Menkes harap Rumah Berdaya bagi ODGJ ditiru daerah lain
24 April 2019 16:13 WIB
Menteri Kesehatan Nila Moeloek berbincang dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berada di Rumah Berdaya Denpasar Bali, Rabu (24/4/2019). (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Denpasar (ANTARA) - Menteri Kesehatan berharap Rumah Berdaya Denpasar yang dikhususkan untuk rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bisa dicontoh dan ditiru oleh daerah lain.
Menkes mengatakan kepada wartawan usai mengunjungi Rumah Berdaya di Denpasar, Rabu, tempat yang memfasilitasi terapi dan rehabilitasi pemulihan gangguan kesehatan jiwa ini sangat membantu dalam memberikan perhatian dan perlindungan bagi ODGJ.
"Dulu seorang memiliki gangguan kejiwaan sering terbuang, bahkan keluarga ada yang kerap memasung. Rumah Berdaya ini adalah solusi, menurut saya terobosan luar biasa. Saya baru melihat mereka mempunyai perhatian lebih, kenapa, para gangguan jiwa itu diberdayakan hingga akhirnya bisa kembali kepada keluarga," kata Menteri Nila.
Rumah Berdaya Denpasar yang berada di bawah Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar serta bekerja sama dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali dan organisasi seni Ketemu Project, merupakan tempat yang memberikan layanan rehabilitasi bagi penderita gangguan kesehatan jiwa skizofrenia agar bisa pulih, mandiri, dan produktif.
Di Rumah Berdaya, penderita gangguan kesehatan jiwa yang sudah menjalani pengobatan di rumah sakit akan mendapatkan terapi rehabilitasi dari berbagai kegiatan seni. Lebih dari itu, para ODGJ tersebut juga dilatih untuk dapat bekerja atau menghasilkan suatu produk dan jasa yang bisa dijual ke masyarakat.
Beberapa kegiatan seni seperti melukis, membuat topeng, membuat cindera mata atau pajangan berbahan dasar koran bekas, layang-layang lukis, tembikar, dan lainnya. Sementara produk yang dihasilkan dan sudah bisa dijual seperti kantong belanja kain, dupa, lukisan, buku, jasa pencucian sepeda motor, dan cuci sepatu.
"Saya kira ini salah satu contoh dan saya harapkan bisa bergulir terus serta dilakukan daerah lain. Mengobati orang sakit jiwa itu tak sebentar, cukup lama. Kita harus adil untuk semua," kata Nila.
Orang-orang yang mengalami depresi dan frustasi, kata Nila, bisa masuk ke Rumah Berdaya sebagai solusi jalan keluar. Penderita skizofrenia akan disibukkan dengan berbagai kegiatan positif sampai bisa menimbulkan kepercayaan dirinya kembali.
Sejak 2016, Rumah Berdaya telah menerima 57 orang dengan skizofrenia untuk membantunya hingga pulih dan dapat mandiri. Hingga saat ini terdapat sekitar 30 orang dengan gangguan jiwa yang masih dalam proses rehabilitasi di Rumah Berdaya.
Baca juga: Menempa "orang gila" sembuh dan mampu bekerja
Baca juga: Puluhan pasien RSJ Jambi ditelantarkan keluarga
Menkes mengatakan kepada wartawan usai mengunjungi Rumah Berdaya di Denpasar, Rabu, tempat yang memfasilitasi terapi dan rehabilitasi pemulihan gangguan kesehatan jiwa ini sangat membantu dalam memberikan perhatian dan perlindungan bagi ODGJ.
"Dulu seorang memiliki gangguan kejiwaan sering terbuang, bahkan keluarga ada yang kerap memasung. Rumah Berdaya ini adalah solusi, menurut saya terobosan luar biasa. Saya baru melihat mereka mempunyai perhatian lebih, kenapa, para gangguan jiwa itu diberdayakan hingga akhirnya bisa kembali kepada keluarga," kata Menteri Nila.
Rumah Berdaya Denpasar yang berada di bawah Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar serta bekerja sama dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali dan organisasi seni Ketemu Project, merupakan tempat yang memberikan layanan rehabilitasi bagi penderita gangguan kesehatan jiwa skizofrenia agar bisa pulih, mandiri, dan produktif.
Di Rumah Berdaya, penderita gangguan kesehatan jiwa yang sudah menjalani pengobatan di rumah sakit akan mendapatkan terapi rehabilitasi dari berbagai kegiatan seni. Lebih dari itu, para ODGJ tersebut juga dilatih untuk dapat bekerja atau menghasilkan suatu produk dan jasa yang bisa dijual ke masyarakat.
Beberapa kegiatan seni seperti melukis, membuat topeng, membuat cindera mata atau pajangan berbahan dasar koran bekas, layang-layang lukis, tembikar, dan lainnya. Sementara produk yang dihasilkan dan sudah bisa dijual seperti kantong belanja kain, dupa, lukisan, buku, jasa pencucian sepeda motor, dan cuci sepatu.
"Saya kira ini salah satu contoh dan saya harapkan bisa bergulir terus serta dilakukan daerah lain. Mengobati orang sakit jiwa itu tak sebentar, cukup lama. Kita harus adil untuk semua," kata Nila.
Orang-orang yang mengalami depresi dan frustasi, kata Nila, bisa masuk ke Rumah Berdaya sebagai solusi jalan keluar. Penderita skizofrenia akan disibukkan dengan berbagai kegiatan positif sampai bisa menimbulkan kepercayaan dirinya kembali.
Sejak 2016, Rumah Berdaya telah menerima 57 orang dengan skizofrenia untuk membantunya hingga pulih dan dapat mandiri. Hingga saat ini terdapat sekitar 30 orang dengan gangguan jiwa yang masih dalam proses rehabilitasi di Rumah Berdaya.
Baca juga: Menempa "orang gila" sembuh dan mampu bekerja
Baca juga: Puluhan pasien RSJ Jambi ditelantarkan keluarga
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: