Jakarta (ANTARA) - Waktu kedatangan atau “headway” kereta rel listrik bisa tiga menit sekali asalkan perlintasan sebidang dihilangkan, kata Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo.
“‘Headway’ sekali lagi sangat tergantung kepada perlintasan sebidang. Kalau masih ada perlintasan sebidang agak sulit,” kata Agus usai Sharing Session Pengelolaan Layanan KRL di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, lanjut dia, di lintasan perkotaan cukup banyak perlintasan sebidang yang belum ditutup dan digantikan dengan jembatan layang (flyover) dan terowongan (underpass).
Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia, jumlah perlintasan sebidang KA lintas Jawa-Sumatera sebanyak 5.238 perlintasan.
Rinciannya, perlintasan sebidang, yakni 4.854 perlintasan, perlintasan resmi 1.238 perlintasan dan tidak resmi 3.616 perlintasan.
Adapun, perlintasan tidak sebidang baru mencapai 384 perlintasan, 160 jembatan layang dan 224 terowongan.
Dalam kesempatan sama, Pengamat Transportasi Universitas Katholik Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan permasalaha perlintasan sebidang belum terselesaikan karena melibatkan pemerintah daerah, terutama jalan-jalan kabupaten/kota.
“Ketika Pemdanya sudah sadar untuk menghilangkan perlintasan sebidang, seringkali tidak disetujui oleh Anggota Dewan,” katanya.
Sementara, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Wiwik Widayanti mengatakan persoalan perlintasan sebidang bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi juga regulator.
“Ada ratusan perlintasan sebidang dari Jakarta-Bogor. Kalau Kemenhub bisa tutup ya tutup,” katanya.
Baca juga: KCI datangkan 192 KRL bekas Jepang tahun ini
Baca juga: Jalur dwiganda rampung, perjalanan KRL lebih cepat 20 menit
Baca juga: Tekan subsidi, Manajemen KAI diminta kreatif cari pendapatan nontiket
"Headway" KRL bisa tiga menit asalkan perlintasan sebidang hilang
10 April 2019 22:49 WIB
Sharing Session Pengelolaan Layanan KRL (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019
Tags: