Jumlah petani menurun Kementan kerahkan mesin
13 April 2019 17:49 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian SDM Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono saat hadir di Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/4/2019). (Foto: M Fikri Setiawan).
Caringin, Bogor (ANTARA) - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian SDM Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono mengakui atas terjadinya penurunan jumlah petani di Indonesia, kini ia pilih mengerahkan alat mesin pertanian yang justru dianggapnya lebih efisien dan murah.
"Kekurangan SDM (petani) itu bisa diantisipasi dengan mengerahkan dan mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian," katanya saat menghadiri launching pembinaan desa mitra Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor di Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Ia memberikan perbandingan, setiap petani membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk memanen satu hektare lahan dengan menggunakan cangkul. Tapi, menggunakan mesin panen bernama Combine Harvester hanya membutuhkan waktu satu hari untuk memanen tiga hektare lahan.
Menurutnya, selain lebih efisien, penggunaan mesin panen juga bisa memangkas biaya pengeluaran dan beras yang dihasilkan lebih berkualitas.
"Mau tidak mau ke depan pertanian harus berbasis moderenisasi pertanian. Dengan pemanfaatan alat dan mesin pertanian bisa lebih efisien," ujarnya.
Lebih rinci, Momon menjelaskan bahwa panen menggunaman Combine Harvester bisa meningkatkan kuantitas hasil tani, karena butir hampa padi yang terangkut hanya sedikit.
Jadi penggunaan alat mesin pertanian itu karena mutu dan kualitasnya lebih baik dan lebih cepat," tambahnya.
Meski secara jumlah petani di Indonesia kerap menurun, tapi menurutnya peminatnya justru meningkat. Hal itu ia buktikan berdasarkan meningkatnya jumlah pendaftar perguruan tinggi pertanian di Indonesia.
"Jangan kaget, yang daftar ke Perguruan Tinggi Pertanian pada tiga empat tahun ini bertambah, termasuk Polbangtan Bogor. Tahun 2017 yang daftar ada 7.000 orang, yang diterima 1.000 orang. 2018 yang daftar ada 13.000 ribu orang, yang diterima 1.300 orang," beber Momon
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pekerja di sektor pertanian tercatat 35,7 juta orang atau 28,79 persen dari jumlah penduduk bekerja 124,01 juta jiwa pada tahun 2018. Sementara di tahun 2017, jumlah pekerja sektor pertanian di angka 35,9 juta orang atau 29,68 persen dari jumlah penduduk bekerja 121,02 juta orang.
"Kekurangan SDM (petani) itu bisa diantisipasi dengan mengerahkan dan mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian," katanya saat menghadiri launching pembinaan desa mitra Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor di Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Ia memberikan perbandingan, setiap petani membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk memanen satu hektare lahan dengan menggunakan cangkul. Tapi, menggunakan mesin panen bernama Combine Harvester hanya membutuhkan waktu satu hari untuk memanen tiga hektare lahan.
Menurutnya, selain lebih efisien, penggunaan mesin panen juga bisa memangkas biaya pengeluaran dan beras yang dihasilkan lebih berkualitas.
"Mau tidak mau ke depan pertanian harus berbasis moderenisasi pertanian. Dengan pemanfaatan alat dan mesin pertanian bisa lebih efisien," ujarnya.
Lebih rinci, Momon menjelaskan bahwa panen menggunaman Combine Harvester bisa meningkatkan kuantitas hasil tani, karena butir hampa padi yang terangkut hanya sedikit.
Jadi penggunaan alat mesin pertanian itu karena mutu dan kualitasnya lebih baik dan lebih cepat," tambahnya.
Meski secara jumlah petani di Indonesia kerap menurun, tapi menurutnya peminatnya justru meningkat. Hal itu ia buktikan berdasarkan meningkatnya jumlah pendaftar perguruan tinggi pertanian di Indonesia.
"Jangan kaget, yang daftar ke Perguruan Tinggi Pertanian pada tiga empat tahun ini bertambah, termasuk Polbangtan Bogor. Tahun 2017 yang daftar ada 7.000 orang, yang diterima 1.000 orang. 2018 yang daftar ada 13.000 ribu orang, yang diterima 1.300 orang," beber Momon
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pekerja di sektor pertanian tercatat 35,7 juta orang atau 28,79 persen dari jumlah penduduk bekerja 124,01 juta jiwa pada tahun 2018. Sementara di tahun 2017, jumlah pekerja sektor pertanian di angka 35,9 juta orang atau 29,68 persen dari jumlah penduduk bekerja 121,02 juta orang.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: