Badan Geologi-GeoDipa sepakati penelitian Panas Bumi
25 April 2019 23:35 WIB
Badan Geologi dan PT Geo Dipa Energi sepakati kesepahaman untuk penelitian mengenai panas bumi. (Foto: ANTARA/Afut Syafril)
Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani Nota Kesepahaman Penyelidikan dan Penelitian Geologi untuk Pengembangan Panas Bumi dengan PT. Geo Dipa Energi (Persero).
Penandatanganan dilakukan bersamaan dengan acara groundbreaking Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit 2 Dieng dan Patuha di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut baik penandatangan nota kesepahaman ini, menunjukkan adanya sinergi yang baik antara Badan Usah Milik Negara (BUMN) dengan Kementerian dalam meningkatkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.
"Saya berharap kolaborasi antar institusi BUMN dan Kementerian ini untuk bersama-sama mewujudkan potensi geothermal di Indonesia menjadi sumber energi dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga bukan menutup peranan swasta yang profesional dan benar-benar memiliki komitmen mengembangkan geothermal menjadi sumber energi yang efisien, bersih dan affordable untuk masyarakat dapat kita wujudkan bersama-sama," ujar Sri Mulyani.
Sebagai negara yang berada di cincin api (ring of fire), Indonesia belum banyak menarik manfaat dari posisi geografis yang ada, misalnya panas bumi yang sangat besar namun pemanfaatannya masih belum optimal.
"Sebagai Negara yang berada di ring of fire artinya yang setiap saat kita dapat dilanda oleh bencana, ironisnya manfaat dari keberadaan kita di ring of fire itu belum termanfaatkan dengan baik.
"Saya ingin meminta kepada Dirjen EBTKE, kepada Direksi di PLN dan kepada pihak-pihak lain yang terkait untuk mulai bersama sama mewujudkan panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan di Indonesia yang memang sesuai dengan fitrahnya. Fitrahnya Indonesia yang dinamakan geothermal, sehingga kita juga akan mampu menciptakan energy security di Indonesia secara baik," kata Sri Mulyani.
Mewakili Menteri ESDM Ignasius Jonan, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), FX Sutijastoto mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi panas bumi yang besar yakni sekitar 29 Gw. Namun, demikian kapasitas terpasang listrik dari panas bumi baru sekitar 1.948 MW atau sekitar 7 persen dari potensi yang ada pada tahun 2018.
"Sesuai dengan target RUPTL PLN 2019-2028, yaitu 6.310 MW pada tahun 2025, dalam 6 tahun kedepan kita harus dapat memenuhi kekurangan kapasitas sebesar sekitar 5.200 MW atau rata-rata 720 MW per tahun. Dalam bauran energi untuk pembangkit listrik peran panas bumi ditargetkan meningkat dari hanya 5 persen pada saat ini menjadi 11 persen pada tahun 2025," ujar Sutijastoto.
Pada tahun 2025 peran panas bumi pada RUPTL PLN adalah 43.900 GWH atau setara dengan 100.000 barel minyak per hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan panas bumi mempunyai arti strategis bagi keamanan energi nasional melalui subsitusi impor minyak bumi yang kurang lebih 100.000 barel per hari pada tahun 2025.
Pengembangan panas bumi mempunyai peran yang penting bagi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar potensi panas bumi. Dalam rangka menjaga keberlangsungan operasi panas bumi dengan masa yang cukup panjang, wilayah kerja panas bumi akan selalu menjaga konservasi hutan-hutan di sekitar potensi panas bumi sedemikian rupa sehingga siklus air dapat dijaga keberlangsungannya.
Kerjasama antara Badan Geologi Kementerian ESDM dengan PT Geo Dipa (Persero) ini meliputi penyelidikan dan penelitian bidang geologi, penyiapan data dan informasi bidang geologi, pemanfaatan sarana survei dan laboratorium, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, penyediaan data dan informasi panas bumi untuk tahap eksplorasi dan kegiatan lain yang disepakati oleh Para Pihak.
Pelaksanaan Nota Kesepahaman untuk setiap kegiatannya ini akan dirumuskan lebih lanjut secara rinci dalam bentuk perjanjian kerja sama (PKS) yang disepakati secara tertulis oleh Para Pihak.
PT Geo Dipa Energi (Persero) merupakan salah satu Special Mission Vehicles (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang memiliki misi untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik panas bumi. Sampai dengan tahun 2018, PT Geo Dipa Energi (Persero) telah berkontribusi sebesar 6 persen dari jumlah kapasitas terpasang atau sebesar 115 MW yang berasal dari PLTP Dieng sebesar 60 MW dan PLTP Patuha sebesar 55 MW.
Sebagai upaya untuk mendukung program Pemerintah, PT Geo Dipa Energi telah berkomitmen untuk melakukan pengembangan PLTP Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2 yang direncanakan dimulai di tahun ini dan telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 - 2028 sehingga diharapkan akan beroperasi secara komersil pada tahun 2022.
