Durban/Johannesburg (ANTARA) - Lebih 70 orang meninggal di Afrika Selatan setelah hujan deras di sepanjang pesisir bagian timur negara itu, kata para pejabat pada Kamis, dan regu penolong masih menemukan sejumlah mayat.
Sebagian besar korban meninggal tercatat di Provinsi KwaZulu-Natal, setelah hujan deras menimbulkan banjir dan tanah longsor. Di provinsi itu hujan deras terjadi tiap tahun tapi jarang merenggut korban jiwa dalam kurun waktu yang singkat.
Beberapa kawasan yang paling parah dilanda banjir ialah permukiman informal di KwaZulu-Natal, tempat orang-orang tinggal di rumah-rumah petak yang didirikan tanpa pondasi dan sistem saluran yang layak.
Sebanyak 67 orang meninggal di KwaZulu-Natal, dan enam lagi di Provinsi Eastern Cape, yang bertetangga dengan Provinsi KwaZulu-Natal, kata pihak berwenang.
"Saya tak ingat itu dalam sejarah," kata Lennox Mabase, juru bicara departemen urusan kooperasi KwaZulu-Natal.
Seorang wartawan Reuters melihat para penolong datang mengumpulkan jasad seorang wanita yang digali dari lumpur oleh warga masyarakat setempat.
Wanita itu sedang dalam perjalanan untuk bekerja kendati puteri dan cucunya sudah mengingatkan agar tetap tinggal di rumah ketika ia dan dua anak-anak disapu oleh air banjir, kata saudara wanita itu kepada Reuters.
Sementara anak-anak itu diselamatkan, para penolong tak menemukan ibunya. "Sudah jelas dia meninggal," kata saudara perempuan itu.
Warga masyarakat teringat kembali pada Rabu bagaimana air banjir dan tanah longsor menghantam rumah-rumah, banyak orang di dalamnya, dan menghancurkan jalan-jalan dan prasarana lain.
Sumber: Reuters
Jumlah korban tewas akibat banjir di Afrika Selatan naik jadi lebih 70
26 April 2019 08:57 WIB
Warga melihat sejumlah rumah rusak akibat banjir yang disebabkan tingginya intensitas hujan di kawasan Marianhill, Afrika Selatan, Selasa . (ANTARA Photo/REUTERS/Rogan Ward/wsj.
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019
Tags: