Tangerang (ANTARA) -
Desk Pemilu Kabupaten, Banten, melibatkan tenaga medis mendampingi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang sedang melakukan rekapitulasi suara Pemilu 2019 untuk mengantisipasi munculnya gangguan kesehatan para petugas penyelenggara pemilihan umum.

Ketua Desk Pemilu Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid di Tangerang, Selasa, mengatakan tenaga medis itu disiagakan di puskesmas kecamatan, ada dokter dan ambulans.

"Dokter puskesmas dan ambulans sudah di kecamatan, sebagai antisipasi jika ada kondisi darurat dapat segera ditangani," katanya.

Dia mengakui anggota PPK mengalami kelelahan dalam menjalankan tugas karena penghitungan suara memerlukan waktu yang lama.

"Perlu ada makanan tambahan termasuk vitamin atau suplemen, dan bila perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan agar tetap sehat selama bertugas," katanya.

Ia mengatakan, banyak petugas PPK yang kondisi kesehatannya menurun, seperti batuk, pilek, gangguan pencernaan serta pusing akibat lelah menjalankan tugas.

KPU setempat telah menetapkan pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahap kedua sebanyak 2.118.565 orang yanbg tertersebar di 29 kecamatan, di antara pemilih tersebut terdapat 1.198 orang merupakan penyandang disabilitas seperti tuna daksa, tuna netra, tuna rungu (wicara), tuna grahita.

Sebelumnya, sebanyak 236 pemilih di Desa Bunar, Kecamatan Sukamulya, mencoblos ulang pada Minggu (21/4) setelah mendapatkan rekomendasi dari panwaslu kecamatan setempat.

Komisioner Divisi Teknis KPU Kabupaten Tangerang Akhmad Subagja mengatakan alasan pencoblosan ulang karena ada laporan bahwa empat warga dari luar daerah mencoblos di TPS 1 Desa Bunar.

Namun empat warga itu tidak memiliki kartu undangan mencoblos model C-6 berupa surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih, bahkan empat
pemilih tersebut juga tidak terdaftar, tidak memiliki A-5 sebagai bukti dapat mencoblos di daerah lain.