ANTARA, Refinitiv, dan Asbanda gelar diskusi tantangan ekonomi digital
11 April 2019 15:06 WIB
Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Meidyatama Suryodiningrat dalam diskusi ekonomi digital, yang bekerja sama dengan Refinitiv, dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) di Jakarta, Kamis (11/4/2019). (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan penyedia data, analisis, dan kegiatan perdagangan di pasar keuangan, Refinitiv, bersama Perum LKBN Antara dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) menggelar diskusi mengenai tantangan industri jasa keuangan dalam menghadapi era ekonomi digital di Jakarta, Kamis.
Direktur Eksekutif Asbanda Wimran Ismaun mengatakan diskusi ini akan membahas peraturan-peraturan terbaru dari Bank Indonesia di pasar keuangan, dinamika pasar terkini, dan juga prospek pasar keuangan bagi BPD, terutama untuk menjaga kecukupan likuiditas.
"Kami dari Asbanda sudah mengkoordinir kerja sama BPD untuk menjaga likuiditas, terutama di akhir tahun. BPD yang memiliki dana lebih dapat disimpan di BPD yang kekurangan," ujar Wimran.
Koordinasi antara pemangku kepentingan dengan BPD, mengenai kecukupan likuiditas, kata Wimran, sangat penting agar perbankan di daerah dapat memenuhi kebutuhan likuiditasnya, terutama di akhir tahun, ketika likuiditas kerap dalam kondisi mengetat.
BPD juga kini aktif mencari pendanaan di pasar keuangan untuk memenuhi penyaluran kredit dan meningkatkan kontribusi ke perekonomian.
Hingga akhir Desember 2018, ujar Wimran, aset BPD di seluruh Indonesia terkumpul sebesar Rp655 triliun. Sedangkan intermediasi BPD tercemin dari penyaluran kredit seluruh BPD yang sebesar Rp421 triliun atau tumbuh delapan persen (yoy).
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) seluruh BPD di Indonesia terkumpul Rp477 triliun atau tumbuh melebihi enam persen (yoy).
Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Meidyatama Suryodiningrat mengatakan upaya-upaya menghadapi tantangan dalam kondisi perekonomian dari global maupun domestik saat ini, merupakan keniscayaan yang harus disiapkan oleh pelaku industri jasa keuangan.
Oleh karena itu LKBN Antara sebagai Kantor Berita Nasional dan juga Refinitiv, yang sebelumnya bernama Thomson Reuters menggelar diskusi yang dapat melahirkan inisiatif-inisiatif baru, guna menghadapi tantangan di ekonomi digital.
"Kerja sama Antara dan Reuters sudah terjalin sekian lama. Kerja sama untuk melihat lebih jauh tantangan ini akan menjadi bentuk yang sangat menguntungkan sesuai zaman yang ada," ujar Meidyatama.
Sementara itu, Presiden Direktur Refinitiv Steve Dean mengatakan Indonesia dengan perkembangan instruktur yang masif, termasuk infrastruktur dalam industri keuangan digital memiliki pasar keuangan yang sangat menarik bagi pasar keuangan global.
"Ekonomi digital telah berkembang pesat di sini. Banyak riset menunjukkan nilai-nilai ekonomi digital akan berkontribusi baik terhadap perekonomian," ujar dia.
Dalam diskusi, Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) Anton Hendranata akan memberikan gambaran prospek perekonomian pada 2019.
Direktur Eksekutif Asbanda Wimran Ismaun mengatakan diskusi ini akan membahas peraturan-peraturan terbaru dari Bank Indonesia di pasar keuangan, dinamika pasar terkini, dan juga prospek pasar keuangan bagi BPD, terutama untuk menjaga kecukupan likuiditas.
"Kami dari Asbanda sudah mengkoordinir kerja sama BPD untuk menjaga likuiditas, terutama di akhir tahun. BPD yang memiliki dana lebih dapat disimpan di BPD yang kekurangan," ujar Wimran.
Koordinasi antara pemangku kepentingan dengan BPD, mengenai kecukupan likuiditas, kata Wimran, sangat penting agar perbankan di daerah dapat memenuhi kebutuhan likuiditasnya, terutama di akhir tahun, ketika likuiditas kerap dalam kondisi mengetat.
BPD juga kini aktif mencari pendanaan di pasar keuangan untuk memenuhi penyaluran kredit dan meningkatkan kontribusi ke perekonomian.
Hingga akhir Desember 2018, ujar Wimran, aset BPD di seluruh Indonesia terkumpul sebesar Rp655 triliun. Sedangkan intermediasi BPD tercemin dari penyaluran kredit seluruh BPD yang sebesar Rp421 triliun atau tumbuh delapan persen (yoy).
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) seluruh BPD di Indonesia terkumpul Rp477 triliun atau tumbuh melebihi enam persen (yoy).
Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Meidyatama Suryodiningrat mengatakan upaya-upaya menghadapi tantangan dalam kondisi perekonomian dari global maupun domestik saat ini, merupakan keniscayaan yang harus disiapkan oleh pelaku industri jasa keuangan.
Oleh karena itu LKBN Antara sebagai Kantor Berita Nasional dan juga Refinitiv, yang sebelumnya bernama Thomson Reuters menggelar diskusi yang dapat melahirkan inisiatif-inisiatif baru, guna menghadapi tantangan di ekonomi digital.
"Kerja sama Antara dan Reuters sudah terjalin sekian lama. Kerja sama untuk melihat lebih jauh tantangan ini akan menjadi bentuk yang sangat menguntungkan sesuai zaman yang ada," ujar Meidyatama.
Sementara itu, Presiden Direktur Refinitiv Steve Dean mengatakan Indonesia dengan perkembangan instruktur yang masif, termasuk infrastruktur dalam industri keuangan digital memiliki pasar keuangan yang sangat menarik bagi pasar keuangan global.
"Ekonomi digital telah berkembang pesat di sini. Banyak riset menunjukkan nilai-nilai ekonomi digital akan berkontribusi baik terhadap perekonomian," ujar dia.
Dalam diskusi, Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) Anton Hendranata akan memberikan gambaran prospek perekonomian pada 2019.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: