Jakarta (ANTARA News) - DBS Bank menyuntikkan dana semiliar dolar Amerika Serikat (AS) kepada Magna Resources Corporation Pte Ltd. terkait dengan Magna yang menjadi pembeli siaga dalam "right issue" (hak memesan efek terlebih dahulu) PT Barito Pacifik Tbk senilai Rp9,1 triliun untuk mengakuisisi PT Chandra Asri Petrochemical Center. "DBS Bank menjadi penyokong dana Magna untuk `right issue` Barito, jumlahnya sekitar satu miliar dolar AS," kata Komisaris Barito Anton BS Hudyana di Jakarta, Senin. Sebagai pembeli siaga, jika dalam "right issue" perseroan tidak terserap, akan diambil oleh Magna Resources Corporation Pte Ltd, anak usaha perseroan yang berbasis di Singapura. Sementara itu untuk pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam "right issue" akan mengalami dilusi saham hingga 62,55 persen. Menurut dia, suntikan dana itu berupa pinjaman yang tidak ada jaminannya. "Pinjaman tersebut diberikan karena kepercayaan DBS kepada Prajogo Pangestu sebagai pemilik Barito. Hubungan antara DBS dengan pak Prajogo kan sudah baik, jadi ini berdasarkan kepercayaan saja," ujarnya. Ditanya pers mengenai berapa bunga dan jangka waktu pinjaman tersebut, Anton enggan menyebutkannya. "Kalau itu saya tidak tahu, dan bukan wewenang saya," katanya. Dia menambahkan, walaupun DBS dimiliki oleh Temasek, bukan berarti Temasek akan menguasai saham Barito. "Tidak benar kalau Temasek akan menguasai Barito, walaupun DBS merupakan anak usaha Temasek," katanya, sekaligus membantah adanya rumor Temasek akan masuk ke bisnis ke Barito. Namun, Anton tidak menyangkal kalau Temasek bisa saja menjadi pemegang saham Barito, karena perseroan merupakan perusahaan publik yang sahamnya bisa dimiliki siapa saja. "Saat ini Temasek sudah memiliki 30 persen saham Chandra Asri, kalau mereka mau tambah lagi sahamnya tinggal beli Barito Pasific," katanya. Anton menuturkan, antara Prajogo Pangestu dan Temasek sudah memiliki hubungan yang sangat baik, karena keduanya merupakan pemegang saham Chandra Asri. "Jadi, 70 persen saham yang diakusisi Barito, minus saham yang dimiliki Temasek," kata Anton menambahkan. (*)