Waketum PAN pertanyakan data "exit poll" Prabowo di 5.000 TPS
18 April 2019 11:27 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) berswafoto dengan peserta saat membuat formasi dalam Festival Merah Putih 2018 di lapangan Randu, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/8). Sebanyak 630 siswa SMA dan SMK se-Kota Bogor mengikuti kegiatan pembentukan formasi HUT RI, NKRI dan bendera Merah Putih dalam rangkaian menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-73. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww/pri
Bogor (ANTARA) - Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya Sugiarto mempertanyakan akurasi dari exit poll di 5.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dijadikan tolak ukur kemenangan oleh pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai pencoblosan, Rabu.
"Ini bukan soal kuantitatif banyaknya responden, tapi lebih ke metodologi tepat atau tidak, jadi kalau melenceng semua pasti akan sama hasilnya (melenceng)," ujarnya kepada ANTARA di Bogor, Kamis.
Pendiri Lembaga Survei Charta Politika ini juga menjawab kecurigaan Prabowo atas beberapa lembaga survei yang menayangkan hasil hitung cepat atau quick count memenangkan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Semua ada ilmunya, ada penjelasannya secara statistik. Kalau ada yang bilang itu manipulasi tak mungkin. Sepanjang sejarah Indonesia dan dunia tidak pernah ada sebegitu masif," jelasnya.
Meski begitu, Bima tak menampik atas dominannya dukungan untuk pasangan Prabowo-Sandi di Kota Bogor. Ia juga memprediksi bahwa pasangan Prabowo-Sandi akan menang di Kota Hujan.
"Saya kira dari awal Pak Prabowo leading-nya di kota Bogor, karena kita monitoring terus. Dua bulan yang lalu angkanya 53 persen (Prabowo), 30 persen (Jokowi). Jadi kelihatannya pemenang di kota Bogor itu Pak Prabowo," kata Wali Kota Bogor demisioner itu.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan bahwa dirinya unggul 55,4 persen berdasarkan exit poll di 5.000 TPS.
"Hasil exit poll di lima ribu TPS menunjukkan hasil kita menang 55,4 persen. Dan hasil quick count kita menang 52,2 persen. Mohon semua relawan untuk mengawal kemenangan kita di semua TPS," ucap Prabowo.
Baca juga: Prabowo klaim kemenangan versi hitung cepat internal
Baca juga: Prabowo ingatkan pendukungnya tak terprovokasi
"Ini bukan soal kuantitatif banyaknya responden, tapi lebih ke metodologi tepat atau tidak, jadi kalau melenceng semua pasti akan sama hasilnya (melenceng)," ujarnya kepada ANTARA di Bogor, Kamis.
Pendiri Lembaga Survei Charta Politika ini juga menjawab kecurigaan Prabowo atas beberapa lembaga survei yang menayangkan hasil hitung cepat atau quick count memenangkan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Semua ada ilmunya, ada penjelasannya secara statistik. Kalau ada yang bilang itu manipulasi tak mungkin. Sepanjang sejarah Indonesia dan dunia tidak pernah ada sebegitu masif," jelasnya.
Meski begitu, Bima tak menampik atas dominannya dukungan untuk pasangan Prabowo-Sandi di Kota Bogor. Ia juga memprediksi bahwa pasangan Prabowo-Sandi akan menang di Kota Hujan.
"Saya kira dari awal Pak Prabowo leading-nya di kota Bogor, karena kita monitoring terus. Dua bulan yang lalu angkanya 53 persen (Prabowo), 30 persen (Jokowi). Jadi kelihatannya pemenang di kota Bogor itu Pak Prabowo," kata Wali Kota Bogor demisioner itu.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan bahwa dirinya unggul 55,4 persen berdasarkan exit poll di 5.000 TPS.
"Hasil exit poll di lima ribu TPS menunjukkan hasil kita menang 55,4 persen. Dan hasil quick count kita menang 52,2 persen. Mohon semua relawan untuk mengawal kemenangan kita di semua TPS," ucap Prabowo.
Baca juga: Prabowo klaim kemenangan versi hitung cepat internal
Baca juga: Prabowo ingatkan pendukungnya tak terprovokasi
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: