Artikel
Pemilu damai beri optimisme kepada pelaku ekonomi
Oleh Satyagraha
22 April 2019 14:44 WIB
Anak-anak yatim binaan NU Care-Laziznu Jawa Timur membawa poster diiringi tabuhan rebana saat melakukan aksi damai di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/4/2019). ANTARA FOTO/Moch Asim/aww/aa
Jakarta (ANTARA) - Pemilihan umum (pemilu) pada 17 April 2019 telah usai dan saat ini pihak-pihak yang berkepentingan sedang menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Penyelenggaraan pesta demokrasi kali ini tergolong rumit karena masyarakat secara bersamaan harus memilih presiden serta para wakil rakyat di DPR, DPRD Provinsi/Kota maupun DPD.
Kerumitan pemilu juga dukung oleh panasnya kondisi sosial politik dalam beberapa tahun terakhir serta keraguan kedua belah pihak yang berkompetisi atas kesiapan logistik KPU dalam mengadakan acara akbar ini.
Meski demikian, pemilu yang terbukti berjalan lancar dan tidak mengalami gangguan keamanan memberikan optimisme kepada pengusaha maupun investor terhadap keberlangsungan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Salah satu indikator optimisme itu terlihat dari menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pembukaan Senin pagi (22/4), usai penyelenggaraan pemilu yang berjalan damai.
IHSG dibuka menguat 3,87 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.511,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,88 poin atau 0,09 persen menjadi 1.031.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan sentimen pelaku pasar terhadap hasil pemilu, yang disertai oleh laporan laba perusahaan pada triwulan I-2019, bisa menjadi katalis positif dan mendukung bagi IHSG untuk bergerak ke zona hijau.
Penyelenggaraan pemilu 2019 ini telah menjadi perhatian investor, karena sebelumnya pesta demokrasi dinilai menimbulkan ketidakpastian, sehingga membuat investor mengambil sikap "wait and see".
Oleh karena itu, usai pemilu diperkirakan kepercayaan investor akan kembali sebab perekonomian akan berjalan di bawah kendali pemimpin terpilih, yang berarti dalam lima tahun ke depan, akan ada kebijakan-kebijakan pasti yang diusung pemerintah.
"Hal ini menimbulkan kepastian bagi investor. Selain itu, investor akan melihat bagaimana kebijakan pemerintah terpilih bisa menangani masalah struktural di Indonesia," ujar Alfiansyah.
Stabilitas terjaga
Peneliti Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan pelaksanaan pemilu terhadap stabilitas ekonomi makro karena pelaku pasar sudah mengantisipasi sejak jauh-jauh hari.
Siapapun yang menang dalam pesta demokrasi, pelaku pasar lebih berfokus pada stabilitas keamanan dan saat ini masih terbilang kondusif.
Kondisi tersebut, yang menyebabkan kepercayaan pelaku pasar cukup bagus, salah satunya tren IHSG positif naik, meskipun investor asing cenderung menahan beli bersih (net buy) selama pemilu.
Bhima menuturkan kepercayaan asing juga didorong Indonesia masih menjadi pasar yang prospektif dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen di tengah guncangan perekonomian global.
Geliat investor asing juga kembali muncul, karena dari Indonesia mempunyai keunggulan dari sisi demografi yaitu memiliki banyak penduduk dengan usia produktif.
Dengan kondisi itu, diperkirakan para pelaku pasar keuangan akan kembali aktif atau tancap gas di bursa saham setelah terdapat penghitungan resmi pemilu 2019.
"Ini pasar yang masih bagus, kalau kita lihat kecenderungan ekonomi global sedang melemah, banyak dana asing negara larinya ke 'emerging market', salah satunya Indonesia," kata Bhima.
Dalam kesempatan terpisah, pelaku pasar modal Hendra Martono Liem mengatakan sejumlah pelaku pasar saham mulai mengambil posisi beli seiring dengan kondisi keamanan yang dalam keadaan baik usai pemilu.
CEO PT Arah Investasi Mandiri itu menjelaskan saat ini tidak ada kecemasan dalam diri pelaku pasar untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga IHSG pada akhir 2019 berpotensi menuju level 7.100 poin.
Diperkirakan investor mempunyai harapan terhadap program pembangunan infrastruktur yang kembali berlanjut dan mampu mempengaruhi saham pada sektor konstruksi dan keuangan.
Kendati demikian, Hendra Martono Liem mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap aksi ambil untung ketika harga saham bergerak naik.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat ikut mengingatkan agar investor tidak terlena dengan sentimen pemilu karena masih terdapat sentimen lainnya yang mempengaruhi kondisi pasar modal.
Sentimen lain yang juga harus diperhatikan diantaranya laporan kinerja keuangan emiten, kebijakan pemerintah dalam perbaikan defisit transaksi berjalan hingga kabinet baru di pemerintahan mendatang.
