Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah optimistis kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara pada 2019 akan lebih baik dari trahun-tahun sebelumnya, seiring dengan semakin banyaknya destinasi wisata di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini.
"Tahun ini tampaknya akan lebih banyak wisatawan datang ke Sulteng untuk menikmati berbagai objek wisata menarik yang banyak tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulteng, I Nyoman Sariadijaya, didi Palu, Jumat.
Ia mengatakan data kunjungan wisatawan mancanegara selama 2018 menunjukkan peningkatan cukup mengembirakan, meski terjadi bencana alam gempabumi, tsunami dan likuefaksi di sejumlah wilayah.
Selama 2018, kata dia, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sulteng sebanyak 25.741 kunjungan yang berarti naik dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya sekitar 19.000 orang.
Justru sebaliknya, kata Nyoman, tingkat kunjungan wisatawan nusantara tidak memenuhi target yang ditetapkan." Kita targetkan 3.450.000 kunjungan, tetapi terealisasi hanya 3.432.178 kunjungan," katanya.
Dia mengaku dampak dari bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Sulteng, ada sekitar 30 persen objek wisata mengalami kerusakan sehingga perlu dibenahi kembali.
Namun demikian, tidak menyurutkan para wisatawan, terutama mancanegara tetap tertarik datang ke Sulteng untuk menikmati keindahan dan keunikan objek wisata yang ada di Sulteng.
Menurut dia, pembangunan kepariwisataan tidak lain ditujukan pada upaya pelestarian alam dan lingkungan, peningkatan ekonomi agar masyarakat dapat sejahtera, termasuk mengatasi pengangguran.
Sulteng memiliki banyak objek wisata yang tidak kalah menarik dengan daerah lain, mulai dari wisata alam, bahari hingga berbagai jenis kuliner tradisional dan tumbuhan obat-obatan.
Bahkan, daerah ini memiliki sejumlah destinasi wisata unggulan, seperti Kepulauan Togean yang didominasi objek wisata bahari, Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yang di dalamnya terdapat objek wisata Danau Tambing, serta kawasan megalitikum di Lembah Bada, Napu dan Besoa di Kabupaten Poso.
I Nyoman juga mengatakan industri pariwisata, katanya, telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulteng selama 2018 sebesar 6.65 persen dibanding 2017 hanya 4,41 persen.
"Majunya industri pariwisata bukan hanya didukung ketersediaan infrastruktur penunjang, tetapi kualitas sumber daya manusia menjadi penentu," ujar dia.
Pada tahun ini, pihaknya lebih memprioritaskan program pengembangan industri pariwisata berbasis usaha kecil menengah dengan mendorong dan meningkatkan standarisasi serta sertifikasi usaha pariwisata.
Disamping itu, mengembangkan skema fasilitasi guna mendukung usaha pariwisata skala kecil dan menengah.
Sementara Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Jusman membenarkan Danau Tambing yang terletak di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso selama ini banyak dikunjungi wisatawan lokal sampai mancanegara.
Danau Tambing merupakan salah satu destinasi unggulan di Sulteng yang diharapkan kje depan lebih banyak menyedot wisatawan mancanegara.
Rata-rata wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Tambing adalah para penggemar dan peneliti burung.
Kawasan wisata yang berada pada jalur jalan Palu-Napu-Poso tersebut merupakan "surga" burung. Ada sekitar 200 jenis burung dan 30 persen diantaranya satwa endemik hidup dan berkembangbiak di kawasan hutan disekitarnya.
"Jika ingin mengamati dan meneliti burung datang saja ke Danau Tambing.Disana pengunjung akan dimanjakan oleh suara nyaring berbagai jenis burung," kata Jusman.
Pemprov Sulteng optimistis kunjungan wisatawan 2019 akan lebih baik
12 April 2019 09:16 WIB
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah I Nyoman Sariadijaya. (Antaranews Sulteng/Istimewa)
Pewarta: Anas Masa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: