Malim Diwa Urban Wakili Unsyiah di Shell Eco-Marathon Asia
25 April 2019 23:34 WIB
Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal melepas Tim Malem Diwa yang akan berkompetisi Shell Eco-Marathon Asia 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 29 April sampai 2 Mei 2019 di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Aceh Besar (ANTARA) - Tim Mobil Listrik dari Fakultas Teknik Unsyiah, Malim Diwa Urban akan mengikuti ajang Shell Eco-Marathon Asia 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 29 April sampai 2 Mei 2019.
"Shell Eco-Marathon adalah kompetisi balapan mobil futuristik yang menggunakan berbagai sumber energi seperti bensin, baterai elektrik, diesel/solar, etanol atau pun hidrogen," Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal di sela-sela melepas Tim Malim Diwa Urban di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Di sela-sela pelepasan, Samsul yang turut didampingi Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi, menjelaskan tim dari Aceh yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut akan bertanding untuk meraih gelar kendaraan paling hemat energi.
Ia menyebutkan pada tahun 2019, ada 26 tim dari mahasiswa Indonesia termasuk Tim Malim Diwa Urban yang akan berkompetisi pada ajang yang mengangkat tema Make the Future Live Asia 2019 ini.
Dia mengatakan tahun 2019 merupakan tahun kedua keikutsertaan Unsyiah, di mana sebelumnya Tim Malim Diwa Unsyiah berhasil meraih peringkat delapan dari 23 peserta tingkat Asia pada Shell Eco-Marathon Asia di Singapura.
"Kita berharap Tim Malam Diwa Urban siap meraih prestasi yang lebih baik, dengan mengusung kendaraan Urban Concept yang bahan bakarnya Battery Electric," katanya.
Menurut dia anak-anak muda Indonesia harus diberi ruang dan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide cemerlang mereka dan Shell secara konsisten telah memberikan wadah bagi anak-anak muda seluruh dunia, termasuk Indonesia untuk berkembang dan memberikan kontribusinya bagi kepentingan masyarakat dunia.
"Semoga kolaborasi ini bisa memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat," katanya.
Ia juga berharap Tim Malim Diwa Urban bisa mengharumkan nama Unsyiah di ajang bergengsi ini dan juga berpesan kepada tim Malim Diwa agar tetap percaya diri dan tidak perlu takut untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
"Kita berharap kompetisi ini bisa menginspirasi kita untuk terus berinovasi dan dari ajang seperti inilah kita belajar untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan," katanya.
Presiden Direktur Shell Indonesia, Darwin Silalahi mengatakan, Shell merasa bangga melihat antusiasme dari perguruan tinggi khususnya Unsyiah, dalam memberikan dukungan kepada mahasiswanya untuk melakukan inovasi dalam pembuatan kendaraan hemat energi.
Dalam 10 tahun terakhir, Shell Eco-marathon Asia 2019 telah menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan berkompetisi di ajang internasional.
"Kami berharap melalui ajang ini seluruh perguruan tinggi di Indonesia bisa berpartisipasi menghasilkan terobosan baru, untuk menciptakan kendaraan dengan bahan bakar hemat energi, ramah lingkungan serta memperhatikan aspek keselamatan, yang akhirnya mampu menjadi solusi dalam menjawab tantangan energi di masa depan," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Darwin juga memberikan kuliah umum untuk mahasiswa Unsyiah dengan tema Leadership In A Changing World.
"Shell Eco-Marathon adalah kompetisi balapan mobil futuristik yang menggunakan berbagai sumber energi seperti bensin, baterai elektrik, diesel/solar, etanol atau pun hidrogen," Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal di sela-sela melepas Tim Malim Diwa Urban di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Di sela-sela pelepasan, Samsul yang turut didampingi Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi, menjelaskan tim dari Aceh yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut akan bertanding untuk meraih gelar kendaraan paling hemat energi.
Ia menyebutkan pada tahun 2019, ada 26 tim dari mahasiswa Indonesia termasuk Tim Malim Diwa Urban yang akan berkompetisi pada ajang yang mengangkat tema Make the Future Live Asia 2019 ini.
Dia mengatakan tahun 2019 merupakan tahun kedua keikutsertaan Unsyiah, di mana sebelumnya Tim Malim Diwa Unsyiah berhasil meraih peringkat delapan dari 23 peserta tingkat Asia pada Shell Eco-Marathon Asia di Singapura.
"Kita berharap Tim Malam Diwa Urban siap meraih prestasi yang lebih baik, dengan mengusung kendaraan Urban Concept yang bahan bakarnya Battery Electric," katanya.
Menurut dia anak-anak muda Indonesia harus diberi ruang dan kesempatan untuk mengembangkan ide-ide cemerlang mereka dan Shell secara konsisten telah memberikan wadah bagi anak-anak muda seluruh dunia, termasuk Indonesia untuk berkembang dan memberikan kontribusinya bagi kepentingan masyarakat dunia.
"Semoga kolaborasi ini bisa memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat," katanya.
Ia juga berharap Tim Malim Diwa Urban bisa mengharumkan nama Unsyiah di ajang bergengsi ini dan juga berpesan kepada tim Malim Diwa agar tetap percaya diri dan tidak perlu takut untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
"Kita berharap kompetisi ini bisa menginspirasi kita untuk terus berinovasi dan dari ajang seperti inilah kita belajar untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan," katanya.
Presiden Direktur Shell Indonesia, Darwin Silalahi mengatakan, Shell merasa bangga melihat antusiasme dari perguruan tinggi khususnya Unsyiah, dalam memberikan dukungan kepada mahasiswanya untuk melakukan inovasi dalam pembuatan kendaraan hemat energi.
Dalam 10 tahun terakhir, Shell Eco-marathon Asia 2019 telah menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan berkompetisi di ajang internasional.
"Kami berharap melalui ajang ini seluruh perguruan tinggi di Indonesia bisa berpartisipasi menghasilkan terobosan baru, untuk menciptakan kendaraan dengan bahan bakar hemat energi, ramah lingkungan serta memperhatikan aspek keselamatan, yang akhirnya mampu menjadi solusi dalam menjawab tantangan energi di masa depan," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Darwin juga memberikan kuliah umum untuk mahasiswa Unsyiah dengan tema Leadership In A Changing World.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: