Garut (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan 10 orang pengawas pemilu tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) menderita sakit, dan satu orang pengawas desa meninggal dunia karena kelelahan dalam melaksanakan tugas pengawasan pencoblosan dan penghitungan.

"Sekitar 10 orang pengawas TPS sakit akibat kelelahan dan satu orang Panwaslu desa meninggal pada saat masa tenang," kata Komisioner Bawaslu Garut Ahmad Nurul Syahid kepada wartawan di Garut, Selasa.

Ia menuturkan, petugas pengawas dilaporkan harus menjalani penanganan medis secara intensif karena terserang sakit tipus yang salah satu penyebabnya karena faktor kelelahan.

Mereka, lanjut dia, mengalami sakit setelah selesai melakukan proses penghitungan perolehan suara di tingkat TPS yang berlangsung sampai dini hari.

"Kebanyakan mereka sakit setelah proses pemungutan suara, mereka semuanya sakit tipus akibat kelelahan," kata Ahmad.

Sedangkan petugas yang meninggal dunia saat masa tenang, kata Ahmad, bernama Asep Sumer yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilu di Desa Talagasari, Kecamatan Banjarwangi, yang sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit.

"Mungkin faktor kelelahan, tapi beliau sempat sakit dan dirawat," katanya.

Ia menyampaikan, Bawaslu Garut sudah melihat kondisi petugas yang sakit, termasuk melayat dan menghadiri proses pemakaman petugas pengawas yang meninggal dunia sebagai bentuk turut berduka kepada keluarga almarhum.

Bawaslu Garut, kata Ahmad, sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaran pengawas di tingkat bawah untuk selalu menjaga kesehatan dan berkoordinasi dengan tim medis agar dapat ditangani lebih cepat ketika sakit.

"Kami selalu mengingatkan agar jaga kesehatan, jika sudah merasa kelelahan bisa memanfaatkan waktu untuk istirahat dan selalu konsultasi dengan tim medis," katanya.