"Sentimen-sentimen itu cukup mempengaruhi investor menanamkan dananya di pasar modal," katanya.
Masuknya investasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyakini investasi akan masuk ke Indonesia setelah pergelaran pemilu usai, tidak hanya ke bursa saham, namun juga penanaman modal langsung.
Sebagai upaya mempersiapkan masuknya modal tersebut, pemerintah telah memperbaiki iklim investasi dengan membuat sistem pelayanan terpadu (OSS) sejak pertengahan 2018 dan menyiapkan berbagai insentif pajak.
Tidak hanya itu, pemerintah juga berupaya mendorong kinerja ekspor yang mengalami kelesuan karena berkurangnya permintaan dari negara-negara utama tujuan ekspor.
Dalam kondisi ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, pemerintah berupaya agar kinerja ekspor dalam neraca perdagangan tetap positif, agar Indonesia tidak dianggap sebagai negara yang berisiko.
Dengan upaya pembenahan dalam investasi dan ekspor, maka pemerintah bisa memperkuat pertumbuhan ekonomi, yang selama ini sebagian besar disumbangkan oleh konsumsi domestik.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran umum mengenai kondisi ekonomi ke depan usai penyelenggaraan pemilu yang berlangsung tanpa gangguan berarti.
Para pemangku kepentingan ekonomi di dunia saat ini berharap Indonesia dapat melewati keseluruhan proses pesta demokrasi dengan damai dan melanjutkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai.
Meski demikian, pemerintah masih mempunyai pekerjaan rumah untuk memperbaiki masalah fundamental ekonomi Indonesia, antara lain pemerataan ekonomi, peningkatan produktivitas, peningkatan daya kompetisi masyarakat, dan antisipasi pelemahan ekonomi global.
Sri Mulyani mengharapkan pemimpin maupun anggota legislatif yang terpilih dapat mengedepankan kepentingan rakyat, mempunyai tata kelola yang baik, menghilangkan korupsi, menciptakan pemerataan dan kesejahteraan dan mau memajukan Indonesia.
"Jadi siapapun terpilih mereka mengemban dan menjalankan amanat yang dititipkan masyarakat kepada mereka," ujarnya.
Melalui pelaksanaan pemilu yang berjalan lancar, maka pelaku usaha maupun pemerintah makin optimistis bahwa kinerja ekonomi dapat makin baik di masa depan.
Penanganan kegiatan ekonomi itu tidak hanya didukung oleh kebijakan yang memadai namun juga sinergi yang kuat dan saling berkesinambungan antar pemangku kepentingan.
Penyelenggaraan pesta demokrasi kali ini tergolong rumit karena masyarakat secara bersamaan harus memilih presiden serta para wakil rakyat di DPR, DPRD Provinsi/Kota maupun DPD.
Kerumitan pemilu juga dukung oleh panasnya kondisi sosial politik dalam beberapa tahun terakhir serta keraguan kedua belah pihak yang berkompetisi atas kesiapan logistik KPU dalam mengadakan acara akbar ini.
Meski demikian, pemilu yang terbukti berjalan lancar dan tidak mengalami gangguan keamanan memberikan optimisme kepada pengusaha maupun investor terhadap keberlangsungan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Salah satu indikator optimisme itu terlihat dari menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pembukaan Senin pagi (22/4), usai penyelenggaraan pemilu yang berjalan damai.
IHSG dibuka menguat 3,87 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.511,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,88 poin atau 0,09 persen menjadi 1.031.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan sentimen pelaku pasar terhadap hasil pemilu, yang disertai oleh laporan laba perusahaan pada triwulan I-2019, bisa menjadi katalis positif dan mendukung bagi IHSG untuk bergerak ke zona hijau.
Penyelenggaraan pemilu 2019 ini telah menjadi perhatian investor, karena sebelumnya pesta demokrasi dinilai menimbulkan ketidakpastian, sehingga membuat investor mengambil sikap "wait and see".
Oleh karena itu, usai pemilu diperkirakan kepercayaan investor akan kembali sebab perekonomian akan berjalan di bawah kendali pemimpin terpilih, yang berarti dalam lima tahun ke depan, akan ada kebijakan-kebijakan pasti yang diusung pemerintah.
"Hal ini menimbulkan kepastian bagi investor. Selain itu, investor akan melihat bagaimana kebijakan pemerintah terpilih bisa menangani masalah struktural di Indonesia," ujar Alfiansyah.
Stabilitas terjaga
Peneliti Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan pelaksanaan pemilu terhadap stabilitas ekonomi makro karena pelaku pasar sudah mengantisipasi sejak jauh-jauh hari.
Siapapun yang menang dalam pesta demokrasi, pelaku pasar lebih berfokus pada stabilitas keamanan dan saat ini masih terbilang kondusif.
Kondisi tersebut, yang menyebabkan kepercayaan pelaku pasar cukup bagus, salah satunya tren IHSG positif naik, meskipun investor asing cenderung menahan beli bersih (net buy) selama pemilu.
Bhima menuturkan kepercayaan asing juga didorong Indonesia masih menjadi pasar yang prospektif dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen di tengah guncangan perekonomian global.
Geliat investor asing juga kembali muncul, karena dari Indonesia mempunyai keunggulan dari sisi demografi yaitu memiliki banyak penduduk dengan usia produktif.
Dengan kondisi itu, diperkirakan para pelaku pasar keuangan akan kembali aktif atau tancap gas di bursa saham setelah terdapat penghitungan resmi pemilu 2019.
"Ini pasar yang masih bagus, kalau kita lihat kecenderungan ekonomi global sedang melemah, banyak dana asing negara larinya ke 'emerging market', salah satunya Indonesia," kata Bhima.
Dalam kesempatan terpisah, pelaku pasar modal Hendra Martono Liem mengatakan sejumlah pelaku pasar saham mulai mengambil posisi beli seiring dengan kondisi keamanan yang dalam keadaan baik usai pemilu.
CEO PT Arah Investasi Mandiri itu menjelaskan saat ini tidak ada kecemasan dalam diri pelaku pasar untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga IHSG pada akhir 2019 berpotensi menuju level 7.100 poin.
Diperkirakan investor mempunyai harapan terhadap program pembangunan infrastruktur yang kembali berlanjut dan mampu mempengaruhi saham pada sektor konstruksi dan keuangan.
Kendati demikian, Hendra Martono Liem mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap aksi ambil untung ketika harga saham bergerak naik.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat ikut mengingatkan agar investor tidak terlena dengan sentimen pemilu karena masih terdapat sentimen lainnya yang mempengaruhi kondisi pasar modal.
Sentimen lain yang juga harus diperhatikan diantaranya laporan kinerja keuangan emiten, kebijakan pemerintah dalam perbaikan defisit transaksi berjalan hingga kabinet baru di pemerintahan mendatang.
"Sentimen-sentimen itu cukup mempengaruhi investor menanamkan dananya di pasar modal," katanya.
Masuknya investasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyakini investasi akan masuk ke Indonesia setelah pergelaran pemilu usai, tidak hanya ke bursa saham, namun juga penanaman modal langsung.
Sebagai upaya mempersiapkan masuknya modal tersebut, pemerintah telah memperbaiki iklim investasi dengan membuat sistem pelayanan terpadu (OSS) sejak pertengahan 2018 dan menyiapkan berbagai insentif pajak.
Tidak hanya itu, pemerintah juga berupaya mendorong kinerja ekspor yang mengalami kelesuan karena berkurangnya permintaan dari negara-negara utama tujuan ekspor.
Dalam kondisi ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, pemerintah berupaya agar kinerja ekspor dalam neraca perdagangan tetap positif, agar Indonesia tidak dianggap sebagai negara yang berisiko.
Dengan upaya pembenahan dalam investasi dan ekspor, maka pemerintah bisa memperkuat pertumbuhan ekonomi, yang selama ini sebagian besar disumbangkan oleh konsumsi domestik.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran umum mengenai kondisi ekonomi ke depan usai penyelenggaraan pemilu yang berlangsung tanpa gangguan berarti.
Para pemangku kepentingan ekonomi di dunia saat ini berharap Indonesia dapat melewati keseluruhan proses pesta demokrasi dengan damai dan melanjutkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai.
Meski demikian, pemerintah masih mempunyai pekerjaan rumah untuk memperbaiki masalah fundamental ekonomi Indonesia, antara lain pemerataan ekonomi, peningkatan produktivitas, peningkatan daya kompetisi masyarakat, dan antisipasi pelemahan ekonomi global.
Sri Mulyani mengharapkan pemimpin maupun anggota legislatif yang terpilih dapat mengedepankan kepentingan rakyat, mempunyai tata kelola yang baik, menghilangkan korupsi, menciptakan pemerataan dan kesejahteraan dan mau memajukan Indonesia.
"Jadi siapapun terpilih mereka mengemban dan menjalankan amanat yang dititipkan masyarakat kepada mereka," ujarnya.
Melalui pelaksanaan pemilu yang berjalan lancar, maka pelaku usaha maupun pemerintah makin optimistis bahwa kinerja ekonomi dapat makin baik di masa depan.
Penanganan kegiatan ekonomi itu tidak hanya didukung oleh kebijakan yang memadai namun juga sinergi yang kuat dan saling berkesinambungan antar pemangku kepentingan.
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: