Madiun (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR RI kembali melakukan kunjungan kerja ke PT Industri Kereta Api (Persero) di Kota Madiun, Jawa Timur, guna meninjau kinerja dan proses pengerjaan rangkaian kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek pesanan PT KAI (Persero).

"Kunjungan ini bertujuan mengecek kesiapan LRT Jabodebek," ujar anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo kepada wartawan di Madiun, Rabu.

Menurut dia, peninjauan itu penting dilakukan karena sesuai rencana, pada Juni 2019 akan diadakan uji coba. Sejauh ini pengerjaan kereta canggih tersebut sudah mencapai sekitar 80 persen.

Sisi lain, ia merasa kecewa, karena di saat pengerjaan kereta telah hampir selesai, justru pembangunan infrastruktur LRT di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi tersebut belum selesai.

"Agak disayangkan, pembangunan infrastruktur LRT Jabodebek malah lambat," kata dia.

Sementara itu, Senior Manager Humas, Sekretariat, dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT INKA (Persero) Madiun, Hartono, menanggapi hal tersebut mengatakan, pihak INKA akan melakukan koordinasi dengan PT Adi Karya (Persero) guna mencari solusi penempatan fisik LRT sebelum jalurnya selesai dibangun.

"Koordinasi dengan PT Adi Karya penting dilakukan. Apalagi untuk membahas lokasi penempatan LRT sebelum jalur selesai," kata Hartono.

Ia menambahkan lokasi penempatan LRT sebelum jalur selesai perlu disediakan karena lahan yang dimiliki INKA juga terbatas. Terlebih, INKA juga memiliki pekerjaan rumah mengerjakan kereta pesanan dalam dan luar negeri.

Sesuai data, PT INKA (Persero) saat ini sedang mengerjakan pesanan untuk pasar domestik dan luar negeri. Untuk pasar domestik, INKA di antaranya sedang menyelesaikan pembuatan 438 kereta penumpang dan 31 rangkaian kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek pesanan PT KAI (Persero).

Sedangkan pesanan luar negeri, PT INKA di antaranya sedang memproduksi kereta penumpang pesanan dari Bangladesh, serta sejumlah kereta dan lokomotif pesanan Filipina.