidak kalah dengan laki-laki apabila mereka diberi kesempatan dan dorongan.
"Banyak WNI menikahkan anak-anaknya dalam usia muda karena faktor pemahaman soal pendidikan yang masih kurang dan pengaruh lingkungannya," kata Konsul RI Tawau, Sulistijo Djati Ismoyo melalui Konsul Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KRI Tawau, Firma Agustina, Minggu.
Dikatakan, perhatian Pemerintah terhadap kaum perempuan saat ini sudah baik.
Di mana kebutuhan pendidikan tidak dibedakan lagi dengan pria sehingga seyogyanya anak-anak perempuan terus berkarya dan meningkatkan kualitas dirinya.
Sehubungan dengan kondisi pemerintah Indonesia yang terus berupaya menyeleraskan persentasi perempuan dan pria sama maka KRI Tawau mendorong TKI agar memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya.
Firma mengungkapkan, pernikahan dini bagi anak-anak TKI di Negeri Sabah disebabkan kurangnya akses pendidikan ditambah kesadaran yang rendah.
Oleh karena itu, dia terus berupaya meningkatkan pemahaman kepada TKI agar menyekolahkan anak-anaknya melalui sekolah anak TKI atau community learning center (CLC) terdekat.
Ia mengaku seringkali mendapatkan informasi adanya TKI yang menikahkan anak-anaknya pada usia muda. Kondisi ini sangat memprihatinkan anak perempuan yang tidak melanjutkan sekolah karena desakan orangtuanya untuk nikah.
Salah satu langkah yang ditempuh KRI Tawau agar anak-anak TKI melanjutkan pendidikan melalui bantuan beasiswa tingkat SMA yang berprestasi.
Selain itu dengan menggelar perlombaan bidang akademik dan bakat sebagai ajang menunjukkan potensi bagi anak-anak TKI tanpa pandang gender.
"Upaya penanggulangan kami adalah perlombaan bidang akademik dan bakat untuk menunjukkan potensi anak-anak TKI tanpa pandang gender," ujar Firma.
Langkah lain adalah mengsosialisasikan dan melakukan pendekatan kepada orangtua (TKI) tentang pentingnya pendidikan tanpa pandang jenis kelamin serta program beasiswa pemerintah dan Sabah Bridge bagi anak-anak yang berprestasi dan membutuhkan.
Perjuangan Pemerintah untuk mendorong anak-anak TKI perempuan mendapat hak pendidikan yang sama akan terus dilakukan, kata Firma, karena yakin perempuan memiliki potensi dan kemampuan yang tidak kalah dengan laki-laki apabila mereka diberi kesempatan dan dorongan.
Pewarta: Rusman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: