ODGJ antre pemungutan suara di panti sosial Cipayung
17 April 2019 12:57 WIB
Sejumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 sedang mengantre untuk menggunakan hak pilih mereka pada pemilu 2019 di Jakarta, Rabu (17/4/2019) (Astrid Faidlatul Habibah)
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung, Jakarta Timur, Rabu, mengantre untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemungutan suara Pemilu 2019.
Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Tuti Sulistyaningsih mengatakan pemungutan suara yang dilakukan di panti sosial Cipayung ini diadakan di dua tempat pemungutan suara (TPS) yaitu 078 dan 079 agar suasana pemilihan suara tetap kondusif.
“Dibagi jadi dua TPS yaitu 078 dan 079 tapi lokasinya bersebelahan. Kalau satu TPS nanti terlalu banyak dan lama antrenya. Alhamdulillah KPU mau membantu,” katanya.
Menurut Tuti, ada 128 warga panti memilih di TPS 079 yang 123 di antaranya berasal dari panti Cipayung sedangkan lima lainnya dari panti Budi Murni. Sedangkan di TPS 078 ada 92 warga panti yang memilih di mana 85 orang berasal dari panti Cipayung dan tujuh orang lainnya dari panti Budi Murni.
Berdasarkan pantauan Antara di lokasi, pada saat antre untuk melakukan pemungutan suara para ODGJ di panti tersebut duduk rapi dan tenang di kursi yang sudah disediakan oleh pantia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di bawah tenda berwarna biru.
Masing-masing ODGJ tersebut tidak didampingi oleh pengurus panti saat mengantre, bahkan ketika melakukan pengisian daftar nama yang terletak di dekat pintu masuk TPS juga mereka melakukannya sendiri karena sebelumnya sudah mengikuti sosialisasi dari pihak KPU dan para relawan penyandang disabilitas lintas.
Selanjutnya para ODGJ menghampiri KPPS yang mengenakan batik duduk tidak jauh dari tempat mereka mendaftar untuk mengambil surat suara. Lalu mereka langsung menuju bilik suara yang sudah disediakan tanpa dipandu.
Para ODGJ terlihat santai, tenang dan lancar saat melakukan proses pemungutan suara atau pencoblosan di bilik suara, dengan menghabiskan waktu sekitar satu sampai dua menit untuk proses ini.
Mereka juga tidak terkendala saat memasukkan surat suara yang sudah mereka coblos ke kotak suara.
Aktivitas pemungutan suara dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, diawali dengan petugas KPPS yang memeriksa dan menghitung terlebih dahulu empat kotak suara di hadapan saksi dan menandatangani surat suara sebelum diberikan ke pemilih.
Walaupun pemungutan suara dilakukan di sebuah panti sosial namun menurut panitia pemungutan suara rencananya TPS tetap akan ditutup pukul 13.00 WIB, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan KPU.
Untuk pertama kalinya, Indonesia menggelar pemilihan umum presiden dan anggota legislatif secara serentak pada 17 April 2019. Pemilu serentak ini diikuti 190.770.329 Warga Negara Indonesia di dalam dan luar negeri.
Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Tuti Sulistyaningsih mengatakan pemungutan suara yang dilakukan di panti sosial Cipayung ini diadakan di dua tempat pemungutan suara (TPS) yaitu 078 dan 079 agar suasana pemilihan suara tetap kondusif.
“Dibagi jadi dua TPS yaitu 078 dan 079 tapi lokasinya bersebelahan. Kalau satu TPS nanti terlalu banyak dan lama antrenya. Alhamdulillah KPU mau membantu,” katanya.
Menurut Tuti, ada 128 warga panti memilih di TPS 079 yang 123 di antaranya berasal dari panti Cipayung sedangkan lima lainnya dari panti Budi Murni. Sedangkan di TPS 078 ada 92 warga panti yang memilih di mana 85 orang berasal dari panti Cipayung dan tujuh orang lainnya dari panti Budi Murni.
Berdasarkan pantauan Antara di lokasi, pada saat antre untuk melakukan pemungutan suara para ODGJ di panti tersebut duduk rapi dan tenang di kursi yang sudah disediakan oleh pantia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di bawah tenda berwarna biru.
Masing-masing ODGJ tersebut tidak didampingi oleh pengurus panti saat mengantre, bahkan ketika melakukan pengisian daftar nama yang terletak di dekat pintu masuk TPS juga mereka melakukannya sendiri karena sebelumnya sudah mengikuti sosialisasi dari pihak KPU dan para relawan penyandang disabilitas lintas.
Selanjutnya para ODGJ menghampiri KPPS yang mengenakan batik duduk tidak jauh dari tempat mereka mendaftar untuk mengambil surat suara. Lalu mereka langsung menuju bilik suara yang sudah disediakan tanpa dipandu.
Para ODGJ terlihat santai, tenang dan lancar saat melakukan proses pemungutan suara atau pencoblosan di bilik suara, dengan menghabiskan waktu sekitar satu sampai dua menit untuk proses ini.
Mereka juga tidak terkendala saat memasukkan surat suara yang sudah mereka coblos ke kotak suara.
Aktivitas pemungutan suara dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, diawali dengan petugas KPPS yang memeriksa dan menghitung terlebih dahulu empat kotak suara di hadapan saksi dan menandatangani surat suara sebelum diberikan ke pemilih.
Walaupun pemungutan suara dilakukan di sebuah panti sosial namun menurut panitia pemungutan suara rencananya TPS tetap akan ditutup pukul 13.00 WIB, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan KPU.
Untuk pertama kalinya, Indonesia menggelar pemilihan umum presiden dan anggota legislatif secara serentak pada 17 April 2019. Pemilu serentak ini diikuti 190.770.329 Warga Negara Indonesia di dalam dan luar negeri.
Pewarta: Virna P Setyorini/Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: