Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 2.942 warga harus mengungsi akibat banjir yang menggenangi permukiman di sejumlah wilayah di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, karena meluapnya Sungai Ciliwung pada Jumat.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, melalui Pusat Data dan Informasi Kebencanaan hingga Jumat malam pukul 23.59 WIB, sebanyak 16 titik yang menjadi lokasi pengungsian bagi warga Jakarta Timur (14 titik) dan Jakarta Selatan (dua titik).

Laman dari BPBD DKI Jakarta, Sabtu dinihari juga menyebutkan daerah terdampak banjir terdiri dari 18 titik yang terdiri dari 4 titik di wilayah Jakarta Selatan dan 14 titik di wilayah Jakarta Timur.

Daerah yang masih terdampak banjir di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di Kelurahan Rawa Jati RW 01, 03, 07, dan Kelurahan Kebon Baru RW 010, dengan ketinggian banjir berkisar antara 10 cm hingga 100 cm. Sedangkan untuk Wilayah Jakarta Timur tepatnya di Kelurahan Cawang RW 02, 03, 05, 012, Kelurahan Balekambang RW 05, Kelurahan Cililitan RW 07, Kelurahan Kampung Melayu RW 04 hingga RW 08, dan Kelurahan Bidara Cina RW 07, 011, 016 dengan ketinggian banjir berkisar antara 5 cm hingga 175 cm.

Hingga Sabtu dinihari terdapat beberapa titik banjir yang sudah surut diantaranya di Kelurahan Pengadegan RW 01, Kelurahan Bidara Cina RW 04, 05, 06, 12, 14, 15 dan Kelurahan Cawang RW 01. Pasca banjir, Satgas SDA Kecamatan melakukan pembersihan lumpur di titik lokasi yang sudah surut.

Dinas Sosial Provinsi dan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan dan Jakarta Timur mengirimkan bantuan logistik, makanan siap saji, dan mendirikan tenda pengungsi serta dapur umum untuk pengungsi.

BPBD mengirimkan bantuan logistik untuk pengungsi berupa air mineral, biskuit, family kit dan matras, sedangkan Dinas Kesehatan mengirimkan bantuan obat-obatan dan mendirikan Posko Kesehatan. Dinas Lingkungan hidup mengirimkan bantuan mobil toilet untuk kebutuhan sanitasi pengungsi.

Evakuasi warga terdampak dilaksanakan oleh BPBD, Dinas Gulkarmat, Dinas Kesehatan, Dinas Kehutanan, Basarnas, PMI, petugas dari Unsur kelurahan, Satpol PP, PPSU, Babinsa, dan masyarakat. PT.PLN Persero membantu proses pemadaman aliran listrik di wilayah yang terdampak banjir dan Dinas Perhubungan membantu mengatur lalu lintas di beberapa ruas jalan yang terdampak banjir.

Banjir itu juga menyebabkan dua orang meninggal dunia, yakni satu orang meninggal akibat terseret arus Sungai Ciliwung di Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan dan satu orang meninggal akibat serangan jantung di Kelurahan Bidara Cina Jakarta Timur.

Upaya penanganan banjir telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BPBD DKI Jakarta, yaitu dengan melakukan assessment dan koordinasi dengan kelurahan terdampak, serta memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang berada di bantaran Sungai Ciliwung melalui SMS Blast saat Bendung Katulampa dan Pintu Air Depok mengalami kenaikan status Siaga menjadi Siaga 1.

BPBD juga berkoordinasi dengan SKPD terkait, seperti Dinas Sumber Daya Air melalui satgas SDA Kecamatan melakukan penanganan banjir di lokasi dengan penyedotan menggunakan pompa serta melakukan pembersihan tali-tali air dibantu oleh PPSU Kelurahan.

Dinas Sumber Daya Air juga menyiapkan sebanyak 133 unit pompa mobile dan 465 unit pompa stasioner yang tersebar di 164 lokasi. Sedangkan Dinas Lingkungan Hidup melakukan pengangkutan sampah-sampah akibat banjir.

Untuk evakuasi warga terdampak banjir dilaksanakan oleh BPBD, Dinas Gulkarmat, Dinas Kesehatan, Dinas Kehutanan, Basarnas, PMI, petugas dari Unsur kelurahan, Satpol PP, PPSU, Babinsa, dan masyarakat.

BPBD DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi banjir yang terjadi, serta dapat dengan cepat melaporkan kejadian bencana melalui kanal resmi Pemprov dan BPBD DKI Jakarta melalui (Call Center Jakarta Siaga 112) agar dapat segera ditindaklanjuti.

Baca juga: BPBD: Dua warga meninggal akibat banjir di Jakarta