New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik, Senin, di tengah ketatnya pasokan minyak mentah menjelang musim dingin di belahan bumi utara, sementara para pedagang menilai hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OPEC yang diadakan di Arab Saudi pekan lalu. Kontrak perdagangan berjangka minyak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, ditutup naik 80 sen pada 94,64 dolar per barel. Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Januari bertengger naik 66 sen pada 92,28 dolar per barel. "Perdagangan berjangka minyak mentah lebih ketat sesudah pertemuan OPEC pekan lalu di Riyadh berakhir tanpa isyarat kenaikan minyak apapun di atas kuota sekarang kartel tersebut," kata analis Sucden, Michael Davies. Menjelang KTT dua hari itu, Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak (OPEC) berada dalam tekanan untuk menaikkan pasokan untuk membantu mendinginkan harga yang diyakini sejumlah analis bisa segera mencapai 100 dolar. Deklarasi akhir yang dikeluarkan Minggu dari kelompok eksportir minyak itu mendesakkan perdamaian dunia untuk membantu menstabilkan harga dan memasukkan komitmen untuk membantu memerangi pemanasan global. OPEC, yang memenuhi 40 persen pasokan minyak mentah dunia, terakhir memutuskan untuk menaikkan output pada September ketika kartel produsen minyak itu sepakat untuk menyediakan ekstra 500.000 barel per hari bagi pasar, efektif mulai 1 November. Namun, sebuah kelompok riset berpengaruh yang berbasis di London memperingatkan bahwa pasokan minyak akan tetap ketat dalam bulan-bulan mendatang. "Sementara patokan harga minyak telah menjauh dari batas psikologis 100 dolar namun terancam akan tembus dalam minggu-minggu ini, pasar minyak kemungkinan akan tetap ketat selama bulan-bulan musim dingin, karena minyak tambahan lambat masuknya ke dalam rantai pasokan," kata Centre for Global Energy Studies (CGES), seperti dilaporkan AFP. CGES menambahkan dalam sebuah laporan pasar bulanan: "Tanda-tanda bahwa ekonomi global kemungkinan mengarah ke perlambatan merongrong perkiraan jangka panjang pertumbuhan permintaan minyak, menandakan bahwa harga bisa turun tajam tahun depan. "Lintasan harga minyak selama bulan-bulan mendatang akan sangat terpengaruh oleh bagaimana OPEC bereaksi terhadap koreksi turun apapun." Meskipun sejumlah menteri OPEC mengungkapkan kekawatiran bahwa minyak mentah mahal akan pada akhirnya melesukan permintaan minyak, mereka mengindikasikan bahwa kesalahan terhadap harga yang hampir tiga angka itu terletak di luar kartel tersebut. "Nampaknya hilangnya kemungkinan naiknya pasokan akan berarti paling kurang mendukung minyak mentah pada level ini," kata analis Bank of Ireland Paul Harris. "Faktor-faktor yang telah memperburuk gerakan itu ke tingkat rekor tetap utuh." Permintaan minyak pemanas khususnya memuncak selama musim dingin terutama di wilayah bagian utara Amerika Serikat. Perdagangan berjangka minyak mentah minggu lalu merosot jauh dari ketinggian sepanjang masa sekitar 98,62 dolar di New York dan 95,19 dolar di London saat OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) menurunkan perkiraan mereka tentang permintaan minyak global. Harga juga terpukul oleh kabar kenaikan mengejutkan cadangan energi AS. (*)