Wasior, Teluk Wondama (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mulai mendistribusikan logistik Pemilu ke daerah terjauh dan sulit dijangkau.

Komisioner KPU Teluk Wondama, Julian Madiowi di gudang logistik KPU, Kamis, menyebutkan, ada enam tempat pemungutan suara di Distrik Naikere yang sulit di jangkau.

"Enam TPS tersebut dikategorikan sangat rawan sehingga pengiriman logistik menuju wilayah ini diprioritaskan," kata Julian.

Ia menjelaskan, kerawanan ini berupa kondisi geografis bukan dari sisi kriminalitas. Kampung-kampung di Naikere cukup jauh di pedalaman sehingga sulit di jangkau.

Tiga kampung diantara Kampung Oya, Undurara dan Inyora. Distribusi logistik menuju tiga kampung tersebut hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki.

"Logistik pemilu harus dipikul selama empat hingga lima hari menyusuri hutan karena belum ada akses jalan darat sama sekali. Infrastruktur transportasi udara juga tidak ada," katanya.

Distribusi logistik Menuju Distrik Naikere, lanjut Julian, sudah dikirim pada Rabu (10/4). Hari ini, petugas akan mulai bergerak dengan berjalan kaki menuju Kampung Oya, Undurara dan Inyor.

"Untuk kampung lain bisa dibawa dengan mobil. Tiga kampung ini yang harus dipikul," katanya menambahkan.

Distribusi logistik ke wilayah tersebut dikawal aparat kepolisian serta petugas Bawaslu. Ia berharap, logistik tiba di lokasi tanpa ada kerusakan.

Kepala Bagian Operasional Polres Teluk Wondama, AKP Niko Sanda, pada kesempatan terpisah mengatakan, 15 personel dikerahkan untuk pengamanan logistik dan TPS di wilayah Naikere.

“Semuanya ada 15 personel. Dua orang Pam logistik, 12 Pam TPS. Satu TPS dua orang karena di sana kategori sangat rawan. Kami juga kirim satu orang perwira pengendali," ujar Niko.

Pengiriman logistik ke wilayah pesisir dijadwalkan pada lima haru sebelum pemungutan atau pada 12 April 2019 menggunakan kapal carteran. Polres pun telah menyiapkan personel untuk melaksanakan pengamanan.