Jakarta (ANTARA) - Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulficar Mochtar menyatakan bahwa penggunaan dan pemanfaatan internet sangat bermanfaat guna mengefefisienkan operasional penangkapan ikan oleh nelayan kecil Indonesia.

Zulficar Mochtar dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa sosialisasi penggunaan internet untuk nelayan perlu terus dilakukan mengingat kegiatan penangkapan ikan di Indonesia saat ini bertumpu pada nelayan kecil.

Menurut Zulficar, dengan penggunaan internet dan aplikasi tertentu informasi zona potensi ikan, cuaca dan harga ikan dapat tersedia. Selain itu, ujar dia, nelayan juga dapat menghitung biaya bahan bakar minyak yang dibutuhkan untuk mencapai zona tangkap ikan berdasarkan informasi aplikasi internet.

Zulficar yang yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia itu mengatakan bahwa keberpihakan pemerintah kepada nelayan kecil saat ini semakin meningkat dengan adanya dukungan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang memperkenalkan internet bagi nelayan di pulau terluar dan perbatasan yang secara ekonomis belum menarik service provider lainnya untuk menyediakan layanan telekomunikasi.

"Kami bersyukur dengan kehadiran BAKTI dalam fasilitasi internet bagi nelayan di pulau kecil dan perbatasan akan membantu penyediaan infromasi penangkapan ikan maupun penjualan hasil ikan oleh nelayan lokal," katanya.

Sebelumnya, pengamat kelautan yang juga Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim menekankan pentingnya pendampingan terkait dengan penggunaan Aplikasi Laut Nusantara yang diharapkan membantu nelayan dalam melaut.

Menurut dia, Aplikasi Laut Nusantara juga bisa bermanfaat agar nelayan dapat mengetahui tapal batas kawasan perairan nasional sehingga tidak berpotensi untuk ditangkap petugas dari negara lain seperti yang beberapa kali terjadi di perbatasan laut dengan Malaysia.

Sebagaimana diwartakan, Aplikasi Laut Nusantara bisa diunduh di Play Store secara gratis melalui smartphone Android dengan menggunakan operator layanan data.

Aplikasi itu bisa digunakan oleh nelayan saat melaut sejauh smartphone mereka masih bisa menangkap sinyal data dari operator. Berdasarkan ujicoba di sejumlah daerah, aplikasi masih bisa dibuka hingga jarak 10 mil dari pantai.

Aplikasi Laut Nusantara yang dibangun selama kurang lebih 5 bulan ini didukung basis informasi yang lengkap dan setiap saat. Sumber data sepenuhnya atas kerja sama dengan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL).

Sebagai lembaga riset dan observasi kelautan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, BROL memiliki data kelautan yang sangat lengkap dan sangat berguna untuk pengembangan di bidang kelautan, termasuk manfaat praktis bagi nelayan kecil.

Data-data dari BROL juga terbaru dan berdasarkan riset dan observasi laut di seluruh wilayah nusantara. Semua informasi kelautan yang terdapat dalam Aplikasi Laut Nusantara ini didapat secara langsung dari stasiun bumi Balai Riset dan Observasi Laut, sehingga tidak diragukan keakuratannya.