Semangat pengungsi korban tsunami Lere gunakan hak pilih
17 April 2019 11:25 WIB
Salah satu pengungsi korban tsunami di Kelurahan Lere memasukkan surat suara ke dalam kotak suara di TPS 01, kawasan pengungsian korban tsunami Kelurahan Lere, Rabu (17/4). (Foto: Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi)
Palu (ANTARA) - Kehilangan rumah dan rumah rusak akibat gempa dan hantaman tsunami 28 September 2018 lalu, tidak menyurutkan semangat pengungsi dan korban tsunami di Kelurahan Lere, Kota Palu, Sulawesi Tengah untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019, Rabu.
Di kawasan selter pengungsian tsunami Kelurahan Lere, ratusan pengungsi sejak pagi-pagi sekali tampak bersemangat dan berbondong-bondong memenuhi dua tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu di sana.
"Walau menjadi korban tsunami, saya tetap harus memilih karena ini merupakan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia," kata salah satu pemilih, Fauzan.
Fauzan yang mencoblos di TPS 03 Selter Pengungsian Tsunami Lere mengaku tidak pernah golput setiap pemilihan umum (pemilu), baik pemilu presiden dan wakil presiden, pemilu legislatif serta pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
"Karena kita yang tentukan pemimpin negeri dan daerah kita adalah kita sendiri. Selama hidup saya, saya tidak pernah golput," ujarnya pula.
Aminah, pengungsi korban tsunami lainnya yang kini tinggal di selter pengungsian korban tsunami Lere, menyatakan golput adalah keputusan yang sangat merugikan, sebab momen pemilu serentak seperti sekarang hanya bisa dijumpai setiap lima tahun sekali.
"Rugi suara kalau kita golput, sebab pemilu ini semata-semata demi kebaikan kita," ujarnya lagi.
Aminah yang mencoblos di TPS 01 Selter Lere itu berharap seluruh pengungsi yang mempunyai hak pilih dapat menggunakan hak suaranya, sehingga partisipasi pemilih di kawasan pengungsian terpadu tersebut mencapai 100 persen
"Pemimpin yang terpilih akan menentukan nasib kami di selter pengungsian ini, baik bantuan jatah hidup, hunian sementara dan hunian tetap," ujarnya lagi.
Salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 03 Selter Lere Srieni mengatakan sejak beberapa hari lalu, dia dan anggota KPPS lainnya tidak henti-hentinya mengajak pengungsi yang mempunyai hak pilih untuk menggunakan hak pilihnya.
"Ada juga sosialisasi pengenalan jenis-jenis surat suara kepada pengungungsi seperti surat warna abu-abu untuk calon presiden dan wakil presiden, kuning untuk DPR RI, merah untuk DPD RI, biru untuk DPRD provinsi, dan hijau untuk DPRD kabupaten atau kota," katanya lagi.
Ketua KPU Kota Palu Agussalim Wahid mengatakan jumlah pemilih di Kota Palu berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 218.784 jiwa.
"Ada 1.075 TPS yang dibangun di Palu,"ujarnya pula.
Di kawasan selter pengungsian tsunami Kelurahan Lere, ratusan pengungsi sejak pagi-pagi sekali tampak bersemangat dan berbondong-bondong memenuhi dua tempat pemungutan suara (TPS) yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu di sana.
"Walau menjadi korban tsunami, saya tetap harus memilih karena ini merupakan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia," kata salah satu pemilih, Fauzan.
Fauzan yang mencoblos di TPS 03 Selter Pengungsian Tsunami Lere mengaku tidak pernah golput setiap pemilihan umum (pemilu), baik pemilu presiden dan wakil presiden, pemilu legislatif serta pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
"Karena kita yang tentukan pemimpin negeri dan daerah kita adalah kita sendiri. Selama hidup saya, saya tidak pernah golput," ujarnya pula.
Aminah, pengungsi korban tsunami lainnya yang kini tinggal di selter pengungsian korban tsunami Lere, menyatakan golput adalah keputusan yang sangat merugikan, sebab momen pemilu serentak seperti sekarang hanya bisa dijumpai setiap lima tahun sekali.
"Rugi suara kalau kita golput, sebab pemilu ini semata-semata demi kebaikan kita," ujarnya lagi.
Aminah yang mencoblos di TPS 01 Selter Lere itu berharap seluruh pengungsi yang mempunyai hak pilih dapat menggunakan hak suaranya, sehingga partisipasi pemilih di kawasan pengungsian terpadu tersebut mencapai 100 persen
"Pemimpin yang terpilih akan menentukan nasib kami di selter pengungsian ini, baik bantuan jatah hidup, hunian sementara dan hunian tetap," ujarnya lagi.
Salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 03 Selter Lere Srieni mengatakan sejak beberapa hari lalu, dia dan anggota KPPS lainnya tidak henti-hentinya mengajak pengungsi yang mempunyai hak pilih untuk menggunakan hak pilihnya.
"Ada juga sosialisasi pengenalan jenis-jenis surat suara kepada pengungungsi seperti surat warna abu-abu untuk calon presiden dan wakil presiden, kuning untuk DPR RI, merah untuk DPD RI, biru untuk DPRD provinsi, dan hijau untuk DPRD kabupaten atau kota," katanya lagi.
Ketua KPU Kota Palu Agussalim Wahid mengatakan jumlah pemilih di Kota Palu berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 218.784 jiwa.
"Ada 1.075 TPS yang dibangun di Palu,"ujarnya pula.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: