Baru 10,57 persen CPPBT naik ke kelas ke PPBT
8 April 2019 22:58 WIB
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Jumain Appe (tengah) berfoto bersama sebelum berbicara kepada awak media dalam acara pembukaan CPPBT Boot Camp 2019, Jakarta, Senin (08/04/2019). (ANTARA News/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Jumain Appe mengatakan sejak 2016 sampai saat ini, dari 558 Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), hanya 59 yang mampu naik kelas menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
"Dari 558 CPPBT hanya 59 CPPBT yang bisa meningkat menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi," kata Jumain dalam pembukaan acara CPPBT Boot Camp 2019, Jakarta, Senin.
Dia menuturkan harus ada peningkatan jumlah calon perusahaan pemula atau startup yang berhasil menjadi startup.
Dia mengatakan mesti dilakukan perubahan atau proses yang lebih mengarahkan hasil penelitian di perguruan tinggi menjadi produk yang memiliki nilai bisnis.
Untuk itu, kata dia, ada dua hal yang penting dilakukan, yaitu pertama, mendorong perubahan pola pikir atau paradigma peneliti di perguruan tinggi, baik mahasiswa dan dosen bahwa melaksanakan penelitian haruslah berbasis pada kebutuhan dan menjawab permasalahan di tengah masyarakat.
Kedua, para peneliti perlu memiliki jiwa wirausaha agar menghasilkan teknologi dan inovasi yang bisa dikomersialisasikan.
Dengan kondisi masih rendahnya CPPBT yang mampu menjadi PPBT, maka Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemenristekdikti Retno Sumekar mengatakan pihaknya mengatakan CPPBT Boot Camp 2019 yang pertama ini untuk mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan pengetahuan CPPBT agar ke depannya dapat menjadi PPBT yang unggul.
CPPBT Boot Camp diikuti oleh 132 peserta dari 70 perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia.
Dia berharap agar 50 persen dari penerima program CPPBT Boot Camp bisa naik kelas menjadi PPBT pada 2020.
"Pelatihan ini diberikan supaya para inventor yang hadir di sini bisa mengubah pola pikir tidaknya hanya melihat hasil riset tapi hilirnya apakah bisa dihilirkan atau dikomersialisasikan, dan bgimana menumbuhkan jiwa "enterpreneurship" (kewirausahaan)," tuturnya.
Dia mengatakan tentu saja PPBT yang diinginkan adalah mereka yang menghasilkan teknologi dan inovasi dengan mengembangkan potensi berbasis keunggulan daerah dan menyelesaikan permasalahan daerah dan nasional. (*)
"Dari 558 CPPBT hanya 59 CPPBT yang bisa meningkat menjadi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi," kata Jumain dalam pembukaan acara CPPBT Boot Camp 2019, Jakarta, Senin.
Dia menuturkan harus ada peningkatan jumlah calon perusahaan pemula atau startup yang berhasil menjadi startup.
Dia mengatakan mesti dilakukan perubahan atau proses yang lebih mengarahkan hasil penelitian di perguruan tinggi menjadi produk yang memiliki nilai bisnis.
Untuk itu, kata dia, ada dua hal yang penting dilakukan, yaitu pertama, mendorong perubahan pola pikir atau paradigma peneliti di perguruan tinggi, baik mahasiswa dan dosen bahwa melaksanakan penelitian haruslah berbasis pada kebutuhan dan menjawab permasalahan di tengah masyarakat.
Kedua, para peneliti perlu memiliki jiwa wirausaha agar menghasilkan teknologi dan inovasi yang bisa dikomersialisasikan.
Dengan kondisi masih rendahnya CPPBT yang mampu menjadi PPBT, maka Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemenristekdikti Retno Sumekar mengatakan pihaknya mengatakan CPPBT Boot Camp 2019 yang pertama ini untuk mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan pengetahuan CPPBT agar ke depannya dapat menjadi PPBT yang unggul.
CPPBT Boot Camp diikuti oleh 132 peserta dari 70 perguruan tinggi yang tersebar di Indonesia.
Dia berharap agar 50 persen dari penerima program CPPBT Boot Camp bisa naik kelas menjadi PPBT pada 2020.
"Pelatihan ini diberikan supaya para inventor yang hadir di sini bisa mengubah pola pikir tidaknya hanya melihat hasil riset tapi hilirnya apakah bisa dihilirkan atau dikomersialisasikan, dan bgimana menumbuhkan jiwa "enterpreneurship" (kewirausahaan)," tuturnya.
Dia mengatakan tentu saja PPBT yang diinginkan adalah mereka yang menghasilkan teknologi dan inovasi dengan mengembangkan potensi berbasis keunggulan daerah dan menyelesaikan permasalahan daerah dan nasional. (*)
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: