SAR Kendari evakuasi 36 korban banjir
14 April 2019 23:05 WIB
Tim SAR Kendari, melakukan evakuasi terhadap korban banjir akibat hujan yang melanda wilayah di Kendari, Minggu sore hingga petang. (foto ANTARA/ Azis Senong)
Kendari (ANTARA) - Tim Basarnas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) telah mengevakuasi sedikitnya 36 orang korban banjir dari berbagai titik perumahan yang terparah, .menyusul hujan yang melanda Kota Kendari Minggu (14/4) sore hingga malam.
Humas Basarnas Kendari, Wahyuddin, melalui pesan Whatsap yang diterima, Minggu malam, mengatakan dari jumlah warga yang sudah dievakuasi datang dari warga yang bermukim di Kompleks BTN Griya Raya, BTN Citra Indah dengan ketinggian air di atas satu meter.
Menurut Wahyuddin, setelah pihaknya menerima laporan dari warga yang terkena banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah Kendari selama dua jam lamanya.
Tim rescue Basarnas Kendari memberangkatkan dua tim utk memberikan bantuan. Dengan banyaknya permintaan evakuasi dari warga kembali tim basarnas Kendari memberangkatkan 2 tim untuk mengkaver beberapa permintaan evakuasi di sejumlah titik seputar kelurahan Lepo-Lepo dan kelurahan Wundudopi.
Hingga pukul 22.30 Wita total yg dievakuasi dari empat tim Basarnas Kendari berjumlah 36 orang. Dari titik terbanyak korban banjir dari depan Puskesmas Lepo-lepo sebanyak 15 org. dan sisanya tersebar dari wilayah dalam beberapa komplek perumahan.
Ia mengatakan, mengingat hingga saat ini cuaca tidak dapat diprediksi dan dikhawatirkan malam ini masih akan terjadi lagi hujan, 50 orang personil SAR Kendari di standby kan dikantor untuk menjawab apabila ada permintaan dari masyarakat bila terjadi hal-hal yang sama-sama tidak diinginkan.
Banjir yang merupakan langganan setiap tahun di wilayah terterntu di Kendari dengan intensitas hujan tinggi disebabkan beberapa sungai di kota adipura ini meluap.
Bencana banjir yang terjadi setiap tahun ini kerap menyulitkan masyarakat Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan air bersih. Banjir setinggi setengah hingga satu meter ini menyulitkan warga mengevakuasi barang-barang berharganya, banjir juga diperparah dengan penyumbatan sejumlah drainase.
Warga mengaku kecewa dengan Pemerintah Kota Kendari yang tidak pernah memberikan solusi terhadap banjir tahunan saat musim hujan dan masalah sampah yang belum terselesaikan.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi permasalahan tersebut,” kata Muksim Ibrahim, salah satu warga kompleks BTN Pepabri Lepo-Lepo Indah yang juga rumahnya tertkena banjir tersebut.
Humas Basarnas Kendari, Wahyuddin, melalui pesan Whatsap yang diterima, Minggu malam, mengatakan dari jumlah warga yang sudah dievakuasi datang dari warga yang bermukim di Kompleks BTN Griya Raya, BTN Citra Indah dengan ketinggian air di atas satu meter.
Menurut Wahyuddin, setelah pihaknya menerima laporan dari warga yang terkena banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah Kendari selama dua jam lamanya.
Tim rescue Basarnas Kendari memberangkatkan dua tim utk memberikan bantuan. Dengan banyaknya permintaan evakuasi dari warga kembali tim basarnas Kendari memberangkatkan 2 tim untuk mengkaver beberapa permintaan evakuasi di sejumlah titik seputar kelurahan Lepo-Lepo dan kelurahan Wundudopi.
Hingga pukul 22.30 Wita total yg dievakuasi dari empat tim Basarnas Kendari berjumlah 36 orang. Dari titik terbanyak korban banjir dari depan Puskesmas Lepo-lepo sebanyak 15 org. dan sisanya tersebar dari wilayah dalam beberapa komplek perumahan.
Ia mengatakan, mengingat hingga saat ini cuaca tidak dapat diprediksi dan dikhawatirkan malam ini masih akan terjadi lagi hujan, 50 orang personil SAR Kendari di standby kan dikantor untuk menjawab apabila ada permintaan dari masyarakat bila terjadi hal-hal yang sama-sama tidak diinginkan.
Banjir yang merupakan langganan setiap tahun di wilayah terterntu di Kendari dengan intensitas hujan tinggi disebabkan beberapa sungai di kota adipura ini meluap.
Bencana banjir yang terjadi setiap tahun ini kerap menyulitkan masyarakat Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan air bersih. Banjir setinggi setengah hingga satu meter ini menyulitkan warga mengevakuasi barang-barang berharganya, banjir juga diperparah dengan penyumbatan sejumlah drainase.
Warga mengaku kecewa dengan Pemerintah Kota Kendari yang tidak pernah memberikan solusi terhadap banjir tahunan saat musim hujan dan masalah sampah yang belum terselesaikan.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi permasalahan tersebut,” kata Muksim Ibrahim, salah satu warga kompleks BTN Pepabri Lepo-Lepo Indah yang juga rumahnya tertkena banjir tersebut.
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: