11 WNI pelanggar batas wilayah perairan Thailand dibebaskan
9 April 2019 14:43 WIB
(Arsip Foto) - Sejumlah petugas dari Basarnas dan Polisi air memeriksa bangkai kapal Mulya Sejati di perairan Laut Sluke, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (24/11/2016). Bangkai kapal motor yang bertabrakan dengan kapal Thailand MV Thaison IV di perairan laut Jenu, Tuban pada Sabtu dini hari (19/11/2016) tersebut ditemukan nelayan di perairan Sluke, Rembang pada Rabu 23/11 dalam keadaan terbalik. (ANTARA /Yusuf Nugroho/Ag/16)
Jakarta (ANTARA) - Sebelas warga negara Indonesia (WNI) asal Aceh yang ditahan aparat keamanan Thailand karena melanggar batas wilayah, telah dibebaskan Konsulat RI Songkhla.
Belasan WNI tersebut sebelumnya ditahan beserta kapal yang mereka gunakan yaitu KM Harapan Baroe 01 (KMB01), demikian keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Selasa.
Pelepasan secara resmi dilakukan langsung oleh Komandan Royal Thai NAVY (RTN) Phang Ngah, Thailand, Laksamana Muda Nataphon Malarat, setelah KMHB 01 menjalani perbaikan mesin, pengisian bahan bakar dan pengisian logistik untuk tiga hari pelayaran kembali ke Aceh.
KMHB 01 ditahan oleh aparat kemanan laut Thailand pada 5 April 2019, sekitar 30 mil memasuki perairan Thailand.
Selain karena memasuki perairan Thailand tanpa izin, penangkapan juga dilakukan karena perairan tersebut telah dinyatakan steril sementara waktu untuk latihan militer oleh Angkatan Bersenjata Thailand.
Sejak mendapatkan informasi mengenai penangkapan tersebut, Konsulat RI Songkhla memberikan upaya perlindungan secara maksimal.
"Kita mencoba meyakinkan otoritas Thailand bahwa mereka tidak sengaja memasuki perairan Thailand, tetapi terdampar akibat kerusakan mesin dan minimnya peralatan navigasi," kata Konsul RI Songkhla Fachri Sulaeman.
Fachri, sesuai perintah Menlu RI, menemui Komandan RTN Phang Ngah dan kemudian difasilitasi untuk melihat kondisi kapal beserta 11 awaknya.
Saat pembebasan dilakukan, kondisi 11 WNI dalam keadaan sehat dengan bantuan logistik dari KRI Songkhla. Diperkirakan kapal KMHB 01 beserta awaknya akan tiba kembali di perairan Aceh pada 11 April 2019.
Baca juga: 20 WNI di Thailand Pulang ke Tempat Masing-masing
Baca juga: Pemulangan WNI korban bom Bangkok tunggu keluarga
Baca juga: WNI korban kecelakaan bus di Malaysia ditangani KBRI Kuala Lumpur
Belasan WNI tersebut sebelumnya ditahan beserta kapal yang mereka gunakan yaitu KM Harapan Baroe 01 (KMB01), demikian keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Selasa.
Pelepasan secara resmi dilakukan langsung oleh Komandan Royal Thai NAVY (RTN) Phang Ngah, Thailand, Laksamana Muda Nataphon Malarat, setelah KMHB 01 menjalani perbaikan mesin, pengisian bahan bakar dan pengisian logistik untuk tiga hari pelayaran kembali ke Aceh.
KMHB 01 ditahan oleh aparat kemanan laut Thailand pada 5 April 2019, sekitar 30 mil memasuki perairan Thailand.
Selain karena memasuki perairan Thailand tanpa izin, penangkapan juga dilakukan karena perairan tersebut telah dinyatakan steril sementara waktu untuk latihan militer oleh Angkatan Bersenjata Thailand.
Sejak mendapatkan informasi mengenai penangkapan tersebut, Konsulat RI Songkhla memberikan upaya perlindungan secara maksimal.
"Kita mencoba meyakinkan otoritas Thailand bahwa mereka tidak sengaja memasuki perairan Thailand, tetapi terdampar akibat kerusakan mesin dan minimnya peralatan navigasi," kata Konsul RI Songkhla Fachri Sulaeman.
Fachri, sesuai perintah Menlu RI, menemui Komandan RTN Phang Ngah dan kemudian difasilitasi untuk melihat kondisi kapal beserta 11 awaknya.
Saat pembebasan dilakukan, kondisi 11 WNI dalam keadaan sehat dengan bantuan logistik dari KRI Songkhla. Diperkirakan kapal KMHB 01 beserta awaknya akan tiba kembali di perairan Aceh pada 11 April 2019.
Baca juga: 20 WNI di Thailand Pulang ke Tempat Masing-masing
Baca juga: Pemulangan WNI korban bom Bangkok tunggu keluarga
Baca juga: WNI korban kecelakaan bus di Malaysia ditangani KBRI Kuala Lumpur
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: