KTNA: Pertanian presisi untuk sejahterakan petani
15 April 2019 17:30 WIB
Ketua KTNA Winarno Tohir (kanan) menyerahkan buku Pertanian Presisi Untuk Mensejahterakan Petani kepada mantan Menteri Pertanian Justika Syarifudin Baharsyah didampingi mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih (kedua dari Kanan), mantan Mentan Sjarifudin Baharsyah (kedua dari kiri) dan mantan Wamentan Bayu Krinamurti (kiri) di Jakarta, Senin (15/4/2019).(ANTARA/Subagyo)
Jakarta (ANTARA) - Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengusulkan penerapan pertanian presisi sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
Ketua KTNA Winarno Tohir di Jakarta, Senin mengatakan, spirit pertanian presisi adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan ramah lingkungan.
Meningkatnya efisiensi dan produktivitas, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan petani, tambahnya, dengan ramah lingkungan maka keuntungan itu berlanjut terus-menerus selama masa bertani.
"Jadi, dengan menerapkan pertanian presisi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani," katanya dalam peluncuran buku Pertanian Presisi Untuk Menyejahterakan Petani.
Dalam peluncuran buku tersebut hadir tiga mantan Menteri Pertanian yakni Sjarifudin Baharsyah, Justika Baharsjah dan Bungaran Saragih serta mantan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti.
Winarno yang juga penulis buku tersebut menyatakan, usaha tani presisi (precision farming) meliputi penyemaian sampai dengan pemanenan padi, hingga pascapanen berupa pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan gabah, serta penyimpanan beras.
"Sinergi usaha tani presisi dan pascapanen presisi inilah disebut dengan pertanian presisi (precision agriculture)," katanya.
Menurut dia, dalam pertanian presisi, setiap keputusan proses pertanian harus berdasarkan informasi yang akurat sehingga diperlukan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi yang diperlukan guna mengambil keputusan.
Tetapi, lanjutnya, pertanian presisi saja belum cukup untuk menyejahterakan petani, untuk itu diperlukan juga laporan tanaman prospektif yang menginformasikan prospek komoditas setiap awal tahun.
Data ini dapat memberikan gambaran seberapa jauh peningkatan harga komoditas pada tahun berjalan. Tanaman jenis apa yang sebaiknya ditanam sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga harga jualnya relatif tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Berdasarkan prospek harga dan dikombinasi dengan penerapan pertanian presisi, petani dapat menghitung secara simulasi, berapa keuntungan yang bakal diperoleh sebelum menanam suatu komoditas," katanya.
Bayu Krisnamurti menyatakan, pemikiran Winarno Tohir yang disampaikan dalam buku Pertanian Presisi Untuk Menyejahterakan Petani tersebut merupakan pesan petani terhadap para pengambil kebijakan.
"Mau keputusan politik apapun tapi (dalam usaha pertanian) jangan lupa hal-hal yang teknis seperti pupuk, benih, irigasi dan lain-lain. Itulah pesan dalam buku ini," katanya.
Politik, tambahnya, hanya sebuah keputusan untuk mendukung hal-hal teknis yang diperlukan dalam usaha tani. Oleh karena itu keputusan politik yang diambil para penentu kebijakan jangan meninggalkan hal-hal teknis.
"Kalau buku ini bisa diwujudkan oleh para penentu kebijakan akan sangat bermanfaat sekali (bagi petani)," ujar Bayu.
Baca juga: Unej luncurkan teknologi "handheld-drone" dukung pertanian presisi
Baca juga: KTNA nilai petani butuh benih berkualitas
Ketua KTNA Winarno Tohir di Jakarta, Senin mengatakan, spirit pertanian presisi adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan ramah lingkungan.
Meningkatnya efisiensi dan produktivitas, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan petani, tambahnya, dengan ramah lingkungan maka keuntungan itu berlanjut terus-menerus selama masa bertani.
"Jadi, dengan menerapkan pertanian presisi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani," katanya dalam peluncuran buku Pertanian Presisi Untuk Menyejahterakan Petani.
Dalam peluncuran buku tersebut hadir tiga mantan Menteri Pertanian yakni Sjarifudin Baharsyah, Justika Baharsjah dan Bungaran Saragih serta mantan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti.
Winarno yang juga penulis buku tersebut menyatakan, usaha tani presisi (precision farming) meliputi penyemaian sampai dengan pemanenan padi, hingga pascapanen berupa pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan gabah, serta penyimpanan beras.
"Sinergi usaha tani presisi dan pascapanen presisi inilah disebut dengan pertanian presisi (precision agriculture)," katanya.
Menurut dia, dalam pertanian presisi, setiap keputusan proses pertanian harus berdasarkan informasi yang akurat sehingga diperlukan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi yang diperlukan guna mengambil keputusan.
Tetapi, lanjutnya, pertanian presisi saja belum cukup untuk menyejahterakan petani, untuk itu diperlukan juga laporan tanaman prospektif yang menginformasikan prospek komoditas setiap awal tahun.
Data ini dapat memberikan gambaran seberapa jauh peningkatan harga komoditas pada tahun berjalan. Tanaman jenis apa yang sebaiknya ditanam sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga harga jualnya relatif tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Berdasarkan prospek harga dan dikombinasi dengan penerapan pertanian presisi, petani dapat menghitung secara simulasi, berapa keuntungan yang bakal diperoleh sebelum menanam suatu komoditas," katanya.
Bayu Krisnamurti menyatakan, pemikiran Winarno Tohir yang disampaikan dalam buku Pertanian Presisi Untuk Menyejahterakan Petani tersebut merupakan pesan petani terhadap para pengambil kebijakan.
"Mau keputusan politik apapun tapi (dalam usaha pertanian) jangan lupa hal-hal yang teknis seperti pupuk, benih, irigasi dan lain-lain. Itulah pesan dalam buku ini," katanya.
Politik, tambahnya, hanya sebuah keputusan untuk mendukung hal-hal teknis yang diperlukan dalam usaha tani. Oleh karena itu keputusan politik yang diambil para penentu kebijakan jangan meninggalkan hal-hal teknis.
"Kalau buku ini bisa diwujudkan oleh para penentu kebijakan akan sangat bermanfaat sekali (bagi petani)," ujar Bayu.
Baca juga: Unej luncurkan teknologi "handheld-drone" dukung pertanian presisi
Baca juga: KTNA nilai petani butuh benih berkualitas
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: