Sabang (ANTARA) - Puluhan peserta kapal layar (yachter) Sabang Marine Festival 2019 menyambangi titik Nol Kilometer Indonesia yang berada di ujung paling barat Indonesia itu.

"Selama berada di Sabang peserta kapal layar akan mengikuti serangkaian kegiatan yang telah disiapkan salah satunya city tour,” kata Deputi Komersil Badan Pengusahaan Perdagangan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), Agussalim di Sabang, Sabtu.

Ia menjelaskan setelah Sabang Marine Festival 2019 di buka Wali Kota Sabang, Nazaruddin, Jumat, hari kedua para yachter berkunjung ke Museum Sabang, KM Nol Indonesia dan berakhir di Gampong/desa Wisata Jaboi.

Saat tiba di gampong tersebut, para tamu yang berasal dari berbagai negara tersebut disambut dengan tarian dan makan siang bersama warga setempat.

Mereka juga dapat melihat langsung cara membuat ikan kayu dan demo buat kue tradisinal Aceh seperti kue katah.

Ia mengatakan kegiatan yang dilakukan tersebut tidak hanya mempromosikan wisata bahari, wisata sejarah dan budaya di daerah tersebut, tapi menyampaikan kepada dunia bahwa Sabang layak untuk dikunjungi.i

Pihaknya juga berharap melalui kegiatan tersebut adanya kontinuitas konektivitas wisata bahari Sabang-Phuket-Langkawi atau the golden triangle connectivity Sabang-Phuket-Langkawi.

Ia menambahkan jumlah peserta Sabang Marine Festival yang telah tiba di Sabang sebanyak 27 kapal dan masih ada tiga kapal yang dalam perjalanan.

Keala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Rahmadhani mengatakan kegiatan tersebut juga dimeriahkan parade marching band, parade motor show, parade yachts, sabang fun bike dan fun walk, sabang dan banda Aceh City tour.

"Kegiatan ini tidak hanya membawa mereka untuk berkeliling Kota Banda Aceh saja, tapi kita ingin menyampaikan pesan bahwasanya ibu Kota Banda Aceh ini memberikan banyak pesona wisata, budaya, dan sejarah kepada yachter yang akan hadir di Banda Aceh nantinya,” katanya.

Kemudian, mereka juga akan disuguhkan tarian-tarian penyambut tamu dan kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Kegiatan ini juga bagian untuk menyampaikan pesan bersama bahwa kita masyarakat Aceh orang yang berbudaya dan masyarakat yang bisa melayani tamunya dengan kebaikan dan keramahan,” katanya.

​​​​​​​