Kemenperin: Industri kosmetik capai bakal tumbuh 9 persen
10 April 2019 10:37 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih didampingi Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Teddy Caster Sianturi meninjau stand peserta seusai Pembukaan Pameran Industri Kosmetik dan Jamu di Plasa Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa. (ANTARA News) (1)
Bogor (ANTARA) - Kementerian Perindustrian optimistis industri komestik dalam negeri mampu tumbuh hingga sembilan persen tahun ini, karena pasar yang potensial dan produk berdaya saing.
“Kami menargetkan pada tahun ini industri kosmetik dapat tumbuh hingga sembilan persen,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono lewat keterangannya yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Sigit optimistis pertumbuhan itu didorong oleh permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Hal ini seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama.
Kemenperin mencatat pada tahun 2017 industri kosmetik di Tanah Air mencapai lebih dari 760 perusahaan.
Dari total tersebut sebanyak 95 persen industri kosmetika nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa sudah mengekspor produknya ke negara-negara di Asean, Afrika, Timur Tengah dan tujuan lainnya,” ujar Sigit.
Pada tahun 2017, tercatat nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai 516,99 juta dolar AS naik 16 persen dibanding tahun 2016 yang sebesar 470,30 juta dolar AS.
Sigit menuturkan Kemenperin sedang fokus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri kosmetik melalui berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektor tersebut. Misalnya, dengan bertransformasi menerapkan teknologi digital untuk menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri seiring era Industri 4.0 saat ini.
“Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen, tentu akan memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan daya saing industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup,” paparnya.
“Kami menargetkan pada tahun ini industri kosmetik dapat tumbuh hingga sembilan persen,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono lewat keterangannya yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Sigit optimistis pertumbuhan itu didorong oleh permintaan pasar dalam negeri dan ekspor yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Hal ini seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama.
Kemenperin mencatat pada tahun 2017 industri kosmetik di Tanah Air mencapai lebih dari 760 perusahaan.
Dari total tersebut sebanyak 95 persen industri kosmetika nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa sudah mengekspor produknya ke negara-negara di Asean, Afrika, Timur Tengah dan tujuan lainnya,” ujar Sigit.
Pada tahun 2017, tercatat nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai 516,99 juta dolar AS naik 16 persen dibanding tahun 2016 yang sebesar 470,30 juta dolar AS.
Sigit menuturkan Kemenperin sedang fokus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri kosmetik melalui berbagai program dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektor tersebut. Misalnya, dengan bertransformasi menerapkan teknologi digital untuk menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri seiring era Industri 4.0 saat ini.
“Pemanfaatan teknologi dan kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi ke tingkat konsumen, tentu akan memberikan peluang baru guna dapat meningkatkan daya saing industri dengan adanya perubahan selera konsumen dan perubahan gaya hidup,” paparnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: