Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) meraup total pendapatan 376 juta poundsterling (Rp6,9 triliun) selama musim 2017-2018 dan menginvestasikan dana sebesar 128 juta poundsterling (Rp2,3 triliun) pada semua level liga.
Mengumumkan kinerja keuangan selama satu tahun sampai 31 Juli 2018, Kepala Eksekutif FA Martin Glenn menyatakan jumlah investasi itu naik 1 juta poundsterling dari angka musim 2016-2017 dan ini menunjukkan kemajuan klub-klub Liga Inggris.
Pada 2017, tim junior Inggris menjuarai Piala Dunia U-20, Piala Dunia U-17 dan Piala Eropa U-19, sedangkan tim seniornya sukses mencapai semifinal Piala Dunia di Rusia tahun lalu.
"Mengingat FA dalam kondisi kesehatan finansial yang kuat kami mampu memberikan dukungan yang jauh lebih besar untuk inisiatif-inisiatif besar kami," kata Glenn yang akan mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif akhir musim ini.
"Membantu mendukung tim-tim Inggris agar siap juara dan bersiap untuk turnamen-turnamen adalah menjadi salah satu prioritas utama kami. Investasi pada bagian teknis dan St George's Park memainkan peran besar dalam kemajuan pada semua tim kita."
Bulan lalu, tim putri Inggris menjuarai Piala SheBelieves menjelang Piala Dunia wanita yang dipandang mereka sebagai salah satu kalendar top.
"Komitmen kami kepada sepak bola wanita tak kalah besar lagi. Investasi untuk infrastruktur jauh lebih besar dan hasilnya, popularitas sepak bola wanita tumbuh signifikan," sambung Glenn seperti dikutip Reuters.
Pendapatan dari siaran dan sponsor kembali menjadi bagian terbesar dan FA mengharapkan manfaat keuangan dari sejumlah kontrak baru terlihat dampaknya mulai awal musim 2018-2019.
Itu sudah termasuk kontrak 12 tahun dengan Nike, perpanjangan kontrak sponsor tiga tahun Piala FA dengan Emirates, kemitraan dengan Budweiser dan kontrak enam tahun untuk hak siar internasional Piala FA Cup dengan Pitch dan IMG.
Baca juga: Leicester terancam sanksi akibat kelakuan pemainnya
Liga Inggris
FA investasi besar-besaran selama musim lalu
13 April 2019 01:16 WIB
Liga Inggris (Reuters)
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: