Pemberdayaan perempuan harus ditingkatkan
21 April 2019 17:04 WIB
Wisatawan mancanegara yang mengenakan busana kebaya dan sanggul mengamati gambar RA Kartini saat peringatan Hari Kartini di sebuah hotel kawasan Legian, Badung, Bali, Minggu (21/4/2019). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.)
Manado (ANTARA) - Pemberdayaan perempuan harus ditingkatkan sesuai dengan pemikiran RA Kartini untuk kemajuan perempuan.
"Perempuan harus saling membantu dan memberdayakan perempuan yang lain tanpa memandang SARA," kata Tokoh Muda Perempuan Manado Hesty Sondak di Manado, Minggu.
Dia mengatakan kaum perempuan harus tetap mandiri, berjuang untuk orang-orang yang dikasihinya, berjuang untuk bangsa dan negara. "Berani bermimpi dan menjadikan mimpi itu kenyataan," katanya.
Perempuan, katanya, harus sejajar dengan para kaum laki-laki di segala bidang tanpa bias gender. "Berani menyuarakan aspirasinya," katanya.
Perempuan harus terus belajar, tidak harus dari pendidikan formal. Tapi, belajar dari kehidupan sehari-hari, dari buku, internet untuk menjadi perempuan yang lebih baik dari hari ke hari.
Berkaca pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi.
Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.
"Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar," katanya.*
Baca juga: Jadilah perempuan pembangunan bangsa
Baca juga: "Kartini" pengawal demokrasi
"Perempuan harus saling membantu dan memberdayakan perempuan yang lain tanpa memandang SARA," kata Tokoh Muda Perempuan Manado Hesty Sondak di Manado, Minggu.
Dia mengatakan kaum perempuan harus tetap mandiri, berjuang untuk orang-orang yang dikasihinya, berjuang untuk bangsa dan negara. "Berani bermimpi dan menjadikan mimpi itu kenyataan," katanya.
Perempuan, katanya, harus sejajar dengan para kaum laki-laki di segala bidang tanpa bias gender. "Berani menyuarakan aspirasinya," katanya.
Perempuan harus terus belajar, tidak harus dari pendidikan formal. Tapi, belajar dari kehidupan sehari-hari, dari buku, internet untuk menjadi perempuan yang lebih baik dari hari ke hari.
Berkaca pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi.
Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.
"Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar," katanya.*
Baca juga: Jadilah perempuan pembangunan bangsa
Baca juga: "Kartini" pengawal demokrasi
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: