AP: Bandara Internasional Yogyakarta dinyatakan aman untuk penerbangan
27 April 2019 18:36 WIB
PT Angkasa Pura I melakukan uji coba teknis pernerbangan dengan pesawat kalibrasi sebelum Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (20/4) petang dengan menggunakan pesawat jenis cesna milik Kementerian Perhubungan. (Dok Istimewa )
Kulon Progo (ANTARA) - PT Angkasa Pura I menyatakan hasil penilaian potensi risiko perbangan atau Hazard Identification and Risk Assesment menyebutkan bahwa Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, aman untuk penerbangan komersial.
Juru Bicara Proyek Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan, hari ini pertemuan terakhir penilaian potensi risiko penerbangan atau Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) yang diikuti seluruh maskapai penerbangan yakni Garuda Group, Lion, Nam Air, Sriwijaya, Silk Air, dan Air Asia, kecuali Wing Air.
"Dari hasil HIRA, kita dinyatakan full progres, catatan HIRA terdahulu sudah dilaksanakan semua. Kita dinyatakan bahwa pesawat mereka sudah aman beroperasi di Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.
Kemudian, pihaknya bertanya kepada mereka sejauh mana kesiapan mereka untuk mengajukan rute atau mendarat. Salah satunya Lion dalam HIRA itu menyatakan bahwa rute sedang diajukan ke Kementerian Perhubungan. Memang ada salah satu rute di daerah tertentu sibuk seperti Bali menunggu slot yang diinginkannya tidak sesuai dengan jam di Bandara Internasional Yogyakarta.
"Paling tidak, 10 Mei sudah siap. Pada Senin (29/4) yang bersangkutan harus sudah mengumumkan kepada publik bahwa ada rute penerbangan dari Bandara Internasional Yogyakarta tujuan tertentu, berapa kali penerbangan, jam berapa saja, itu mereka dari Lion berjanji akan mengumumkannya," katanya.
Terkait penerbangan perdana oleh Lion Air pada 10 Mei, Agus Pandu mengatakan dirinya tidak bisa memastikan waktunya. Hal ini dikarenakan rencana pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta yang awalnya 29 April 2019, diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Selain itu, maskapai mengalami kesulitan perizinan slotnya. Kalau rute baru, ternyata mereka kesulitan mengajukan slot di rute tertentu.
"Kalau di Bandara Internasional Yogyakarta mau mengajukan berapapun slot, kami siap. Mereka juga mengajukan ke general manager juga. Kemudian general manager mengeluarkan rekomendasi kepada Kementerian Perhubungan untuk slot penerbangan. Namun saat pengajuan slot dari Bali, maka izinnya dari wilayah Bali. Ini yang dicari slotnya yang bisa ke Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.
Menurutnya, penerbangan menuju Bandara Internasional Yogyakarta terkendala perizinan slot, tapi secara teknis sudah selesai. Untuk penerbangan internasional juga sudah siap.
"Sejak Jumat (26/4) pada 23.00 WIB, kami sudah memberlakukan standar operasional. Orang yang ke bandara juga diperiksa, kemudian di area-area keamanan terbatas, kami memberlakukan pas bandara. Selain petugas yang menggunakan pas bandara tidak bisa masuk," katanya.
Baca juga: Angkasa Pura tunda pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta
Baca juga: AP upayakan penerbangan domestik di Bandara Internasional Yogyakarta
Juru Bicara Proyek Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan, hari ini pertemuan terakhir penilaian potensi risiko penerbangan atau Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) yang diikuti seluruh maskapai penerbangan yakni Garuda Group, Lion, Nam Air, Sriwijaya, Silk Air, dan Air Asia, kecuali Wing Air.
"Dari hasil HIRA, kita dinyatakan full progres, catatan HIRA terdahulu sudah dilaksanakan semua. Kita dinyatakan bahwa pesawat mereka sudah aman beroperasi di Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.
Kemudian, pihaknya bertanya kepada mereka sejauh mana kesiapan mereka untuk mengajukan rute atau mendarat. Salah satunya Lion dalam HIRA itu menyatakan bahwa rute sedang diajukan ke Kementerian Perhubungan. Memang ada salah satu rute di daerah tertentu sibuk seperti Bali menunggu slot yang diinginkannya tidak sesuai dengan jam di Bandara Internasional Yogyakarta.
"Paling tidak, 10 Mei sudah siap. Pada Senin (29/4) yang bersangkutan harus sudah mengumumkan kepada publik bahwa ada rute penerbangan dari Bandara Internasional Yogyakarta tujuan tertentu, berapa kali penerbangan, jam berapa saja, itu mereka dari Lion berjanji akan mengumumkannya," katanya.
Terkait penerbangan perdana oleh Lion Air pada 10 Mei, Agus Pandu mengatakan dirinya tidak bisa memastikan waktunya. Hal ini dikarenakan rencana pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta yang awalnya 29 April 2019, diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Selain itu, maskapai mengalami kesulitan perizinan slotnya. Kalau rute baru, ternyata mereka kesulitan mengajukan slot di rute tertentu.
"Kalau di Bandara Internasional Yogyakarta mau mengajukan berapapun slot, kami siap. Mereka juga mengajukan ke general manager juga. Kemudian general manager mengeluarkan rekomendasi kepada Kementerian Perhubungan untuk slot penerbangan. Namun saat pengajuan slot dari Bali, maka izinnya dari wilayah Bali. Ini yang dicari slotnya yang bisa ke Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.
Menurutnya, penerbangan menuju Bandara Internasional Yogyakarta terkendala perizinan slot, tapi secara teknis sudah selesai. Untuk penerbangan internasional juga sudah siap.
"Sejak Jumat (26/4) pada 23.00 WIB, kami sudah memberlakukan standar operasional. Orang yang ke bandara juga diperiksa, kemudian di area-area keamanan terbatas, kami memberlakukan pas bandara. Selain petugas yang menggunakan pas bandara tidak bisa masuk," katanya.
Baca juga: Angkasa Pura tunda pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta
Baca juga: AP upayakan penerbangan domestik di Bandara Internasional Yogyakarta
Pewarta: Sutarmi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: