Landasan pacu ketiga Soekarno-Hatta rampung Juni
15 April 2019 18:25 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin meninjau proyek pembangunan landasan pacu ketiga di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (15/4/2019). (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu)
Tangerang, Banten (ANTARA) - Landasan pacu (runway) ketiga di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, ditargetkan rampung pada Juni tahun ini.
“Progresnya menjelang 60 persen, akan kita selesaikan akhir Juni bisa dipakai,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam peninjauan di lokasi pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Senin.
Menhub menambahkan landasan pacu tersebut nantinya bisa didarati pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777 dengan spesifikasi ketebalan landasan pacu lebih baik, yakni PCN 86.
Dengan demikian, seluruh landasan pacu bisa didarati pesawat berbadan besar dan menambah kapasitas.
“Artinya, selain jumlah pesawat yang bisa lepas landas dan mendarat, pesawat juga bisa penuh bawa orang,” katanya.
Budi menyebutkan pergerakan pesawat mendarat dan tinggal landas bisa meningkat 30 persen atau dari 81-83 pergerakan per jam menjadi 114 pergerakan per jam.
“Selain itu, mempermudah kita maintenance (perawatan) karena setiap saat ada maintenance dan meningkatkan keselamatan. Saat operasi nanti landasan pacu baru dipakai untuk mendarat, sedangkan landasan pacu kedua untuk lepas landas, sehingga kombinasi itu bisa dilaksanakan,” katanya.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya sudah menambah cadangan tanah (landbank) untuk pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dari 1.800 hektare menjadi 2.000 hektare.
“Kita membebaskan 213 hektare dan kegunaannya untuk landasan pacu ketiga ini, banyak fungsinya,” katanya.
Dengan adanya landasan pacu ketiga, lanjut dia, kualifikasi Bandara Soekarno-Hatta akan semakin baik.
“Kami harapkan kepercayaan masyarakat dunia aviasi bertambah. Kita sebagai negara yang ingin memberikan suatu layanan bagi masyarakat dunia khususnya turis, Soekarno-Hatta ini jadi showcase yang baik sehingga keselamatan terjamin,” katanya.
Selain itu, Budi mengatakan rencana pembangunan Terminal 4 yang akan dimulai pada 2021 dan ditargetkan selesai dalam tiga tahun atau 2024.
Lokasi Terminal 4, yakni di atas lapangan golf dan Bandara Soekarno-Hatta bisa menampung 100 juta penumpang per tahun.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pembebasan tanah untuk landasan pacu ketiga sudah selesai.
“Yang tersisa proses konsinyasi oleh Pengadilan Negeri, tetapi proses lanjutan dari konsinyasi itu dilewati dengan mediasi karena yang bersengketa antara sesama pemilik,” katanya.
Dia menambahkan apabila proses konsinyasi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 sudah dilakukan, secara keseluruhan pengalihan tanah sudah menjadi milik AP II berdasarkan putusan PN.
Pasalnya, berdasarkan pantauan lapangan masih banyak rumah-rumah warga berdiri di sekitar pembanguann proyek landasan pacu ketiga dan beberapa masih ditinggali.
“Kami sudah melaporkam juga ke Kemenkeu terhadap penyerapan anggaran PMN yang dialokasikan pemerintah khusus pembebasan lahan. Sudah laporkan per 31 Maret,” katanya.
Awaluddin menyebutkan dana pembebasan lahan mencapai Rp4 triliun, sementara itu untuk konstruksi taxiway dan landasan pacu ketiga hanya Rp2 triliun.
“Kalau dihitung total Rp6 triliun,” katanya.
Untuk percepatan konstruksi, dia mengatakan akan menambah tenaga kerja dengan tidak menurunkan kualitas.
Baca juga: Landasan pacu ketiga tampung 114 pergerakan pesawat
Baca juga: Menteri BUMN resmikan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta
“Progresnya menjelang 60 persen, akan kita selesaikan akhir Juni bisa dipakai,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam peninjauan di lokasi pembangunan landasan pacu ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Senin.
Menhub menambahkan landasan pacu tersebut nantinya bisa didarati pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777 dengan spesifikasi ketebalan landasan pacu lebih baik, yakni PCN 86.
Dengan demikian, seluruh landasan pacu bisa didarati pesawat berbadan besar dan menambah kapasitas.
“Artinya, selain jumlah pesawat yang bisa lepas landas dan mendarat, pesawat juga bisa penuh bawa orang,” katanya.
Budi menyebutkan pergerakan pesawat mendarat dan tinggal landas bisa meningkat 30 persen atau dari 81-83 pergerakan per jam menjadi 114 pergerakan per jam.
“Selain itu, mempermudah kita maintenance (perawatan) karena setiap saat ada maintenance dan meningkatkan keselamatan. Saat operasi nanti landasan pacu baru dipakai untuk mendarat, sedangkan landasan pacu kedua untuk lepas landas, sehingga kombinasi itu bisa dilaksanakan,” katanya.
Selain itu, dia mengatakan pihaknya sudah menambah cadangan tanah (landbank) untuk pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dari 1.800 hektare menjadi 2.000 hektare.
“Kita membebaskan 213 hektare dan kegunaannya untuk landasan pacu ketiga ini, banyak fungsinya,” katanya.
Dengan adanya landasan pacu ketiga, lanjut dia, kualifikasi Bandara Soekarno-Hatta akan semakin baik.
“Kami harapkan kepercayaan masyarakat dunia aviasi bertambah. Kita sebagai negara yang ingin memberikan suatu layanan bagi masyarakat dunia khususnya turis, Soekarno-Hatta ini jadi showcase yang baik sehingga keselamatan terjamin,” katanya.
Selain itu, Budi mengatakan rencana pembangunan Terminal 4 yang akan dimulai pada 2021 dan ditargetkan selesai dalam tiga tahun atau 2024.
Lokasi Terminal 4, yakni di atas lapangan golf dan Bandara Soekarno-Hatta bisa menampung 100 juta penumpang per tahun.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pembebasan tanah untuk landasan pacu ketiga sudah selesai.
“Yang tersisa proses konsinyasi oleh Pengadilan Negeri, tetapi proses lanjutan dari konsinyasi itu dilewati dengan mediasi karena yang bersengketa antara sesama pemilik,” katanya.
Dia menambahkan apabila proses konsinyasi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 sudah dilakukan, secara keseluruhan pengalihan tanah sudah menjadi milik AP II berdasarkan putusan PN.
Pasalnya, berdasarkan pantauan lapangan masih banyak rumah-rumah warga berdiri di sekitar pembanguann proyek landasan pacu ketiga dan beberapa masih ditinggali.
“Kami sudah melaporkam juga ke Kemenkeu terhadap penyerapan anggaran PMN yang dialokasikan pemerintah khusus pembebasan lahan. Sudah laporkan per 31 Maret,” katanya.
Awaluddin menyebutkan dana pembebasan lahan mencapai Rp4 triliun, sementara itu untuk konstruksi taxiway dan landasan pacu ketiga hanya Rp2 triliun.
“Kalau dihitung total Rp6 triliun,” katanya.
Untuk percepatan konstruksi, dia mengatakan akan menambah tenaga kerja dengan tidak menurunkan kualitas.
Baca juga: Landasan pacu ketiga tampung 114 pergerakan pesawat
Baca juga: Menteri BUMN resmikan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: