Debat Capres
Ahli sebut program sedekah putih Prabowo-Sandi ada di negara maju
12 April 2019 16:15 WIB
Siswa TK Akbar sedang makan bersama dengan bekal makanan yang bergizi seimbang. Anak perlu mendapat gizi seimbang untuk mencegah stunting. (Humas Pemkot Bogor) (Humas Pemkot Bogor/)
Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor menyebutkan program sedekah putih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 telah dilakukan oleh pemerintahan di beberapa negara maju.
Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, menyebutkan program pemberian makanan bergizi seperti bubur kacang hijau dan susu pada anak-anak merupakan program pemberian makanan tambahan untuk anak balita dan usia sekolah supaya terpenuhi asupan gizinya.
"Memberikan makanan tambahan tidak hanya untuk anak balita, tapi untuk anak sekolah itu program yang baik yang sangat bervisi SDM. Karena program-program semacam itu dilakukan di negara maju," kata Prof Ali.
Dia mencontohkan di Amerika Serikat yang memberikan makanan tambahan untuk anak-anak usia sekolah. Pemerintah Amerika memiliki program sarapan dan makan siang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah.
Ali menyadari bahwa masih banyak anak-anak usia sekolah di Indonesia yang asupan gizinya kurang mulai dari tidak sarapan hingga makan siang yang seadanya.
"SMA kebanyakan jam tiga, jam empat baru selesai sekolah. Kalau kita lihat, anak-anak itu kalau tidak makan lengkap mungkin hanya jajan seadanya saja. Ini yang dikhawatirkan, asupan gizi makan siang tidak cukup baik, tidak cukup beragam, tidak cukup berkualitas karena anak-anak hanya mengandalkan jajan di sekolah," kata dia.
Pemerintah Amerika Serikat memberikan subsidi dalam bentuk harga makan siang di kantin sekolah yang lebih murah bagi masyarakat kurang mampu. Namun makan siang yang disediakan di kantin sekolah sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan.
Di Prancis, siswa makan siang di kantin sekolah dengan makanan yang lengkap dan bergizi namun hanya membayar setengah harga. Sementara sisa harga makanan tersebut ditanggung oleh pemerintah atau sekolah.
Namun Prof Ali menyebut apabila di Indonesia belum bisa meniru sepenuhnya dengan hanya memberikan bubur kacang hijau dan susu, itu patut disyukuri.
Pada debat calon wakil presiden yang dilakukan pada 17 Maret 2019 lalu, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan sedekah putih seperti pemberian bubur kacang hijau dan susu pada anak-anak sekolah dilakukan untuk mencegah stunting atau kekerdilan pada anak.
Lawan debatnya, yakni calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa pencegahan stunting hanya bisa dilakukan sampai anak berusia dua tahun.
Prof Ali membenarkan hal tersebut bahwa idealnya pencegahan stunting dilakukan sejak remaja putri yang akan menjadi calon ibu, ibu hamil, dan sejak anak dilahirkan sampai usia dua tahun.
Dia menyebut dampak buruk stunting yang menghambat perkembangan otak anak hanya bisa dicegah sebelum anak tersebut berusia dua tahun. Namun dampak buruk stunting yang berpengaruh pada pertumbuhan fisik masih dapat diperbaiki selama anak tersebut masih dalam masa pertumbuhan.
Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca juga: Sandi: Sedekah Putih solusi kekerdilan balita
Baca juga: Sandi akan perhatikan gizi anak
Baca juga: Sarapan pagi tingkatkan kosentrasi belajar anak
Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, menyebutkan program pemberian makanan bergizi seperti bubur kacang hijau dan susu pada anak-anak merupakan program pemberian makanan tambahan untuk anak balita dan usia sekolah supaya terpenuhi asupan gizinya.
"Memberikan makanan tambahan tidak hanya untuk anak balita, tapi untuk anak sekolah itu program yang baik yang sangat bervisi SDM. Karena program-program semacam itu dilakukan di negara maju," kata Prof Ali.
Dia mencontohkan di Amerika Serikat yang memberikan makanan tambahan untuk anak-anak usia sekolah. Pemerintah Amerika memiliki program sarapan dan makan siang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah.
Ali menyadari bahwa masih banyak anak-anak usia sekolah di Indonesia yang asupan gizinya kurang mulai dari tidak sarapan hingga makan siang yang seadanya.
"SMA kebanyakan jam tiga, jam empat baru selesai sekolah. Kalau kita lihat, anak-anak itu kalau tidak makan lengkap mungkin hanya jajan seadanya saja. Ini yang dikhawatirkan, asupan gizi makan siang tidak cukup baik, tidak cukup beragam, tidak cukup berkualitas karena anak-anak hanya mengandalkan jajan di sekolah," kata dia.
Pemerintah Amerika Serikat memberikan subsidi dalam bentuk harga makan siang di kantin sekolah yang lebih murah bagi masyarakat kurang mampu. Namun makan siang yang disediakan di kantin sekolah sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan.
Di Prancis, siswa makan siang di kantin sekolah dengan makanan yang lengkap dan bergizi namun hanya membayar setengah harga. Sementara sisa harga makanan tersebut ditanggung oleh pemerintah atau sekolah.
Namun Prof Ali menyebut apabila di Indonesia belum bisa meniru sepenuhnya dengan hanya memberikan bubur kacang hijau dan susu, itu patut disyukuri.
Pada debat calon wakil presiden yang dilakukan pada 17 Maret 2019 lalu, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan sedekah putih seperti pemberian bubur kacang hijau dan susu pada anak-anak sekolah dilakukan untuk mencegah stunting atau kekerdilan pada anak.
Lawan debatnya, yakni calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa pencegahan stunting hanya bisa dilakukan sampai anak berusia dua tahun.
Prof Ali membenarkan hal tersebut bahwa idealnya pencegahan stunting dilakukan sejak remaja putri yang akan menjadi calon ibu, ibu hamil, dan sejak anak dilahirkan sampai usia dua tahun.
Dia menyebut dampak buruk stunting yang menghambat perkembangan otak anak hanya bisa dicegah sebelum anak tersebut berusia dua tahun. Namun dampak buruk stunting yang berpengaruh pada pertumbuhan fisik masih dapat diperbaiki selama anak tersebut masih dalam masa pertumbuhan.
Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca juga: Sandi: Sedekah Putih solusi kekerdilan balita
Baca juga: Sandi akan perhatikan gizi anak
Baca juga: Sarapan pagi tingkatkan kosentrasi belajar anak
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: