Efisiensi biaya produksi, PLN gelar sinkronisasi proses "engineering"
12 April 2019 00:15 WIB
Executive Vice president project manajemen office Anang Yahmadi menjelaskan pentingnya mengumpulkan isu integrasi manajemen yang terjadi setiap bulannya (Afut Syafril)
Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggelar forum pertemuan yang membahas mengenai sinkronisasi proses engineering untuk kemajuan korporat.
Dalam forum tersebut dibahas bagaimana sinkronisasi tidak hanya pada isu manajemen melainkan juga sinkronisasi daya, transmisi, dan proyek-proyek pembangkit yang tengah berjalan.
Executive Vice President Project Manajemen Office PLN Anang Yahmadi di Jakarta, Kamis, dalam forum pertemuan tersebut menjelaskan setiap bulan divisinya selalu mengumpulkan isu-isu integrasi antar proyek yang dapat dicarikan solusi serta evaluasi untuk meminimalisir permasalahan.
Isu integrasi proyek tersebut terbagi dalam beberapa hal, pertama sinkronisasi proyek evakuasi daya, seperti kesinambungan dengan gardu induk dengan transmisi daya. "Misal transmisi yang belum selesai antara pembangkit, ini juga bisa menjadi perhatian," kata Anang.
Kedua, sinkronisasi pasokan energi primer. Ia mencontohkan ada pasokan gas yang baru siap pada tahun 2021, padahal pembangkitnya sudah selesai, contoh pembangkit tenaga gas di Nias.
Ketiga, keterlambatan proyek kit PLN dan keempat proyek kit IPP COD lebih cepat, serta kelima adalah konfigurasi sistem untuk optimalisasi pembangkit. Kelima hal tersebut, kata dia, dilihat sebagai sinkronisasi utama yang harus dikuatkan untuk mendukung korporat.
Sementara itu, Executive Vice President Gas dan BBM PLN Dariyanto Ariadi mengatakan saat ini infrastruktur gas masih dalam tahap pengembangan dan dibutuhkan waktu serta kesinambungan berbagai pihak khususnya engineering dalam menyelesaikan proyek secara efisien.
"Karena infrastruktur gas PLN masih terbatas, maka PLN juga masih menyewa jasa infrastruktur gas dengan biaya yang tidak murah," kata Dariyanto.
Baca juga: Arcandra sebut tantangan migas "offshore", termasuk rig yang terbatas
Dalam forum tersebut dibahas bagaimana sinkronisasi tidak hanya pada isu manajemen melainkan juga sinkronisasi daya, transmisi, dan proyek-proyek pembangkit yang tengah berjalan.
Executive Vice President Project Manajemen Office PLN Anang Yahmadi di Jakarta, Kamis, dalam forum pertemuan tersebut menjelaskan setiap bulan divisinya selalu mengumpulkan isu-isu integrasi antar proyek yang dapat dicarikan solusi serta evaluasi untuk meminimalisir permasalahan.
Isu integrasi proyek tersebut terbagi dalam beberapa hal, pertama sinkronisasi proyek evakuasi daya, seperti kesinambungan dengan gardu induk dengan transmisi daya. "Misal transmisi yang belum selesai antara pembangkit, ini juga bisa menjadi perhatian," kata Anang.
Kedua, sinkronisasi pasokan energi primer. Ia mencontohkan ada pasokan gas yang baru siap pada tahun 2021, padahal pembangkitnya sudah selesai, contoh pembangkit tenaga gas di Nias.
Ketiga, keterlambatan proyek kit PLN dan keempat proyek kit IPP COD lebih cepat, serta kelima adalah konfigurasi sistem untuk optimalisasi pembangkit. Kelima hal tersebut, kata dia, dilihat sebagai sinkronisasi utama yang harus dikuatkan untuk mendukung korporat.
Sementara itu, Executive Vice President Gas dan BBM PLN Dariyanto Ariadi mengatakan saat ini infrastruktur gas masih dalam tahap pengembangan dan dibutuhkan waktu serta kesinambungan berbagai pihak khususnya engineering dalam menyelesaikan proyek secara efisien.
"Karena infrastruktur gas PLN masih terbatas, maka PLN juga masih menyewa jasa infrastruktur gas dengan biaya yang tidak murah," kata Dariyanto.
Baca juga: Arcandra sebut tantangan migas "offshore", termasuk rig yang terbatas
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: