Petani Gunung Sumbing gelar tradisi Jamasan Srobong Gobang
12 April 2019 15:22 WIB
Alat perajang tembakau diguyur dengan air kembang dalam tradisi jamasan srobong gobang di Desa Tlilir, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung. Jawa Tengah, Jumat (12/4/2019). (ANTARA/Heru Suyitno)
Temanggung (ANTARA) - Para petani di lereng Gunung Sumbing di Desa Tlilir, Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat, menggelar tradisi jamasan Srobong Gobang untuk mengawali tanam tembakau.
Tradisi jamasan Srobong Gobang secara umum membersihkan alat pertanian menggunakan air kembang sebelum digunakan untuk mengolah lahan, sedangkan srobong gobang sendiri merupakan alat pengrajang daun tembakau.
"Jamasan ini bertujuan agar peralatan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan malapetaka bagi petani yang menggunakannya dan nantinya dapat menghasilkan panen yang melimpah," kata petani warga Desa Tlilir Iksanudin.
Pada ritual tersebut, petani membawa gunungan hasil bumi dan alat-alat pertanian menuju ke kompleks makam Kiai Tlilir yang merupakan makam leluhur. Sebagian warga membawa nasi tumpeng dan ayam beserta buah dan jajanan pasar.
Setelah sampai di kompleks makam mereka memanjatkan doa untuk para leluhur, kemudian pemuka agama dan perangkat desa melakukan jamasan srobong gobang.
Tradisi srobong gobang diakhiri dengan saling berebut gunungan hasil bumi.
Sebagian warga mempercayai dengan mendapat isi gunungan, mereka akan mendapat keberkahan, khususnya hasil panen tembakau yang melimpah.
Iksanudin mengatakan para petani berharap dengan jamasan ini hasil panen tembakau nantinya melimpah.
Ia berharap pabrik rokok pada tahun ini dapat membeli tembakau petani dengan harga tinggi dan dalam jumlah banyak sehingga kesejahteraan petani meningkat.
Ia menuturkan bagi masyarakat lereng Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung, tanaman tembakau hingga saat ini masih menjadi andalan dalam bercocok tanam.
Baca juga: Keraton Yogyakarta gelar ritual jamasan kereta pusaka
Baca juga: Gunungan Grebeg Maulud menarik ribuan warga di Yogyakarta
Tradisi jamasan Srobong Gobang secara umum membersihkan alat pertanian menggunakan air kembang sebelum digunakan untuk mengolah lahan, sedangkan srobong gobang sendiri merupakan alat pengrajang daun tembakau.
"Jamasan ini bertujuan agar peralatan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan malapetaka bagi petani yang menggunakannya dan nantinya dapat menghasilkan panen yang melimpah," kata petani warga Desa Tlilir Iksanudin.
Pada ritual tersebut, petani membawa gunungan hasil bumi dan alat-alat pertanian menuju ke kompleks makam Kiai Tlilir yang merupakan makam leluhur. Sebagian warga membawa nasi tumpeng dan ayam beserta buah dan jajanan pasar.
Setelah sampai di kompleks makam mereka memanjatkan doa untuk para leluhur, kemudian pemuka agama dan perangkat desa melakukan jamasan srobong gobang.
Tradisi srobong gobang diakhiri dengan saling berebut gunungan hasil bumi.
Sebagian warga mempercayai dengan mendapat isi gunungan, mereka akan mendapat keberkahan, khususnya hasil panen tembakau yang melimpah.
Iksanudin mengatakan para petani berharap dengan jamasan ini hasil panen tembakau nantinya melimpah.
Ia berharap pabrik rokok pada tahun ini dapat membeli tembakau petani dengan harga tinggi dan dalam jumlah banyak sehingga kesejahteraan petani meningkat.
Ia menuturkan bagi masyarakat lereng Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung, tanaman tembakau hingga saat ini masih menjadi andalan dalam bercocok tanam.
Baca juga: Keraton Yogyakarta gelar ritual jamasan kereta pusaka
Baca juga: Gunungan Grebeg Maulud menarik ribuan warga di Yogyakarta
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: