Siti Zuhro: penyelenggara pemilu tidak boleh kecolongan
11 April 2019 19:27 WIB
Peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro ketika ditemui wartawan di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019) (Dea N Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan penyelenggara pemilihan umum (Pemilu) serentak tidak boleh kecolongan dalam menanggapi kabar surat suara tercoblos di Malaysia.
"Ya saya harap para penyelenggara jangan kecolongan, karena hal seperti ini menimbulkan konflik. Kita kan sedang tidak mau ada konflik," katanya ketika ditemui wartawan di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Kamis.
Peneliti senior yang akrab disapa Wiwiek ini menambahkan adanya berita mengenai surat suara yang sudah tercoblos ini dapat mengoyak kepercayaan publik.
"Ini masalah serius menyangkut kepercayaan dan pandangan publik terhadap penyelenggara. Makanya jangan sampai lengah atau kecolongan," ujarnya.
Namun, ia juga berpendapat bahwa kejadian ini merupakan sebuah pengalaman yang harus diambil pelajarannya.
"'Lesson learned', ya. Dijadikan ini sebagai pengalaman berharga. Kalau hal seperti ini semakin banyak, pemilu bisa batal. Untuk apa ada pemilu kalau sudah tidak dapat dipercaya lagi," ucapnya.
Sebelumnya telah beredar luas di internet berupa tiga potongan video singkat yang berisi sejumlah kantong berwarna hitam dan putih yang diduga di dalamnya terdapat surat suara.
Dari video tersebut, masyarakat setempat menunjukkan surat suara untuk pemilihan presiden yang sudah tercoblos untuk pasangan tertentu.
Tak hanya itu, terdapat temuan surat suara yang sudah tercoblos dari beberapa anggota legislatif dari partai politik tertentu.
Dalam video itu disebutkan temuan tersebut berdasarkan penggerebekan masyarakat setempat di ruko kosong di Bandar Baru Bangi, Selangor, Malaysia.
"Ya saya harap para penyelenggara jangan kecolongan, karena hal seperti ini menimbulkan konflik. Kita kan sedang tidak mau ada konflik," katanya ketika ditemui wartawan di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Kamis.
Peneliti senior yang akrab disapa Wiwiek ini menambahkan adanya berita mengenai surat suara yang sudah tercoblos ini dapat mengoyak kepercayaan publik.
"Ini masalah serius menyangkut kepercayaan dan pandangan publik terhadap penyelenggara. Makanya jangan sampai lengah atau kecolongan," ujarnya.
Namun, ia juga berpendapat bahwa kejadian ini merupakan sebuah pengalaman yang harus diambil pelajarannya.
"'Lesson learned', ya. Dijadikan ini sebagai pengalaman berharga. Kalau hal seperti ini semakin banyak, pemilu bisa batal. Untuk apa ada pemilu kalau sudah tidak dapat dipercaya lagi," ucapnya.
Sebelumnya telah beredar luas di internet berupa tiga potongan video singkat yang berisi sejumlah kantong berwarna hitam dan putih yang diduga di dalamnya terdapat surat suara.
Dari video tersebut, masyarakat setempat menunjukkan surat suara untuk pemilihan presiden yang sudah tercoblos untuk pasangan tertentu.
Tak hanya itu, terdapat temuan surat suara yang sudah tercoblos dari beberapa anggota legislatif dari partai politik tertentu.
Dalam video itu disebutkan temuan tersebut berdasarkan penggerebekan masyarakat setempat di ruko kosong di Bandar Baru Bangi, Selangor, Malaysia.
Pewarta: Dea N Zhafira, Joko Susilo
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Tags: