Kediri (ANTARA News) - Luapan air kawah Gunung Kelud akibat munculnya kubah lava dipastikan mengarah ke barat daya atau ke wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengikuti aliran Kali Badak. Kepala Sub Bidang Pengawasan Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agus Budianto, di Balai Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Selasa, mengatakan air kawah yang volumenya mencapai 2,5 juta meter kubik itu perlahan-lahan akan habis dan meluap melalui terowongan (outlet) yang mengalir ke Kali Badak. "Diperkirakan suhu air kawah yang mengalir ke Kali Badak itu masih tinggi, yakni di atas 90 derajat celsius karena suhu kubah lava sendiri lebih dari 100 derajat celsius," katanya. Pemerintahan Kolonial Belanda membangun tujuh terowongan di seputar danau kawah untuk mengurangi volume air danau kawah dari 40 juta meter kubik menjadi 2,5 juta meter kubik. Namun setelah terjadi lima kali letusan sejak 1901 hingga 1990 jumlah terowongan yang tersisa sampai saat ini hanya tiga, salah satunya yang mengarah ke Kali Badak, sementara yang lain tersumbat material vulkanik. Sejak munculnya kubah lava yang menyerupai pulau di tengah danau, Sabtu (3/11) lalu air danau kawah meluap. "Dan luapannya itu mengalir ke Kali Badak," katanya. Agus menambahkan, munculnya kubah lava itu merupakan bagian dari aktifitas letusan (erupsi), namun sifatnya "effusif" atau tertahan. "Soal apakah erupsinya akan menjadi eksplosif, kita lihat saja nanti karena sampai saat ini masih terjadi gempa tremor secara terus-menerus," katanya. Menurut dia, bakal terjadinya letusan eksplosif atau tidak, tergantung kekuatan dan tekanan gempa tremor dari dalam tubuh Gunung Kelud. Tekanan dari dalam tubuh gunung itu sampai sekarang masih menghasilkan embusan asap putih dari kubah lava berwarna hitam yang diameternya sekitar 100 meter dan tingginya diperkirakan mencapai 70 meter. Ketinggian kubah lava itu sendiri lebih dari separuh kedalaman danau kawah yang hanya 38 meter dan lebarnya sudah mencapai sepertiga diameter danau kawah yang mencapai 200 meter. Berbeda dengan air kawah yang mengarah ke Blitar, asap yang timbul dari kubah lava itu hingga Selasa petang masih mengarah ke utara atau ke wilayah Plosoklaten, Puncu, Kepung (Kabupaten Kediri) dan sebagian wilayah Ngantang (Kabupaten Malang). "Asap kubah lava itu mengandung emisi gas yang sangat berbahaya bagi manusia," kata Agus Budianto menjelaskan.(*)