Jakarta (ANTARA) - Pengamat Publish What You Pay (PWYP) Meliana Lumbantoruan menilai rencana kerja sama Indonesia dan Arab Saudi terkait industri petrokimia dapat menyerap cadangan gas bumi secara maksimal.

"Kami menyambut positif langkah kebijakan kedua negara, dengan tujuan memaksimalkan produksi gas bumi khususnya di Tanah Air," kata Meliana dihubungi di Jakarta, Kamis.

Ia menilai selama ini pemerintah belum bisa memanfaatkan atau memaksimalkan produksi cadangan gas bumi yang ada di tingkat domestik.

Padahal banyak perusahaan atau industri di Tanah Air yang membutuhkan gas bumi sebagai bahan baku operasional.

Oleh karena itu, jika rencana kerja sama kedua negara dapat terwujud, diharapkan bisa mengelola cadangan gas bumi dengan baik untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun Meliana juga memberikan catatan apabila rencana kerja sama investasi kedua negara dapat terwujud, terutama terkait skala gas bumi yang bisa diserap oleh Arab Saudi dan dampak penerimaan kepada negara.

Penghitungan skala itu ditujukan agar pemerintah memperoleh gambaran kebutuhan gas bumi secara nasional. "Kedua hal itu perlu ada hitungan kalkulasinya," kata Meliana.

PWYP merupakan koalisi masyarakat sipil untuk transparansi dan akuntabilitas tata kelola sumber daya ekstraktif minyak dan gas, pertambangan serta sumber daya alam.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Kamis, mengatakan Arab Saudi tertarik untuk berinvestasi di bidang petrokimia dengan Indonesia.

Baca juga: Presiden bahas peningkatan kerja sama dengan Arab Saudi di istana

Baca juga: Presiden Jokowi dan Raja Salman sepakat tingkatkan kerja sama ekonomi

Baca juga: Jokowi bertemu Menteri Energi Arab bahas kerja sama Aramco-Pertamina