Jakarta (ANTARA) - Pakar perusahaan rintisan Kurnadi Gularso mengatakan perusahaan rintisan harus menggunakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis karena kondisi tidak jelas, bergejolak, rumit dan tidak menentu atau yang dikenal dengan volatile, uncertain, uncertain, dan ambiguos (VUCA).

"Dengan kondisi VUCA seperti saat ini, perusahaan rintisan harus berhenti memakai strategi 'sustainable competitive advantage' atau keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan beralih ke strategi rangkaian 'transient advantages' atau keunggulan yang bersifat sementara. Tujuannya agar bisnisnya dapat bertahan hidup dan bahkan secara berkelanjutan tumbuh dengan signifikan," ujar Kurnadi usai sidang promosi doktor dirinya di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan penelitian menyarankan bahwa perusahaan rintisan perlu menerapkan "disruptive business model innovation" (DBMI) atau inovasi model bisinis yang bersifat disruptif untuk mencapai "transient advantages".

Untuk menerapkan DBMI, maka perusahaan memiliki pemimpin yang bisa berpikir kritis, fokus pada pelanggan, dan organisasi harus memiliki dan selalu meningkatkan kapabilitas serta merekonfigurasi ulang secara terus-menerus sumber dayanya.

"Kapabilitas merekonfigurasi ulang sumber daya secara berkelanjutan tersebut menjadi prasyarat tidak hanya dalam kesuksesan menerapkan transformasi inovasi namun juga dalam rangka meningkatkan bisnis sehingga bisnis mencapai transient advantage dengan efektif dan efisien."

Sedangkan untuk meningkatkan pencapaian "transient advantage", perusahaan rintisan perlu menerapkan ikatan komunitas, dengan komunitas-komunitas terkait dengan tujuan perusahaan itu.

Dalam kesempatan itu, ia juga memberi saran agar pemerintah membangun ekosistem yang mendukung tumbuh berkembangnya perusahaan rintisan, proaktif dan responsif dalam menyediakan regulasi yang mendukung, program yang mendorong pertumbuhan seperti insentif pajak, subsidi dan bantuan, menjembatani dengan investor, program pengembangan sumber daya manusia digital yang siap pakai baik vokasi maupun tingkat kecerdasan teknologi, dan juga program pembangunan dan peningkatan literasi digital masyarakat.

Sidang promosi doktor itu mengujikan disertasi yang berjudul "Peran Inovasi Model Bisnis yang Disruptif dalam Mencapai Keunggulan Transien dengan Moderasi Ikatan Komunitas, Studi pada Usaha Rintisan Digital di Indonesia", dihadapan tiga penguji dan tiga co promotor.