Jakarta (ANTARA) - Menyambut 50 tahun kehadirannya di Indonesia, PT Sharp Electronics Indonesia menargetkan kenaikan ekspor dua kali lipat tahun ini dengan membidik pasar negara-negara muslim, terutama untuk produk elektronik yang bernuansa Islam.

"Kami akan uji coba ekspor beberapa kategori seperti lemari es halal, mesin cuci hijab, dan televisi azan, yang akan berguna untuk konsumen muslim," kata CEO PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Tadashi Oyama di Jakarta, Rabu.

Ketiga produk dengan nuansa Islam itu diproduksi dan didesain khusus untuk pasar Indonesia atau local fit, namun kemudian SEID, kata dia, melihat ada peluang ekspor produk tersebut ke negara-negara muslim di Asia, seperti Malaysia, Bangladesh, maupun negara-negara muslim di Afrika, dan Timur Tengah.

Apalagi, kata dia, Pemerintah Indonesia mendorong pelaku bisnis untuk meningkatkan ekspor guna mengatasi defisit neraca perdagangan.

"Kami percaya populasi muslim tidak hanya di Indonesia, di dunia banyak. Kami berharap produk yang dikembangkan di Indonesia itu bisa diterima pada populasi muslim di negara lain," ujar Oyama.

Ditambahkan Senior GM Penjualan Nasional SEID Andry Adi Utomo, selain mengikuti permintaan pemerintah untuk meningkatkan ekspor, pihaknya juga melihat ekspor sebagai jalan keluar untuk mempertahan atau bahkan meningkatkan kinerja perusahaan.

"Saat ini empat kategori produk utama Sharp yaitu lemari es, AC, mesin cuci, dan televisi telah menjadi nomor satu dalam penguasaan pasar. Untuk meningkatkan pasar lebih besar lagi, nampaknya tidak mungkin karena pemainnya banyak. Karena itu kami melihat peluang ekspor dinaikkan," katanya.

Ia menjelaskan pada 2018 produk lemari es Sharp menguasai 27,8 persen pasar, AC 27,6 persen mesin cuci 25,7 persen, dan televisi 22,8 persen

"Karena itulah Pak Oyama minta kami perbesar ekspor dari 5-10 persen selama ini, jadi double, 20 persen," ujar Andry.

Untuk itu, ia bersama tim dari divisi ekspor akan melakukan kunjungan dan kajian ke negara-negara yang diincar sebagai pasar produk Sharp Indonesia. "Kalau perlu, bila ada produk local fit dari negara itu, kami buat di Indonesia," katanya.

Seiring dengan target ambisius itu, Andry mengatakan Sharp Indonesia menargetkan pula nilai penjualan tahun ini naik 10 persen dari sekitar Rp9 triliun pada tahun fiskal 2018 menjadi sekitar Rp10 triliun pada tahun fiskal 2019 dan Rp11 triliun pada tahun fiskal 2020 (Maret 2021).

"Indonesia merupakan basis produksi dan pasar yang penting bagi Sharp, serta memberi kontribusi bisnis Sharp terbesar di Asean," kata Head of President''s Office CEO Asean Business Sharp Corp, Yoshihiro Hashimoto.

Baca juga: Timur Tengah pasar nontradisional potensial bagi Indonesia

Baca juga: Bidik milenial, Sharp Indonesia pasarkan perangkat musik "ear free bluetooth"