Lantamal Ambon latih nelayan budi daya ikan keramba jaring apung
27 April 2019 16:05 WIB
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (lantamal) IX Ambon Laksamana Pertama TNI. Antongan Simatupang, Sabtu (27/4) membuka pelatihan budi daya ikan keramba jaring apung di Negeri Waesala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat. Rabu (SBB). Pelatihan diharapkan menjadi solusi alternatif bagi nelayan tangkap beralih menjadi pembudidaya handal. (Penerangan Lantamal Ambon)
Ambon (ANTARA) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon menggelar pelatihan budi daya ikan keramba jaring apung (KJA) untuk para nelayan di Negeri Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku.
Komandan Lantamal IX Ambon, Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang, di Ambon, Sabtu, mengatakan, pelatihan itu bertujuan menggerakkan perekonomian nelayan dengan memanfaatkan potensi sumber daya perikanan yang ada di perairan sekitar mereka.
"Pelatihan ini untuk mengubah pola pikir nelayan agar tidak hanya menangkap ikan tetapi mulai memikirkan cara budi daya yang baik dan benar sebagai sumber penghasilan dan peningkatan kesejahteraan hidup di masa mendatang," katanya.
Selama ini, katanya, nelayan di tanah air termasuk Maluku hanya mengandalkan perikanan tangkap sebagai sumber pendapatan dan kehidupan serta mengabaikan sektor budi daya, padahal hasil sektor perikanan tangkap tetap stagnan dan cenderung terus menurun.
Usaha budi daya perlu terus ditumbuhkan guna mengubah pola pikir masyarakat nelayan di Maluku mengingat daerah ini sangat kaya akan berbagai potensi sumber daya kelautan bernilai ekonomis dan dibutuhkan di dunia.
"Sosialisasi dan pelatihan harus dilakukan terus-menerus, sehingga nelayan tertarik mengubah gaya hidup dari mengandalkan tangkapan ikan, menjadi gemar budi daya dan tumbuh menjadi pembudidaya ikan handal di masa mendatang," katanya.
Menurut Danlantamal, pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Maluku harus dikelola secara komprehensif, terarah dan terpadu dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"Maluku akan sejahtera jika potensi laut dikelola dengan baik. Diperlukan sinergitas antara pemangku kepentingan untuk mengoptimalkannya," ujarnya.
Pelatihan yang berlangsung hingga 1 Mei 2019 itu dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku dan Pemkab SBB.
Danlantamal berharap pelatihan tersebut berdampak memperkuat kapasitas sumber daya nelayan yang tergabung dalam kelompok pembudi daya di wilayah itu.
Raja Negeri Waesala, Hasan Salam mengapresiasi pelatihan yang diberikan kepada warga desanya mengingat daerah tersebut kaya akan potensi perikanan, pariwisata dan pertanian.
"Tiga sektor ini merupakan unggulan desa Waisala yang terdiri dari 13 dusun. Potensinya sangat besar untuk menyejahterakan masyarakat di masa mendatang," katanya.
Menurutnya, sejauh ini masyarakat setempat tidak memiliki pengetahuan dan ilmu pendidikan yang cukup untuk melestarikan potensi sumber daya perikanan melalui usaha budi daya.
Komandan Lantamal IX Ambon, Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang, di Ambon, Sabtu, mengatakan, pelatihan itu bertujuan menggerakkan perekonomian nelayan dengan memanfaatkan potensi sumber daya perikanan yang ada di perairan sekitar mereka.
"Pelatihan ini untuk mengubah pola pikir nelayan agar tidak hanya menangkap ikan tetapi mulai memikirkan cara budi daya yang baik dan benar sebagai sumber penghasilan dan peningkatan kesejahteraan hidup di masa mendatang," katanya.
Selama ini, katanya, nelayan di tanah air termasuk Maluku hanya mengandalkan perikanan tangkap sebagai sumber pendapatan dan kehidupan serta mengabaikan sektor budi daya, padahal hasil sektor perikanan tangkap tetap stagnan dan cenderung terus menurun.
Usaha budi daya perlu terus ditumbuhkan guna mengubah pola pikir masyarakat nelayan di Maluku mengingat daerah ini sangat kaya akan berbagai potensi sumber daya kelautan bernilai ekonomis dan dibutuhkan di dunia.
"Sosialisasi dan pelatihan harus dilakukan terus-menerus, sehingga nelayan tertarik mengubah gaya hidup dari mengandalkan tangkapan ikan, menjadi gemar budi daya dan tumbuh menjadi pembudidaya ikan handal di masa mendatang," katanya.
Menurut Danlantamal, pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Maluku harus dikelola secara komprehensif, terarah dan terpadu dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"Maluku akan sejahtera jika potensi laut dikelola dengan baik. Diperlukan sinergitas antara pemangku kepentingan untuk mengoptimalkannya," ujarnya.
Pelatihan yang berlangsung hingga 1 Mei 2019 itu dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku dan Pemkab SBB.
Danlantamal berharap pelatihan tersebut berdampak memperkuat kapasitas sumber daya nelayan yang tergabung dalam kelompok pembudi daya di wilayah itu.
Raja Negeri Waesala, Hasan Salam mengapresiasi pelatihan yang diberikan kepada warga desanya mengingat daerah tersebut kaya akan potensi perikanan, pariwisata dan pertanian.
"Tiga sektor ini merupakan unggulan desa Waisala yang terdiri dari 13 dusun. Potensinya sangat besar untuk menyejahterakan masyarakat di masa mendatang," katanya.
Menurutnya, sejauh ini masyarakat setempat tidak memiliki pengetahuan dan ilmu pendidikan yang cukup untuk melestarikan potensi sumber daya perikanan melalui usaha budi daya.
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: