Ma'ruf nilai masyarakat semakin mengerti politik
18 April 2019 14:59 WIB
Cawapres RI Ma'ruf Amin memberikan keterangan kepada media, didampingi Koordinator Media TKN Monang Sinaga, di kediaman Rumah Situbondo, Jakarta, Kamis. (Istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Cawapres RI Ma'ruf Amin menilai banyaknya persentase partisipasi publik dalam pemilu 2019 menunjukkan masyarakat Indonesia semakin mengerti politik dan memiliki tanggung jawab untuk menentukan pemimpin masa depan.
"Berarti kan masyarakat kita semakin mengerti politik dan semakin memiliki tanggung jawab untuk ikut menentukan pemimpin di masa depan," kata Ma'ruf Amin di kediaman Rumah Situbondo, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan tingginya partisipasi publik yang mencapai 81 persen, menjadi pelajaran penting bahwa masing-masing pihak memang memiliki keinginan memilih pemimpin, selain itu hal ini juga disebabkan keberhasilan seluruh pihak dalam mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pemilu.
"Ini sebagai keberhasilan kita mengajak masyarakat berpartisipasi dalam setiap tingkatan pemilu karena jangan sampai ada pihak yang golput, acuh terhadap negaranya, terlebih kaum muda," jelas dia.
Adapun Ma'ruf menyatakan dirinya bersama Jokowi enggan mendeklarasikan kemenangan meski hitung cepat lembaga survei menunjukkan kemenangan keduanya karena menunggu hasil penghitungan resmi KPU soal hasil pemilu serentak 2019.
Dia mengatakan hasil hitung cepat lembaga survei memang hampir jarang meleset dari penghitungan resmi. Namun dirinya bersama Jokowi dan tim ingin menghormati lembaga yang memiliki kompetensi untuk memberikan pengumuman, yakni KPU RI.
"Kalau kita menyatakan menang sebelum pengumuman resmi, kayaknya kok tidak etis. Walaupun orang semua sudah tahu kalau 'quick count' itu biasanya itu yang terjadi," ujar dia.
***2***
"Berarti kan masyarakat kita semakin mengerti politik dan semakin memiliki tanggung jawab untuk ikut menentukan pemimpin di masa depan," kata Ma'ruf Amin di kediaman Rumah Situbondo, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan tingginya partisipasi publik yang mencapai 81 persen, menjadi pelajaran penting bahwa masing-masing pihak memang memiliki keinginan memilih pemimpin, selain itu hal ini juga disebabkan keberhasilan seluruh pihak dalam mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pemilu.
"Ini sebagai keberhasilan kita mengajak masyarakat berpartisipasi dalam setiap tingkatan pemilu karena jangan sampai ada pihak yang golput, acuh terhadap negaranya, terlebih kaum muda," jelas dia.
Adapun Ma'ruf menyatakan dirinya bersama Jokowi enggan mendeklarasikan kemenangan meski hitung cepat lembaga survei menunjukkan kemenangan keduanya karena menunggu hasil penghitungan resmi KPU soal hasil pemilu serentak 2019.
Dia mengatakan hasil hitung cepat lembaga survei memang hampir jarang meleset dari penghitungan resmi. Namun dirinya bersama Jokowi dan tim ingin menghormati lembaga yang memiliki kompetensi untuk memberikan pengumuman, yakni KPU RI.
"Kalau kita menyatakan menang sebelum pengumuman resmi, kayaknya kok tidak etis. Walaupun orang semua sudah tahu kalau 'quick count' itu biasanya itu yang terjadi," ujar dia.
***2***
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: