Desa Loa Duri Ilir jadi contoh pengolahan sampah di Kaltim
12 April 2019 18:45 WIB
pot dari ban bekas mobil, salah satu hasil pengolahan sampah di Desa Loa Duri Ilir, Loa Janan, Kutai Kartanegara. (dok. Antara)
Samarinda (ANTARA) - Desa Loa Duri Ilir menjadi contoh pengolahan sampah di Kaltim karena berhasil mengubah sampah menjadi pot dan souvenir bernilai tinggi dengan melibatkan masyarakat.
"Kami salut dengan Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara yang kreatif dalam mengelola sampah," ujar Helvin, Kasi Pengembangan Kapasitas Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim di Samarinda, Jumat.
Sebelumnya, saat melakukan Pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di desa itu, ia mengatakan bahwa Loa Duri Ilir layak mendapat bantuan untuk pengelolaan sampah terpadu untuk mengembangkan pola pengelolaan sampah yang selama ini telah berjalan.
Saat ini, katanya, Desa Loa Duri Ilir sudah mengolah sampah untuk dijadikan aneka barang bernilai tinggi, seperti dari ban mobil bekas diolah menjadi pot bunga dan pagar taman, kemudian sampah plastik diolah menjadi map dan tas.
Dari hasil pengolahan sampah ini mampu menyerap tenaga kerja dari beberapa kelompok perempuan di desa setempat, sehingga mampu mendongkrak ekonomi keluarga.
Sementara itu, Kepala Desa LoaDuri Ilir, Fahri Arsyad mengatakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga, pihaknya telah mendirikan bank sampah dan kios sampah, sehingga melalui dua wadah ini terjadi kegiatan transaksi jual beli sampah maupun hasil kerajinan tangan.
Dalam manajemen pengelolaan barang dari sampah, desa ini menerapkan sesuatu yang baru, yakni bagi warga yang ingin mengurus surat di kantor desa diwajibkan membeli map hasil olahan kaum ibu di desa itu.
Kemudian bagi ibu-ibu yang akan mendapatkan vitamin tambahan bagi anaknya, diwajibkan membawa sampah ke Posyandu saat dilakukan pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi untuk mengetahui perkembangan bayinya.
Sampah, katanya, seharusnya menjadi berkah, bukan menjadi masalah asalkan semua komponen masyarakat peduli dan mau mengelola sampah. Oleh karena itu, ia berkeinginan membuat pabrik pengolahan sampah terpadu.
"Tidak masalah desa kami dijadikan tempat pembuangan sampah dari desa sekitar, akan tetapi sampah yang dibuang di desa kami akan disulap menjadi barang berharga, sampah juga bisa dijadikan pupuk organik yang bisa bernilai jual untuk menambah pendapatan masyarakat," kata Fahri.
Dalam usaha membuat pabrik pengolah sampah, ia mengharap adanya bantuan dari pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kabupaten, bahkan dari pemerhati atau perusahaan sekalipun untuk pembuatan pabrik pengolahan sampah terpadu.
"Dalam status Indeks Desa Membangun (IDM), Loa Duri Ilir inikan masuk dalam kategori Desa Mandiri, maka kami berharap adanya perhatian agar masyarakat lebih sejahtera. Tidak cukup hanya menyandang gelar mandiri, tapi masyarakatnya juga harus sejahtera," ujarnya.
Baca juga: Produk dari sampah digemari warga Swiss
Baca juga: Madiun latih pengurus bank sampah daur ulang plastik
Baca juga: Siasat bank sampah Kemayoran gerakkan warga memilah sampah
"Kami salut dengan Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara yang kreatif dalam mengelola sampah," ujar Helvin, Kasi Pengembangan Kapasitas Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim di Samarinda, Jumat.
Sebelumnya, saat melakukan Pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di desa itu, ia mengatakan bahwa Loa Duri Ilir layak mendapat bantuan untuk pengelolaan sampah terpadu untuk mengembangkan pola pengelolaan sampah yang selama ini telah berjalan.
Saat ini, katanya, Desa Loa Duri Ilir sudah mengolah sampah untuk dijadikan aneka barang bernilai tinggi, seperti dari ban mobil bekas diolah menjadi pot bunga dan pagar taman, kemudian sampah plastik diolah menjadi map dan tas.
Dari hasil pengolahan sampah ini mampu menyerap tenaga kerja dari beberapa kelompok perempuan di desa setempat, sehingga mampu mendongkrak ekonomi keluarga.
Sementara itu, Kepala Desa LoaDuri Ilir, Fahri Arsyad mengatakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga, pihaknya telah mendirikan bank sampah dan kios sampah, sehingga melalui dua wadah ini terjadi kegiatan transaksi jual beli sampah maupun hasil kerajinan tangan.
Dalam manajemen pengelolaan barang dari sampah, desa ini menerapkan sesuatu yang baru, yakni bagi warga yang ingin mengurus surat di kantor desa diwajibkan membeli map hasil olahan kaum ibu di desa itu.
Kemudian bagi ibu-ibu yang akan mendapatkan vitamin tambahan bagi anaknya, diwajibkan membawa sampah ke Posyandu saat dilakukan pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi untuk mengetahui perkembangan bayinya.
Sampah, katanya, seharusnya menjadi berkah, bukan menjadi masalah asalkan semua komponen masyarakat peduli dan mau mengelola sampah. Oleh karena itu, ia berkeinginan membuat pabrik pengolahan sampah terpadu.
"Tidak masalah desa kami dijadikan tempat pembuangan sampah dari desa sekitar, akan tetapi sampah yang dibuang di desa kami akan disulap menjadi barang berharga, sampah juga bisa dijadikan pupuk organik yang bisa bernilai jual untuk menambah pendapatan masyarakat," kata Fahri.
Dalam usaha membuat pabrik pengolah sampah, ia mengharap adanya bantuan dari pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kabupaten, bahkan dari pemerhati atau perusahaan sekalipun untuk pembuatan pabrik pengolahan sampah terpadu.
"Dalam status Indeks Desa Membangun (IDM), Loa Duri Ilir inikan masuk dalam kategori Desa Mandiri, maka kami berharap adanya perhatian agar masyarakat lebih sejahtera. Tidak cukup hanya menyandang gelar mandiri, tapi masyarakatnya juga harus sejahtera," ujarnya.
Baca juga: Produk dari sampah digemari warga Swiss
Baca juga: Madiun latih pengurus bank sampah daur ulang plastik
Baca juga: Siasat bank sampah Kemayoran gerakkan warga memilah sampah
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: