Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengakui Pemilu 2019 merupakan pesta demokrasi yang berat namun dapat terselenggara dengan lancar dan aman.

"Pemilu kali ini memang tingkat kesulitannya tinggi, tapi bisa berjalan dengan aman, lancar dan damai," kata Wiranto seusai menggelar rapat koordinasi khusus tingkat menteri di kantornya, Jakarta, Rabu.

Dia menekankan kelancaran penyelenggaraan pemilu di Indonesia, telah mendapat apresiasi dari berbagai negara sahabat.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, yang menyatakan dirinya dihubungi sejumlah pemimpin negara sahabat yang mengucapkan selamat atas kelancaran dan kesuksesan penyelenggaraan pemilu.

Di sisi lain, Wiranto mewakili pemerintah menyatakan prihatin atas kabar tewasnya 139 orang petugas pemilu, baik dari jajaran Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), hingga aparat keamanan.

Menurut Wiranto, para petugas pemilu yang wafat merupakan pahlawan demokrasi. "Kita doakan semoga mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ujar Wiranto.

Dia mengajak seluruh pihak mengapresiasi pengorbanan dan kerja keras petugas pemilu dengan terus menjaga situasi tetap aman pasca-pemilu.

Sebelumnya Wiranto menjelaskan, secara umum rakorsus tingkat menteri itu membahas hal-hal penting pasca-pemilu.

Dia mengatakan kondisi pasca-pemilu tetap aman dan damai, tidak terjadi hal yang mengganggu keamanan layaknya dikhawatirkan sejumlah pihak.

Namun, saat rekapitulasi suara dilaksanakan, muncul berbagai hoaks dan tudingan adanya konspirasi mengarah kepada kecurangan pemilu.

Dia menekankan selaku Menko Polhukam dirinya adalah pihak yang paling mengetahui jika memang terjadi konspirasi semacam itu. Namun, dia menegaskan saat ini tidak pernah ada konspirasi layaknya yang ditudingkan.

Wiranto menekankan bahwa aparat kepolisian bersama TNI juga terus menjaga proses penghitungan suara pemilu oleh KPU agar terlepas dari segala intervensi mana pun yang dapat mengganggu aktivitas rekapitulasi suara.