Kemenperin kembangkan Alat Mekanik Pedesaan bertenaga listrik
14 April 2019 11:15 WIB
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Andika AMMDes memperhatikan AMMDes yang dikembangkan sebagai feeder ambulans di Bogor, Jumat. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mengembangkan Alat Mekanik Multifungsi Pedesaan (AMMDes) dengan tenaga listrik, demikian disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Andika.
"Nanti, kami akan kembangkan AMMDes versi listrik. Jadi, mesin itu nanti akan diganti menggunakan tenaga dari baterai dan motor listrik," kata Putu Juli Andika lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.
Putu menjelaskan secara teknis, AMMDes cukup memungkinkan untuk dibuat ke arah elektrifikasi. Dengan begitu, nantinya selain daya tenaga yang sudah menggunakan listrik, Power Take Off (PTO) yang digunakan untuk menggerakkan beragam alat juga otomatis menggunakan listrik.
Mengenai pengembangan AMMDes listrik ini, Kemenperin akan membuat sebuah Focus Group Discussion (FGD) dalam ajang AMMDes Summit II di ICE BSD, Tangerang, pada Senin (15/4).
Menurut Putu, pihaknya akan menggundang beberapa pembicara untuk membahas rencana strategis AMMDes menjadi kendaraan listrik.
“Itu mengapa dalam AMMDes 2nd Summit akan kita undang seluruh stakeholder, karena kita ingin benar-benar membantu masyarakat dan mengubah pandangan masyarakat tentang teknologi,” ungkap Putu.
Ditambah, lanjutnya, konsep membangun dari desa juga sesuai dengan Nawacita pemerintah yang ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kematiriman.
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto, menjelaskan bahwa AMMDes listrik baru berupa pembahasan yang sedang digulirkan untuk rencana ke depan. Sampai saat ini pihaknya sendiri masih berkonsentrasi pada produksi yang baru saja dimulai.
"Konsentrasi kami sekarang pada unit yang sedang kami produksi dulu, karena kan baru bulan kemarin (Maret) kita mulai produksinya. Untuk listrik memang ada pembahasan, nanti juga akan didiskusikan lagi," ujar Reiza.
KMWI selaku produsen dari AMMDes mulai berencana menggenjot penjualan AMMDes di berbagai wilayah. Tingginya potensi penjualan dan juga banyaknya efek positif yang bisa dihasilkan dari hadirnya AMMDes di pedesaan menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memaksimalkan ragam jalur pemasaran yang dimilikinya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3.000 unit per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020. Perseroan membagi segmen pemasarannya menjadi dua bagian.
Pertama adalah melalui pemerintah dan kedua adalah dengan menjualnya secara perorangan kepada masyarakat di desa.
Untuk target penjualan di segmen pemerintah, pada bulan ini KMWI berencana mendaftarkan produk AMMDes-nya dalam katalog elektronik atau e-katalog, sehingga Kementerian ataupun Lembaga pemerintah lainnya yang ingin membelinya dapat mengaksesnya melalui Lembaga Kebijakan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Sedangkan untuk penjualan langsung kepada masyarakat, KMWI melalui salah satu entitas usahanya, PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD). Reiza menambahkan, di Indonesia terdapat 74 ribu desa, jika setiap desa melakukan pemesanan sebanyak 2 unit, tentu jumlahnya akan sangat signifikan.
"Nanti, kami akan kembangkan AMMDes versi listrik. Jadi, mesin itu nanti akan diganti menggunakan tenaga dari baterai dan motor listrik," kata Putu Juli Andika lewat keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.
Putu menjelaskan secara teknis, AMMDes cukup memungkinkan untuk dibuat ke arah elektrifikasi. Dengan begitu, nantinya selain daya tenaga yang sudah menggunakan listrik, Power Take Off (PTO) yang digunakan untuk menggerakkan beragam alat juga otomatis menggunakan listrik.
Mengenai pengembangan AMMDes listrik ini, Kemenperin akan membuat sebuah Focus Group Discussion (FGD) dalam ajang AMMDes Summit II di ICE BSD, Tangerang, pada Senin (15/4).
Menurut Putu, pihaknya akan menggundang beberapa pembicara untuk membahas rencana strategis AMMDes menjadi kendaraan listrik.
“Itu mengapa dalam AMMDes 2nd Summit akan kita undang seluruh stakeholder, karena kita ingin benar-benar membantu masyarakat dan mengubah pandangan masyarakat tentang teknologi,” ungkap Putu.
Ditambah, lanjutnya, konsep membangun dari desa juga sesuai dengan Nawacita pemerintah yang ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kematiriman.
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto, menjelaskan bahwa AMMDes listrik baru berupa pembahasan yang sedang digulirkan untuk rencana ke depan. Sampai saat ini pihaknya sendiri masih berkonsentrasi pada produksi yang baru saja dimulai.
"Konsentrasi kami sekarang pada unit yang sedang kami produksi dulu, karena kan baru bulan kemarin (Maret) kita mulai produksinya. Untuk listrik memang ada pembahasan, nanti juga akan didiskusikan lagi," ujar Reiza.
KMWI selaku produsen dari AMMDes mulai berencana menggenjot penjualan AMMDes di berbagai wilayah. Tingginya potensi penjualan dan juga banyaknya efek positif yang bisa dihasilkan dari hadirnya AMMDes di pedesaan menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memaksimalkan ragam jalur pemasaran yang dimilikinya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3.000 unit per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020. Perseroan membagi segmen pemasarannya menjadi dua bagian.
Pertama adalah melalui pemerintah dan kedua adalah dengan menjualnya secara perorangan kepada masyarakat di desa.
Untuk target penjualan di segmen pemerintah, pada bulan ini KMWI berencana mendaftarkan produk AMMDes-nya dalam katalog elektronik atau e-katalog, sehingga Kementerian ataupun Lembaga pemerintah lainnya yang ingin membelinya dapat mengaksesnya melalui Lembaga Kebijakan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Sedangkan untuk penjualan langsung kepada masyarakat, KMWI melalui salah satu entitas usahanya, PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD). Reiza menambahkan, di Indonesia terdapat 74 ribu desa, jika setiap desa melakukan pemesanan sebanyak 2 unit, tentu jumlahnya akan sangat signifikan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: