Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga menginisiasi dialog antaragama pemuda negara ASEAN untuk memperkuat toleransi sekaligus mencegah berkembang radikalisme di kawasan ini.

"Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda. Ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh, di Jakarta, Selasa.

Ni'am mengemukakan hal itu saat membuka acara MID-TERM Review Validation Workshop of The ASEAN Work Plan on Youth 2016-2020. Kegiatan yang dilaksanakan di Mercure Convention Centre Ancol itu digelar hingga Jumat (26/4).

Seluruh perwakilan kementerian bidang pemuda negara ASEAN hadir dalam kegiatan yang ditujukan untuk mengevaluasi, sekaligus memberikan rekomendasi atas program pendampingan kepemudaan antarnegara itu.

"Kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda, agar menjadi penangkal tumbuh radikalisme atas nama agama, politik, ras atau apa saja yang didasari perbedaan," ujar Ni'am.

Menurut Ni'am, fenomena radikalisme di kalangan pemuda dipicu oleh cara pandang yang tidak tepat dan mendasar atas ras, agama, politik yang tidak bisa menerima perbedaan satu dengan yang lainnya.

Niam yang juga bertindak sebagai Ketua ASEAN SOMY (Senior Official Meeting of Youth ) mengajak seluruh delegasi untuk menyampaikan belasungkawa atas tragedi yang terjadi di Sri Lanka dan New Zealand. Semua peserta diminta untuk mendoakan agar peristiwa intoleransi yang berujung terorisme itu tidak terjadi lagi.

​​​​​​​"Semoga ini yang terakhir. Kita berharap semua anak muda di dunia khususnya ASEAN memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian," ujar Ni'am menegaskan.