Selain itu, PT Geo Dipa Energi juga berkomitmen untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Gunung Arjuno Welirang sebesar 185 MW dan WKP Candi Umbul Telomoyo sebesar 55 MW.*
Baca juga: Pengembangan Geothermal direspons positif dunia internasional
Baca juga: Potensi panas bumi Indonesia masih besar
Baca juga: Geodipa lakukan groundbreaking PLTP Unit 2 Dieng dan Patuha
Penandatanganan dilakukan bersamaan dengan acara groundbreaking Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit 2 Dieng dan Patuha di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut baik penandatangan nota kesepahaman ini, menunjukkan adanya sinergi yang baik antara Badan Usah Milik Negara (BUMN) dengan Kementerian dalam meningkatkan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.
"Saya berharap kolaborasi antar institusi BUMN dan Kementerian ini untuk bersama-sama mewujudkan potensi geothermal di Indonesia menjadi sumber energi dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga bukan menutup peranan swasta yang profesional dan benar-benar memiliki komitmen mengembangkan geothermal menjadi sumber energi yang efisien, bersih dan affordable untuk masyarakat dapat kita wujudkan bersama-sama," ujar Sri Mulyani.
Sebagai negara yang berada di cincin api (ring of fire), Indonesia belum banyak menarik manfaat dari posisi geografis yang ada, misalnya panas bumi yang sangat besar namun pemanfaatannya masih belum optimal.
"Sebagai Negara yang berada di ring of fire artinya yang setiap saat kita dapat dilanda oleh bencana, ironisnya manfaat dari keberadaan kita di ring of fire itu belum termanfaatkan dengan baik.
"Saya ingin meminta kepada Dirjen EBTKE, kepada Direksi di PLN dan kepada pihak-pihak lain yang terkait untuk mulai bersama sama mewujudkan panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan di Indonesia yang memang sesuai dengan fitrahnya. Fitrahnya Indonesia yang dinamakan geothermal, sehingga kita juga akan mampu menciptakan energy security di Indonesia secara baik," kata Sri Mulyani.
Mewakili Menteri ESDM Ignasius Jonan, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), FX Sutijastoto mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi panas bumi yang besar yakni sekitar 29 Gw. Namun, demikian kapasitas terpasang listrik dari panas bumi baru sekitar 1.948 MW atau sekitar 7 persen dari potensi yang ada pada tahun 2018.
"Sesuai dengan target RUPTL PLN 2019-2028, yaitu 6.310 MW pada tahun 2025, dalam 6 tahun kedepan kita harus dapat memenuhi kekurangan kapasitas sebesar sekitar 5.200 MW atau rata-rata 720 MW per tahun. Dalam bauran energi untuk pembangkit listrik peran panas bumi ditargetkan meningkat dari hanya 5 persen pada saat ini menjadi 11 persen pada tahun 2025," ujar Sutijastoto.
Pada tahun 2025 peran panas bumi pada RUPTL PLN adalah 43.900 GWH atau setara dengan 100.000 barel minyak per hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan panas bumi mempunyai arti strategis bagi keamanan energi nasional melalui subsitusi impor minyak bumi yang kurang lebih 100.000 barel per hari pada tahun 2025.
Pengembangan panas bumi mempunyai peran yang penting bagi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar potensi panas bumi. Dalam rangka menjaga keberlangsungan operasi panas bumi dengan masa yang cukup panjang, wilayah kerja panas bumi akan selalu menjaga konservasi hutan-hutan di sekitar potensi panas bumi sedemikian rupa sehingga siklus air dapat dijaga keberlangsungannya.
Kerjasama antara Badan Geologi Kementerian ESDM dengan PT Geo Dipa (Persero) ini meliputi penyelidikan dan penelitian bidang geologi, penyiapan data dan informasi bidang geologi, pemanfaatan sarana survei dan laboratorium, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, penyediaan data dan informasi panas bumi untuk tahap eksplorasi dan kegiatan lain yang disepakati oleh Para Pihak.
Pelaksanaan Nota Kesepahaman untuk setiap kegiatannya ini akan dirumuskan lebih lanjut secara rinci dalam bentuk perjanjian kerja sama (PKS) yang disepakati secara tertulis oleh Para Pihak.
PT Geo Dipa Energi (Persero) merupakan salah satu Special Mission Vehicles (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang memiliki misi untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik panas bumi. Sampai dengan tahun 2018, PT Geo Dipa Energi (Persero) telah berkontribusi sebesar 6 persen dari jumlah kapasitas terpasang atau sebesar 115 MW yang berasal dari PLTP Dieng sebesar 60 MW dan PLTP Patuha sebesar 55 MW.
Sebagai upaya untuk mendukung program Pemerintah, PT Geo Dipa Energi telah berkomitmen untuk melakukan pengembangan PLTP Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2 yang direncanakan dimulai di tahun ini dan telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 - 2028 sehingga diharapkan akan beroperasi secara komersil pada tahun 2022.
Selain itu, PT Geo Dipa Energi juga berkomitmen untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Gunung Arjuno Welirang sebesar 185 MW dan WKP Candi Umbul Telomoyo sebesar 55 MW.*
Baca juga: Pengembangan Geothermal direspons positif dunia internasional
Baca juga: Potensi panas bumi Indonesia masih besar
Baca juga: Geodipa lakukan groundbreaking PLTP Unit 2 Dieng dan Patuha
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: